Bersamaan dengan rimbun daun yang bergerak. Kertas putih berbentuk pesawat terbang terlena diterbangkan angin. Tubuhnya bergerak naik dan turun. Melintasi jejeran pepohonan tua. Daun-daun senja mengiringi jejaknya. Cakrawala menaungi tubuhnya. Ia terus bergerak, menembus sangkar cahaya.
Deru angin terhenti. Petualangannya menembus angkasa terhenti. Tubuhnya ditarik paksa gravitasi bumi. Perlahan namun pasti. Tubuhnya berpijak di bumi.
Sepasang sepatu usang berdiri tegap di hadapannya. Bersimpuh memungut tubuhnya. Dengan cepat, lipatan itu kembali menjadi benda tipis datar.
Ada pesan di dalamnya.
Aku juga.
Sepasang kaki yang awalnya terdiam. Kini melangkah dengan cepat. Mata yang sedari tadi redup, kini begitu segar, nyata, dan bersemangat.
Sebelah tangannya menggenggam kuat kertas itu. Satu tangan yang lain bertolak menggapai sang pemilik. Sedikit lagi, namun, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Jika kau memilihnya, kau akan bahagia. Saat kau bersamanya, kau melukaiku."
Dan lagi, pergolakan dalam dirinya menguasai perasaannya. Dadanya berdebar menentukan langkah. Sekali lagi ia berpikir. Langkahnya mantap menentukan pilihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
RomanceDia seibarat langit senja. Selalu membuatku kagum, selalu menarik pandanganku menuju dirinya. Senyumnya indah merekah. Bagai kuncup bunga yang tengah mekar. Dia seibarat langit senja. Bukan aku saja yang mengaguminya. Aku hanya sebagian dari merek...