•~ Part 7.b ~•

5.2K 138 29
                                    

Farel tersenyum mengingat kejadian semalam. Beby ketahuan mengompol oleh seorang suster yang memeriksanya. Awalnya istrinya itu berkelit, namun ia terpaksa menurut saat ditawarkan untuk berganti baju. Dan sebenarnya suster tersebut meminta Farel untuk mengganti baju Beby, namun gadis itu memberontak sehingga akhirnya sang suster yang membantunya berganti pakaian.

"Gak usah pegang-pegang!" ketus Beby saat Farel membantunya masuk ke mobil.

Hari ini Beby sudah diizinkan untuk pulang. Semenjak pagi gadis itu sudah sibuk menyuruh Farel meminta surat dan resep dari dokter. Tepat pukul 11 siang, akhirnya Beby bisa tersenyum lega karena terbebas dari bau rumah sakit.

"Farel."

Farel tidak jadi membuka pintu supir. Ia terkesiap dan terpaku saat mendengar suara tersebut. Nina.

"Dia siapa?" tanya Nina yang ternyata sudah berdiri di belakangnya.

Farel membalikkan tubuh. "Maaf Nin. Ini bukan urusan kamu lagi." jawabnya pelan.

"Rel. Dia siapa? Kenapa kamu berubah hah? Apa dia yang bikin kamu berubah? Iya?" Rentetan pertanyaan Nina membuat Farel meneguk ludahnya sendiri.

"Sekarang aku ngerti. Kamu ninggalin aku karena cewek lain. Cewek yang pastinya lebih cantik dan lebih kaya dari aku. Kamu bosan dengan aku yang miskin dan menyusahkan. Berbulan-bulan aku nunggu kamu, berharap bisa ketemu atau sekadar mendapat pesan dari kamu, tapi nyatanya apa? Kamu sibuk dengan cewek lain--"

"Nin. Aku gak bermaksud gitu. Please, kita bicarakan lain waktu, aku sibuk."

"Kamu sibuk dengan cewek itu? Iya? Apa yang udah dia kasih ke kamu sampai-sampai kamu lebih memilih dia dari aku? Harta? Atau justru tubuhnya? Iya?" serang Nina bertubi-tubi.

Beby menghela nafas panjang. Sejak tadi ia mendengarkan pembicaraan antara Farel dan Nina dari dalam mobil dengan seksama. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Beby keluar dari mobil. Ia menatap Nina yang juga menatap tajam ke arahnya.

"Dia siapa sih sayang?" tanya Beby yang berpura-pura tak tahu kepada Farel.

"Eng," Farel benar-benar mati kutu di dekat kedua gadis tersebut.

"Kamu siapanya Farel?" tanya Nina tajam.

"Gue?  Gue istrinya!" jawab Beby santai.

Nina terhenyak kaget.

Kalau Mbak? Mbak siapanya suami gue?" tanya Beby yang berpura-pura tidak tahu.

"Is ... istri? Kamu istri Farel?"

Nina terlihat benar-benar shock.

"Iya gue istri Farel. Mbaknya siapa? Temennya suami gue ya?"

"Aku ... aku," Nina tak sanggup melanjutkan ucapannya. Butir demi butir air mata turun begitu saja. Inikah jawaban dari pertanyaan yang sudah empat bulan dinantinya?

"Nina. Ini Beby, dia istri aku. Aku benar-benar minta maaf. Tapi kami harus pergi," kata Farel kepada Nina. Terlihat raut penuh penyesalan di wajahnya.

"Wait. Aku belum tahu Mbak ini siapa! Kenapa dia nangis?" sahut Beby sambil melepaskan tangan Farel yang sudah menggenggamnya.

Aduh Beby. Kok malah makin ngomporin sih! Batin Farel.

"Aku adalah pacar dari suami kamu! Dan bisa aku pastikan kalian akan menyesal karena sudah menghianatiku!" teriak Nina. Bagai orang gila ia meloncat ke arah Farel dan memukuli dada cowok itu.

"Kamu jahat Rel. Jahat! Aku benci kamu!" raung Nina.

"Eh eh Mbak. Kok lo megang-megang suami gue sih? Lepasin. Bukan muhrim tau!" seru Beby.

Dont Touch Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang