^2

5 1 0
                                    

"Misi, aku duduk sini mulai sekarang ya Nacha, hehe biar bisa tptp sama anak baru" , ucap Aden

"iya"

"oke makasih Nacha, baik deh. Pokoknya aku bakalan jadi teman sebangku yang paling baik"

"iya Aden iya"

Guru masuk kelas

"Assalamualaikum anak anak.."

"Waalaikumsalam ibu" jawab kami serempak

" Hari ini kita kedatangan teman baru dari Kayu Agung . Adit sini masuk...."

Anak baru itu pun masuk lalu memperkenalkan dirinya .

" Yaudah Adit , kamu duduk disamping Tegar ya. Soalnya cuman itu tempat yang kosong"

Dia pun berjalan menuju tempat duduknya . Disisi lain, ada Aden yang memasang wajah cemberut.

" Itu , Den. Tptp gih... Katanya tadi mau tebar pesona hahahahhah" ucapku

" Kalo gini anaknya, mana mau aku duduk disini. Tapi yaudahlah , ada kalian juga , huffttt. Aku kira anaknya bakalan tampan . Tapi yaudahlah ya"

Aku, Sheren, dan Nacha hanya bisa tertawa dan geleng geleng kepala dengan sikap Aden.

" Yaudah , ibu keluar dulu ya.  Kalian jangan ribut . Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Disisi lain kelas....

" eh anjirr nyontek woy.. Ah kalian ga ngasih tau sih kalo ada pr yang beginian." Ucap Rama
"Heleh.. lu dikasih tau ada pr juga pasti masih buat disekolah." Ucap Aden

Rama hanya nyengir nyengir aja kalau udah dibilang begitu . Ya karena kerjaannya emang gitu hahaha.

Jam pelajaran

" Asek guru rapat guys... akhirnya jamkos juga ." Teriak salah satu siswa

Jamkos? Murid  mana yang ga suka kalo ada jamkos? Apalagi dimata pelajaran yang gurunya paling ngebosenin . Yap, Ibu khotamah tercinta yang kalo ngajar bikin mata murid serasa ingin berimajinasi dialam mimpi.

Jamkos? Ngapain? Yang cowok rombongan Satria sibuk bergulat didepan kelas . Yang cewek? Sibuk ngerumpiin tetangga sebelah.

Tapi Dia , sibuk belajar dibangku kesayangannya . Pemandangan yang tak mungkin kulewatkan , setelah satu tahun terpisah oleh kelas , aku kembali bisa melihatnya yang selalu berkutat dengan buku bukunya itu. Entah apa istimewanya semua buku buku yang ia baca itu , namun saat itulah kadar kemanisannya bertambah.

Ah Fadhli, sayangnya aku menyukaimu dalam keheningan . Aku tak berani untuk memilikimu . Cukup dengan kau bisa tersenyum padaku , itu sudah lebih dari cukup.

Duduk disini sambil menikmati wajahnya , adalah jamkos terindah yang pernah aku nikmati . Mungkin jika kau jadi aku, kau juga akan merasakan itu. Tak perlu ikut rombongan mereka yang ngerumpi membuat dosa atau ikut bergulat yang membuat tersiksa . Cukup duduk dikursi , lihat kearah kanan dan wajah seriusnya yang sedang mengerjakan soal sudah sangat membuat hatiku tergelitik.

"Kenapa?" Tanya Fadhli

" Eh gapapa kok" jawabku cepat . Anjir tercyduk pula. Ah memalukan sekali . Bagaimana tidak, tertangkap basah olehnya ketika aku sedang terang terangan memandang wajahnya itu . Ah fadhli , ku harap kau tak melupakan ituuuuu.

Satria Pov

Aku tahu dia menyukai orang pintar itu. Aku dapat mengetahui dari gerak geriknya. Akupun sudah mempunyai kekasih, namun entah mengapa pesonanya ingin selalu kunikmati.
Kau bisa bilang bahwa aku serakah , kau bisa bilang bahwa aku tak setia . Namun entahlah hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Aja, pesonamu memikatku.

Aku mencintaimu dalam diam . Menyanyangi dalam keheningan . Sayangnya aku tak punya keberanian. Untuk mengungkapkan semua yang kupendam. - untuk si orang pintar yang sedang membaca bukunya itu -

Salam author yang mencintai kalian hehe

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang