6.six

10.1K 202 28
                                    

Waktu menunjukan pukul 04.00 sore .
Kini mata dion sudah terbuka,dia hanya menatap langit langit rumahnya dan dengan tangan satunya memeluk tubuh mungil juno.

Kini dion merasakan bahwa junonya telah bangun, tatapannya menuju kearah dimana juno tertidur tadi

"Daddy uno lapar" rengekan pertama juno saat bangun tidur keluar

"Apakah kau selalu lapar?" tanya dion

"Daddy karena uno lapar" juno masih merengek.

Dion terkekeh lalu beranjak dari tidurnya mengambil ponselnya dan menelepon seseorang di sebrang sana.

"Daddy" kali ini juno sudah duduk dan menatap dion.
Dion tersenyum "sabar sayang,sebentar lagi makanan akan datang"
Selang beberapa menit seseorang mengetuk pintu kamar dion.

Saat sang empu menyuruhnya masuk seorang maid masuk dengan membawa nampan yang berisikan makanan dan minuman serya beberapa cemilan untuk juno. Saat dion menerima nampannya juno berteriak "daddy daddy cepat suapi uno" katanya tak sabaran dion tertawa.

"Apakah kau selalu seperti ini jika di club?" tanya dion saat duduk didepan juno dan menyuapi bocah itu.

"Tidak" juno menggelengkan kepalanya
"Karena rey selalu memberi uno roti, itupun uno harus membuang sedikit sedikit yang sudah tumbuh jamur" tambah juno disela makannya.

"Kapan terakhir kau makan enak?" tanya dion lagi

"Em uno terakhir makan enak hanya dengan pizza sisa rey" senyum juno tak pernah hilang saat dia berbicara dengan dion

Kini dion membalas senyum juno dengan senyum ibanya. Dikecupnya dahi juno lalu berkata sepelan mungkin bahwa dia meminta maaf telah datang terlambat di kehidupan juno.
Juno hanya merengut sembari menarik tangan dion

"Daddy, beri uno makan sekarang" rengeknya

"Oh maaf" kata dion dan mulai menyuapi juno

Selesai makan juno meminum minumannya sampai habis.Lalu duduk dipangkuan dion yang sedang melamun menatap tv
Juno mencium pipi dion sehingga membuyarkan  lamunan dion

"Daddy melamun? Daddy melamunkan apa?" tanya juno sambil mendongak melihat dion

"Tidak" jawaban singkat dion berhasil membuat bibir dion mengerucut lucu

"Baiklah juno diam" katanya sedikit marah

Dion tiba tiba memeluk tubuh juno yang sedang duduk dipangkuannya.
Dia sedari tadi hanya membayangkan bagaimana keadaan juno waktu di club.
memakan makanan yang sudah tak layak dimakan,minum hanya air putih, itu pun masih diperlakukan layaknya binatang.
Apakah kaparat itu tidak punya otak?
Apa yang ada dipikirannya , bocah lucu seperti juno harusnya diperlakukan layaknya seorang anak kecil biasa.
Sekolah,bermain,belajar,mempunyai banyak teman.

"Daddy ayo mandi bersama" ajak juno tiba tiba.

"Baiklah baiklah kita mandi" Kata dion pasrah

Saat didalam bathup mereka berdua hanya diam , juno bermain air dan dion masih dengan lamunannya

"Daddy uno bosan kalau begini" bocah itu kembali mencebikan bibirnya lucu

Dion hanya terkekeh lalu memeluk tubuh mungil juno.
"Apa yang kau mau baby?" tanya dion seraya memainkan mainan karet juno

"Em, apakah daddy mau mengabulkan permintaan uno?" tanya juno girang

"Kau mau apa?" kini mereka turun dari bathup dengan dion menggendong tubuh juno.

"uno hanya mau satu" kata juno yang memainkan pipi dion
"uno hanya mau daddy selalu jagain uno itu saja" lalu juno mencium pipi dion.

"Baiklah kau tidak perlu meminta pun daddy akan selalu menjagamu" kata dion sembari menaruh pakaian didepan juno sambil tersenyum.
Juno pun menampilkan cengiran khasnya.

"Pakailah pakaianmu baby" suruh dion lalu dion berjalan menuju lemari pakaiannya untuk berpakaian.

Dion melemparkan pandangannya kearah juno yang sudah memakai bajunya.

"Bagaimana keadaan tubuhmu apakah masih sakit?" tanya dion sambil mendekati juno. Juno hanya menggeleng

"Tidak daddy badan uno sudah tidak terasa sakit,em pantat uno juga" senyum juno kembali terukir saat dia menatap dion.

Kini tangan dion mengelus kepala juno. Lalu duduk didepan juno
"Apakah kau masih lapar" kini tangan dion beralih ke pipi juno lalu mengelus pipi yang sedikit berisi tersebut.

"Tidak juga, uno masih kenyang" tak mau diam kedua tangan juno menangkup pipi dion.
"Daddy tampan" ungkap juno kagum.

Dion hanya terkekeh pelan "aku tau itu" jawabnya sombong

Saat malam tiba kini dion dan juno berada diruang tengah dengan juno berada dipangkuan dion. Dan menonton tv yang menayangkan acara film kartun yang dimana anak anak suka menontonnya.
Terutama juno, lihat dia tidak mengalihkan pandangannya.
Sesekali tertawa jika ada yang lucu, bahkan seseorang mendengus bosan karena dilupakan begitu saja hanya karena film kartun.
Pikiran untuk menggoda juno pun terbesit dipikiran dion. Lalu tangan dion meraih remot yang berada disampingnya dan mematikan layar tv yang sedang ditonton juno.
Saat tv mati juno berteriak kecewa.

Dion hanya bisa menahan ketawanya
"Daddy ya?" tanya juno sambil mencebikan bibirnya

"Tidak" dion tidak mau mengaku

"Daddyy... uno marah" dilipatnya tangan juno didepan  dadanya
"Baiklah daddy mengaku, kau terlalu asik dengan acara di tv baby. Kau melupakan daddy" kini dion yang balik marah ke juno

"Daddy cemburu dengan tv?" tanya juno sambil menatap dion

"Menurutmu?" kebiasaan dion selalu bertanya balik jika ditanya.

"Daddy nyalain tvnya lagi" rengek juno

"Tapi cium daddy dulu" kata dion sambil memajukan pipinya .
Lalu juno dengan cepat mencium pipi dion

"Sudah, sekarang tv" tangan juno pun menunjuk tv . lalu dion kembali menyalakan tvnya kembali.

"Kau tidak lapar baby?" tanya dion

"Tidak daddy, uno tidak lapar" jawab juno dengan mata menatap tv.

"Hm baiklah" kini dion menyenderkan kepalanya di kepala sofa tersebut.  Dan memejamkan matanya.

.
.
.
.

Sorry lama updet..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He's My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang