Mereka kembali.Kembali ke Seoul. Kembali ke apartemen mereka.
Tidak ada yang berubah, apartemen itu masih rapi dan bersih. Terima kasih pada Jimin yang tetap menjaga kebersihannya sebelum pergi ke Daegu.
Sebelum mereka pulang, malam itu, tepat di bawah sinar rembulan penuh yang sangat cantik, Yoongi mengatakan hal yang membuat hati Jimin sedikit hangat. Tidak peduli lelaki itu mengatakannya sepenuh hati atau tidak, karena hanya dengan mendengarnya saja membuat Jimin bisa tersenyum kembali.
Yoongi bilang, kalau ia akan mulai sedikit menganggap Jimin sebagai istrinya dan.. Yoongi bilang, ia mulai menyayangi Jimin sebagai eum, mungkin teman? Entahlah, Jimin tidak peduli, yang penting dengan Yoongi mau mengutarakan perasaannya saja Jimin sudah senang.
"Jimin, bisakah aku minta tolong?"
"Iya, sebentar Yoongi, aku ganti baju dulu."
Ah, akhirnya panggilan itu terucap dari bibir Jimin. Panggilan biasa tanpa ada benang pembatas diantara mereka. Kalau seperti ini, Yoongi jadi semakin bersemangat untuk belajar menghargai Jimin sebagai istri.
Jimin selesai berganti pakaian. Ia menghampiri Yoongi yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton acara televisi yang memperlihatkan betapa megahnya bangunan-bangunan menjulang di Dubai.
"Minta tolong apa?" Jimin membuyarkan tatapan fokus Yoongi.
"Oh. Eum tolong ajari aku, bagimana caranya memperlakukan seorang wanita?"
Jimin hampir tertawa mendengar permintaan Yoongi yang menurutnya sungguh lucu. Karena nampaknya, Yoongi benar-benar serius dengan ucapannya kemarin di Daegu.
"Jangan menertawaiku, Jimin. Aku sedang berusaha." Ucapnya kemudian.
Tawa renyah Jimin lepas. Dia tidak melakukan apa-apa, dia hanya senyum. Tapi nampaknya dari senyuman yang Jimin tampilkan, Yoongi mengerti isi di kepalanya.
"Baiklah.. baiklah. Sejujurnya aku juga tidak tahu bagaimana, tidak ada teori khusus. Mungkin kau bisa mencoba dari 'melindungi'. Karena sebagai wanita, jujur saja semuanya pasti butuh perlindungan."
"Begitu? Lalu, bagaimana caraku untuk melindungimu?"
"Dengan... tidak menyakitiku?"
Yoongi mengangguk mengerti. Memang sedikit agak tersindir dengan ucapan Jimin barusan, tapi sindiran itu mungkin ungkapan hati Jimin yang selama ini terpendam? Yoongi tidak tahu, yang selama ini Yoongi pedulikan hanya dirinya sendiri dan hubungannya dengan Hoseok. Jadi sekarang, Yoongi akan mencoba untuk lebih peduli dengan Jimin dan melindunginya.
"Yoongi." Panggil Jimin pelan, suaranya mengisyaratkan keraguan.
"Ya?"
"Apa.. apa orang tua Hoseok oppa merawat Se-Seungwoon dengan baik?" Suaranya sedikit bergetar ketika menyebut nama anak yang di berikan oleh orang tua Hoseok.
"Tidak tahu. Tapi aku bisa menjamin orang tuanya merawat anak itu dengan baik."
"Ya.. ku harap juga demikian."
"Kau mau bertemu dengannya? Dengan Seungwoon?"
Mata Jimin berkedip-kedip gelisah. Sejujurnya, ia ingin Seungwoon di kembalikan pada pelukannya, tapi nampaknya itu mustahil karena anak itu secara hukum adalah anak orang tua Hoseok. Tapi secara biologis, itu anak kandungnya kan?
"Ti- tidak. Bi- biarkan dia tinggal dan mendapatkan cinta yang layak dari keluarga Hoseok oppa." Ujarnya berdusta.
Tiba-tiba, Yoongi mengecup dan menyesap bibirnya agak lama. "Sekali lagi kau mengatakan hal dusta seperti itu padaku, aku akan menciummu."
![](https://img.wattpad.com/cover/124932513-288-k971239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (after story)
FanfictionHubungan Yoongi dan Jimin setelah malam pengakuan. Better you read this one first :") https://my.w.tt/7phEhplH7N