"A-apa Yoon?" Jimin menoleh kikuk. Rasanya ia seperti mendengar kalimat penuh imajinasi keluar dari bibir seorang Min Yoongi dalam keadaan sadar."Aku menginginkanmu, Jim. Bolehkah?" nada bicara Yoongi sedikit mendayu, seduktif dan sangat berat.
Jika Jimin gila, ia bisa saja menerima permintaan yang tidak pernah mungkin terluang kembali dalam keadaan sadar seperti ini. Tetapi ada sesuatu yang terasa berdenyut perih ketika mengingat permintaan Yoongi beberapa menit yang lalu. Dengan berat hati, Jimin menolak dengan halus permintaan Yoongi begitu saja. "Maaf Yoongi, a- aku tidak bisa." jawabnya tergagap.
Yoongi melepaskan pelukannya dan menatap Jimin dengan senyuman terbaiknya. senyuman yang lebih mirip seringaian menakutkan bagi Jimin. "Aku tidak akan memaksamu jika memang kau tidak menghendakinya. Aku akan menuntaskannya sendiri." ucapnya sebelum meninggalkan Jimin ke dalam kamar mandi, tak lupa ia mengecup kening Jimin sebagai permintaan maafnya.
"Yoongi, tunggu." Jimin menahan pergelangan tangannya. "Bukankah, kau gay, ke- kenapa maksudku ba- bagaimana bisa ka- kau terangsang hanya dengan melihatku?"
Lagi-lagi Yoongi hanya tersenyum, melepaskan pegangan tangan Jimin dengan lembut. "Entahlah, aku juga tidak mengerti." Jawabnya santai sambil masuk ke dalam kamarnya.
Jimin semakin bingung dengan Min Yoongi. Bukannya dia tidak senang dengan orientasi Yoongi yang mulai berubah, tapi perubahan ini terlalu cepat. Bahkan hanya dalam hitungan beberapa minggu Yoongi sudah berubah pesat. Tapi di sisi lain Jimin juga bahagia, Yoongi adalah tipikal orang yang cepat belajar.
Jimin hendak membereskan piring kotor bekas mereka makan siang, namun tak sengaja ia mendengar lenguhan panjang dari dalam kamar mandi menyebutkan namanya. Jimin jadi tersipu, biasanya dia akan mendengar nama Jung Hoseok sebagai objek fantasi tuannya itu, namun sekarang keadaan telah berubah. Jimin senang dengan perubahan tersebut.
.
Sabtu pagi, biasanya Yoongi akan bangun ketika matahari hampir terbenam, dan menghabiskan malamnya untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang begitu menyita waktunya. Sedangkan Jimin akan menonton tv seperti biasa hingga malam menjelang.
Ada satu hal yang Jimin tidak ketahui. Diam-diam, Yoongi telah memesan tiket perjalanan bulan madu mereka ke sebuah pulau yang tak memiliki nama. Pulau itu dekat dengan perbatasan Eropa dengan Asia, pulau kecil tak berpenghuni yang masih sangat liar seperti hutan.
Itu adalah tempat Yoongi melarikan diri dari masalah ketika penat dengan kehidupannya. Ada sebuah rumah sederhana dibangun dan di desain khusus sendiri olehnya, sesuai dengan suasana hati Min Yoongi ketika sedang melepaskan diri dari kepenatan.
Bahkan keluarganya dan Hoseok tidak tahu jika Yoongi memiliki pulau kecil pribadi di perbatasan Eropa.
Jadi, nanti ketika waktunya tepat, Yoongi akan mengatakan semuanya di hadapan Jimin. Membicarakan bagaimana nasib rumah tangga mereka dan bagaimana membicarakan masalah pernikahan Hoseok dengan wanita pilihan kakaknya.
Pintu kamar Yoongi terbuka dan menampilkan lelaki bersurai kelam itu rapi dengan setelan kemeja hitam serta blazer hitam dan juga celana bahan twill hitam yang melekat sempurna pada tubuhnya. Jimin sampai meneguk ludahnya sendiri ketika melihat menampilan Yoongi yang begitu santai namun tetap terlihat sangat tampan dan modis. Mata sipitnya enggan beralih pada sosok dihadapannya yang tengah membenarkan kerah kemeja yang dipakainya sedikit berantakan. Rambutnya juga ditata sedemikian rapi hingga keningnya terlihat juga sangat sexy.
"Kau mau pergi?" Tanya Jimin mencoba setenang mungkin.
"Iya. Aku akan menemui Hoseok sebentar. Kau mau menitip sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (after story)
FanfictionHubungan Yoongi dan Jimin setelah malam pengakuan. Better you read this one first :") https://my.w.tt/7phEhplH7N