Keesokan harinya, Daniel dan Seongwoo bangun lebih siang dari biasanya. Ibu maupun ayah mereka masing-masing tak ada yang membangunkan. Bahkan untuk sarapan.
Daniel yang pertama kali bangun. Dia langsung beranjak turun dari ranjang untuk mandi di kamar mandi yang memang tersedia di kamarnya, mengganti bajunya lalu keluar untuk mengisi perutnya yang kosong. Di lantai bawah dia melihat ayahnya yang terlihat sedang asyik berbicang-bincang dengan Tuan Lee di sofa ruang tengah.
"Selamat pagi." Sapanya kepada dua orang itu terlebih dahulu. Ayahnya hanya mengangguk dan tersenyum pada Daniel. Sedangkan Tuan Lee mengernyitkan dahinya, "Apa Seongwoo baru bangun juga?" Tanyanya yang kemudian hanya dijawab anggukan oleh Daniel. "Tidak biasanya Seongwoo bangun sesiang ini." Lanjut Tuan Lee.
"Benarkah?" Tanya Ayah Daniel. "Mungkin dia terlalu kelelahan akibat perjalanan panjang yang dilaluinya dari Jepang ke Seoul hahaha." Sambung Tuan Kang berpendapat, sambil tertawa-tawa bersama Tuan Lee.
Daniel yang masih berdiri di sana hanya berdeham pelan mendengar para orangtua itu, dia kemudian pamit untuk ke meja makan. Selain karena rasa lapar, dia juga merasa canggung entah karena apa.
Daniel memakan sarapannya–jika itu masih dapat dikatakan sarapan– dengan khidmat. Dia terlihat menikmati menu sarapan kali ini. Dia selalu menikmati setiap masakan yang dibuat ibunya, karena Daniel bisa merasakan ada percikan kasih sayang di dalamnya. Meskipun keluarga Kang kaya raya, tapi tidak banyak pelayan yang mereka pekerjakan, karena Nyonya Kang ingin keluarganya tidak terlalu manja sampai semua pekerjaan kecil harus dikerjakan oleh pelayan. Termasuk memasak.
Sehabis makan, Daniel mencuci alat makan yang digunakannya lalu pergi ke garasi rumah untuk mengajak Rooney bermain bersama. Sambil menggendong kucing itu, dia kembali ke ruang makan, mengambil mangkuk makan kucingnya dan mengisinya dengan susu khusus untuk kucing.
"Ayo sini makan dulu, kau pasti lapar kan?" Daniel menoleh saat mendengar suara Ibunya dan di belakangnya diikuti oleh Seongwoo yang sudah bangun dan terlihat sudah rapi mengenakan pakaian santai. Daniel refleks mengangkat kucingnya yang sedang meminum susu untuk ditunjukkan pada Seongwoo.
"Hyung! dia Rooney yang aku bilang." Daniel lalu bangkit dan duduk kembali di meja makan sambil membawa Rooney bersamanya. "Oh, halo Rooney" Sapa Seongwoo tertawa gemas kepada Rooney yang hanya membalas dengan menggoyangkan ekornya.
"Daniel, kemarikan Rooney. Seongwoo harus makan, tidak baik ada rambut kucing di makanan. Nanti saja kalian main dengan Rooney. Seongwoo makan yang banyak, ya." Setelah berterima kasih, Ibu Daniel pergi dari sana dengan membawa Rooney beserta susunya.
"Daniel, kau sudah makan?" Daniel balas mengangguk, "Sudah."
Mendengarnya, Seongwoo langsung menggaruk kepalanya karena merasa tidak enak pada Daniel, "Ah, aku terlambat bangun..." Ucapnya malu-malu.
Daniel tertawa kecil kemudian berkata, "Tidak apa-apa. Ehm, aku ingin bertanya."
"Ada apa?" Balas Seongwoo sambil mulai memakan makanannya. Berbincang bersama Daniel sambil makan bukan ide yang buruk. Awalnya dia berpikir mereka berdua akan sangat canggung nantinya, tapi ternyata tidak. Daniel orang yang supel –terlihat jelas ia dapatkan gen itu dari ayahnya. Itu membuat Seongwoo jadi tenang memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One [OngNiel]
FanficApa yang bisa kalian harapkan dari sebuah perjodohan? Sebuah ikatan berupa janji untuk selalu bersama dalam suka dan duka atas dua orang yang tidak saling mengenalㅡhey jangankan saling kenal, bertemu saja tidak pernah. Sebuah perjodohan hanya demi h...