16

1K 104 16
                                    

.

Hari makin berlalu, Okta pun sudah mulai akrab dengan teman sekelasnya, begitu juga Shani, Gracia dan teman-teman nya. Bahkan Okta semakin akrab dengan Gracia karena Okta pernah mendapat kelompok yang sama dengan Gracia dan juga teman-teman nya.

Anin, Sisca, Shani, Gracia, dan Okta sesekali bekerja kelompok di rumah Gracia, tapi mereka lebih sering mengerjakannya di rumah Okta. Sehingga Shani dan Gracia sering sekali bertemu dengan Vino.

Okta menyadari, semakin sering dia bersama dengan Gracia, semakin dalam juga perasaan yang dia rasakan. Ya, Okta menyukai Gracia walau Okta tau bahwa Gracia adalah pacar kakaknya sendiri.

"Gre.."

Gracia menoleh, "Iya, kenapa Okta?"

Okta berjalan menghampiri Gracia, mereka sedang berada di kelas, jam bel pulang sekolah baru saja berbunyi.

Teman-teman Gracia sudah lebih dulu keluar dari kelas, meninggalkan Gracia atas permintaannya sendiri, karena Gracia harus menyelesaikan catatan nya. Dan Okta pun menunggu Gracia dalam diam, duduk di bangku nya, tidak jauh di belakang Gracia.

"Ng..mau pulang bareng gak?" ucap Okta sedikit ragu

Gracia terlihat sedikit heran, "kak Vino gimana?"

"kak Vino...udah pulang duluan, tadi mama nyuruh dia buat ngambil berkas buat dianter ke kantor" ucap Okta jujur

Vino memang dihubungi oleh Shania untuk mengambil sebuah berkas di rumah, dan memintanya untuk membawakannya ke kantor Boby. Kenapa tidak Okta? Karena Okta menolaknya. Okta menolak permintaan Shania agar dia bisa menawarkan dirinya untuk mengantar pulang Gracia.

"Oh, gitu.."

Gracia menganggukkan kepalanya, "Boleh deh, soalnya hari ini papa juga gak bisa jemput" ucap Gracia

Okta tersenyum, "Eh, tapi naik vespa aja gak papa kan? Soalnya kalo sama kak Vino kan keseringan naik mobil" ucap Okta

Vespa. Motor kesukaan Okta, Vino sudah meminta untuk Okta membawa motor sport nya saja, tapi Okta tidak ingin, karena dia tidak suka. Okta pun meminta pada ayahnya untuk mengirimkan motor vespa nya yang berada di Jogja agar dikirim ke rumahnya di Jakarta ini.

Gracia tertawa kecil, "Yaa gak papa lah, emang kenapa kalo naik vespa? Lucu lagi.."

Okta makin melebarkan senyumnya mendengar ucapan Gracia, "Yaudah, ayo.."

Gracia dan Okta pun berjalan menuju ke depan sekolah, hanya saja Okta berbelok menuju parkiran, sedangkan Gracia lurus untuk pergi ke gerbang sekolah dan menunggu Okta disana.

Tak terlalu lama menunggu, Okta pun sudah tiba di depan Gracia.

"Lucu banget vespa nya.." ucap Gracia sambil tersenyum

Okta tersenyum, dia mengambil helm yang menggantung dibawah stang motornya lalu memberikannya pada Gracia.

"Vespa baru ya?" tanya Gracia sembari memakai helm nya

"Jenis vespa nya iya baru, tapi motor vespa nya yaaa udah lumayan lama lah. Udah semenjak di Jogja.." jawab Okta

Gracia pun hanya membulatkan mulutnya, ber-oh ria menanggapi ucapan Okta. Dia pun menaiki motor Okta, duduk di belakang Okta.

"Udah?" ucap Okta

Gracia mengangguk, "Udah.."

Okta pun menjalankan motor vespa nya, pergi mengantar Gracia pulang. Untuk pertama kalinya.







-







"Wah, ulang tahun Shani udah deket aja. Kasih apa ya.."

Vino memperhatikan kalender di kamar nya sambil mengusap-usap dagunya, berpikir hadiah apa yang pas diberikan untuk Shani.

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang