Secret?

7.3K 522 55
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Voment!

Apakah cinta butuh pembuktian?




Dia bilang tidak, cinta tak perlu diumbar. Cukup dirasakan dalam hati diantara dua insan yang saling menjalin kasih. Katanya, begitupun sudah cukup untuk saling mempercayai.

Apa begitu?

Karena aku ragu, semakin meragu di hari selanjutnya. Disaat yang lain mampu menunjukkan kemesraan ataupun perhatian hingga membuat orang lain iri, aku hanya bisa memandangnya dalam diam. Aku hanya berdiam diri saat dia bercengkerama bersama teman-temannya yang lain padahal aku merasa cemburu sekali. Aku tak bisa mengeluh, karena jawabannya hanyalah

Kami hanya berteman, jangan kekanakan.




Berteman ya? Hahaha

Dia memang berteman banyak, tidak sepertiku. Aku hanya berteman dengan Jimin dan beberapa teman di kelas. Hubungan kami tak pernah disentuh oleh publik, sama sekali tidak pernah.

Mungkin aku bisa mempercainya pada awal hubungan kami, namun semakin lama sikapnya semakin membuatku meragu. Aku kadang berpikir, apakah mungkin dia yang populer benar-benar mencintaiku yang hanya seorang dari kelas B? Namun pesan pesan pendek darinya yang setiap hari menjadi teman sebelum tidur membuatku jatuh cinta. Bagaimana hal-hal kecil seperti menyibakkan rambut saat berkencan di akhir pekan membuat hatiku berdetak kencang. Meskipun hanya di minggu ke empat di akhir bulan.

"Taehyung?"

"Irene?"

"Kau disini, bersama siapa?"

Taehyung gugup, kemudian melihatku dari samping. Mataku menatapnya penuh tanya.

"Ahh ini, Jeon Jungkook teman sekolahku. Dan Jungkook,  kenalkan ini Irene mantan kekasihku."

Hahaha

Teman sekolah ya? Kebohongan apa lagi ini Taehyung?

Kupikir semua sudah jelas, tidak mungkin jika seorang kekasih menyembunyikan sebuah hubungan dari mantannya jika bukan karena untuk menjaga hatinya kan?

"Senang dapat mengenalmu Irene, aku Jeon Jungkook teman sekolah Taehyung."

Aku sedikit menekankan kata teman, menjulurkan tangan untuk mengajak bersalaman tanpa mengalihkan pandangan dari Taehyung. Aku tahu, Taehyung menelan ludahnya pahit.

"Jungkook, maaf untuk tadi aku tidak bermaksud."

"Aku tidak apa-apa Taehyung."

"Kau tak marah?"

"Tidak, bukankah aku sudah biasa tak kau anggap sebagai kekasih? Aku tidak marah, aku hanya kecewa."

"Jungkook aku,..."

"Pulanglah Kim, aku lelah."

Aku menutup pintu, membiarkan wajah kekasihku membeku diluar. Aku sudah berusaha untuk mengendalikan emosi, namun melihatnya meminta maaf atas kesalahan yang disengaja aku tak sanggup. Lebih baik aku pergi kekamar kemudian menangis. Melihat punggungnya yang semakin mengecil membuat dadaku nyeri, kekasihku menjaga hati untuk orang lain.

Esoknya aku meyakinkan diri untuk bersikap seperti biasa, melihat Taehyung yang tertawa bersama teman-temannya di balik buku yang kubaca. Setiap melihatnya tertawa lepas membuat hatiku teriris, aku iri pada teman-temannya. Mereka bisa dengan mudah melihatnya tersenyum lepas, hal yang tak pernah ia perlihatkan padaku meski aku sudah berusaha keras membuatnya tertawa.

Hari semakin berlalu, Setiap harinya semakin membuatku meragu. Pesan-pesan pendek masih terus datang, namun rasanya tak lagi manis. Semua terasa hambar, seperti hubunganku yang semakin tak jelas. Besok anniversary yang kedua dan tak ada tanda Taehyung mengingatnya.

Taekook shortstoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang