Snow akhirnya setuju untuk mengikuti Young K setelah Ia selesai bercerita. Mereka segera menemui Wonpil yang sedang dibully – seperti biasanya – di kelas. Wonpil setuju untuk bernyanyi bersama Young K, dengan syarat bahwa Ia boleh membawa teman. Young K setuju dan Wonpil segera membawa mereka ke ruang musik untuk menemui temannya itu. Terlihat seorang pemuda yang sedang bermain piano di dalam ruangan, tapi mereka tidak bisa melihat wajahnya.
"Dia adalah ketua kelas sekaligus juara kelas. Dia juga bisa bermain gitar." Jelas Wonpil.
Ketika pemuda itu selesai, Wonpil segera menemuinya untuk berkenalan dengan kedua teman barunya itu. Pemuda itu terlihat tegas dan kaku. Snow mulai ragu jika Ia bisa bergabung dengan Young K yang lebih santai dan funky. Mata Snow melebar melebar saat pemuda itu tepat di hadapannya.
"Kau lagi?!" seru Snow.
"Oh, kau. Seragamnya aku tunggu besok di lapangan basket." Kata pemuda itu santai.
"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Young K dan Wonpil dengan bahasa yang berbeda.
"Tidak!" jawab Snow dan pemuda itu bersamaan dengan Bahasa yang berbeda pula.
Wonpil memegang pundak pemuda itu, hendak mengenalkannya pada Snow dan Young K. Pemuda itu terlihat tidak senang dengan kedatangan mereka. Ia juga menatap Wonpil dengan tatapan aneh.
"Apakah kau si juara dua yang selalu dibully itu?" tanyanya pada Wonpil.
Wonpil mengangguk malu lalu menunjuk pada Young K.
"Dan ada apa dengan anak nakal yang populer ini?" kata pemuda itu lagi.
"What's up!"sahut Young K santai.
"Aku ingin mengenalkanmu pada mereka." Kata Wonpil.
"Seungjin." Kata pemuda itu singkat.
"Young K."
"Snow." Seungjin langsung menatap Snow saat gadis itu menyebutkan namanya.
"Oh... Jadi ini, si siswi pindahan U.S, yang adalah pacarmu sekarang?" kata Seungjin santai pada Young K.
"Kami adalah saudara sepupu. Ada masalah?!" jawab Snow tegas.
"Oh, sekarang kau mengelak sebagai pacarnya? Kenapa? Apakah aku menggoyahkanmu?" tanya Seungjin mengejek. Young K terlihat bingung, sedangkan Snow terlihat kesal.
"Seungjin, kami mengajakmu untuk bernyanyi bersama." Kata Wonpil akhirnya.
"Bersama siapa? apakah si salju ini juga ikut?" tanya Seungjin dengan Bahasa Korea.
"Ya, apa kau ada masalah?!" tantang Snow, juga dengan Bahasa Korea.
Seungjin dan Snow kembali saling menatap tajam. Seungjin tiba-tiba tersenyum kecil lalu berbalik pada Young K dan Wonpil.
"Tidak. Aku tidak akan ikut selama gadis ini masih menempel padamu." Kata Seungjin pada Young K sambil menunjuk pada Snow dan membuat Snow memukul tangannya. Setelah mengatakan itu, Seungjin pergi meninggalkan mereka.
"Hei! Seungjin! Kau!!!" panggil Snow, namun pemuda itu semakin menjauh.
Entah mengapa Snow berlari mengejarnya, hingga Ia bisa memegang tangan Seungjin untuk menghentikannya.
"Apakah kau benar-benar punya masalah denganku?" tanya Snow kesal.
"Pertama, kau tidak bisa berbicara Bahasa Korea. Kedua, kau ceroboh. Ketiga, keberadaanmu." Jawab Seungjin santai.
"Apa urusannya bernyanyi dengan keberadaanku?!" tanya Snow yang merasa tersinggung.
"Mm... Tidak tahu. Hanya saja, aku sedang tidak ingin bernyanyi bersama." Jawabnya sambil menatap mata Snow.
Young K dan Wonpil menyusul mereka. Young K terlihat kecewa mendengar jawaban Seungjin yang tidak ingin bernyanyi bersama. Sedangkan Snow terlihat tidak percaya dengan jawaban sombong dari Seungjin.
"Yap, baiklah. Jangan bergabung!" katanya kesal pada Seungjin dengan Bahasa Inggris.
"Ayo pergi, Brian! Kita tidak butuh orang seperti dia!" kata Snow lalu menarik Young K pergi.
Sekolah telah selesai. Para guru mengakhiri kelasnya dan para murid bersiap untuk pulang. Di kelas 3-1, Wonpil sejak tadi telah memperhatikan Seungjin yang duduk jauh di depan sambil menggigit bibirnya. Ia sangat berharap Seungjin menerima ajakan mereka tadi. Ia jadi merasa bersalah pada Young K karena telah memberikan harapan palsu bahwa Seungjin akan bergabung.
Saat kelas sedang riuh bersiap untuk pulang. Seungjin bahkan tidak menoleh pada Wonpil yang diketahuinya telah memperhatikannya sejak tadi. Ia langsung menuju lapangan basket bersama teman-temannya.
Setelah bermain cukup lama, Seungjin akhirnya pulang. Saat menunggu mobil jemputannya tiba, Ia melihat Snow yang sedang bersama Young K dan seorang pemuda lain. Mereka terlihat sangat akrab layaknya saudara, namun hal itu tidak mengubah pendapatnya bahwa Young K adalah pacar Snow. Ia sudah mendengar desas desus tentang mereka, maupun melihat foto saat Young K merangkul Snow di hari pertama gadis itu datang. Citra Young K sebagai salah satu pemuda tampan yang digemari para gadis juga menjadi salah satu bukti yang memperkuat pendapatnya.
Saat bersiap pulang, Young K memberi tahu Snow bahwa ada seseorang yang akan menjemput mereka. Snow juga telah diberi tahu demikian oleh supirnya. Ia tidak keberatan menunggu 'seseorang' itu. Saat jemputan mereka datang, Snow menjadi sangat bersemangat. Ia langsung memeluk 'seseorang' yang menjemput mereka itu, yang adalah kakak kandung Young K.
"David! Aku merindukanmu." Kata Snow manja dengan Bahasa Inggris.
"Aku juga merindukanmu, Putri kecil. Oh! Sekarang kau sudah jadi Putri." Kata David senang.
"Jadi, kau yang datang menjemput?" tanya Snow tidak percaya.
"Yap! Aku sudah tidak tahan untuk bertemu denganmu, karena sudah tiga tahun kita berpisah." Jawab David.
Seungjin terus memperhatikan mereka hingga mereka telah pergi dan mobil jemputannya menunggu di hadapannya cukup lama.
Jangan lupa divote ya 😊
Terima kasih 😊💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Day6 : Melody with Snow [COMPLETE]
FanficGadis Amerika yang pindah ke Seoul dan membuat kenangan... Cast : DAY6 #Wattys2018