"Kenapa aku harus punya anak, mas?", ucap Uli yang sedang berbaring, sedangkan Robyn berada disisinya, Robyn hanya tersenyum dan mencium rambutnya,
"Ini adalah anugerah dari Tuhan, kita harus rawat dia dan beri dia kasih sayang. Oiya, kirakira kamu mau anak kita namanya siapa kalo cowok? Kalo cewek siapa namanya?", ucap Robyn dengan nada bahagia, Uli hanya memandangnya dengan tatapan tidak percaya, ia bangun dan berubah dalam posisi duduk,
"Mas- aduh, mas serius?",
"Aku serius, emang kenapa? Mas maunya tuh kita jaga-jaga aja buat namanya, jadi supaya nanti langsung-",
"Aku mau gugurin anak ini, ngapain dikasih nama", ucap Uli yang kemudian beranjak menuju kamar mandi,
"Tapi, Ul-",
"Kalo kamu mau anak ini lahir, okay. Well, then you want me dead. Kamu lebih milih anak ini daripada aku, kan? Aku gak akan hidup dimana anak ini hidup. Gak akan pernah", ucapnya kemudian membanting pintu kamar mandi, Robyn menghela nafas dan menyentuh keningnya, Robyn mencoba untuk sabar menghadapi Uli, wanita yang dicintainya melebihi apapun didunia ini,
...
Berjalan 6 bulan
"Uli, sayang, makan yuk. Mas udah buatin makanan kesukaan kamu, Udang Asam Manis, kamu pasti suka kan?", ucap Robyn seraya menempatkan nampan yang terdapat nasi dan Udang Asam Manis, makanan favorit Uli ketika mereka masih pacaran.
Uli hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tetap memandang ke kolam renang, Uli duduk di kursi roda, karena ia memintanya.
"Ayo dong, kamu dari kemarin belum makan, mas khawatir kamu kenapa-napa. Nanti tubuh kamu kurang nutrisi gima-",
"Mas cuma mikirin anak ini, kan? Kalo aku belum makan seminggu, pasti yang mas khawatirin cuma anak ini, gak pernah mikirin aku. Pilihanmu udah sebulet itu ya, mas?", ucap Uli yang kemudian menggerakan kursi rodanya menuju ke dalam rumah, Robyn mengikutinya seraya membawa nampan,
"Enggak sayang, maksud mas gak gi-", belum sempat Robyn menyelesaikan kalimatnya, Uli membanting pintu kamar dan menguncinya, Robyn menghela nafas dan menaruh nampan yang dibawanya kemudian duduk di kursi bar dapur.
...
Berjalan 8 bulan
Uli duduk di kursi roda di kamarnya, menghadap ke arah jendela dan menatap jauh, sejauh kedua matanya memandang. Uli hanya memikirkan, bagaimana caranya menyingkirkan anak ini, kemudian fokus pada karirnya dan suaminya. Uli sangat kecewa atas pilihan yang dibuat oleh Robyn, lelaki yang sangat dicintainya. Pada saat Robyn lebih memilih untuk mempertahankan bayi mereka, pada saat itulah Uli memutuskan segalanya. Uli memutuskan untuk keluar dari agensi dan memutuskan kontrak kerja sama dengan label rekaman yang membantu membesarkan namanya di dunia industri. Semua mimpinya, karirnya, masa depan indah berdua hanya dengan Robyn, pupus sudah dengan adanya kehadiran bayi kecil.
Sedangkan Robyn, yang ia inginkan hanya bisa hidup bahagia dengan keluarga kecilnya, memiliki seorang anak merupakan cita-cita seluruh orang tua di muka bumi ini, dan Robyn fikir, Uli pun menginginkannya.
"Kenapa kamu gak ceraikan aja Uli? Kamu kuat begini terus? Kamu loh cowok, laki-laki, kamu bisa cari yang lebih daripada Uli. Dia cuma artis biasa, makanya jangan nikah sama artis, banyak dramanya", ucap Lione kemudian menyeruput kopi hitamnya, Uli sedang tertidur dikamarnya, Lione dan Robyn berada di halaman, didekat kolam renang. Robyn hanya memandangi gerakan air kolam renang dan merenungi perkataan Lione.
YOU ARE READING
RIGHT HERE
Ficção AdolescenteWARNING!! +17 ============= Malam itu mengubah segalanya. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang sudah terjadi? Apa yang aku lupakan?