part 5

17.4K 393 4
                                    

"sayang kamu les kan hari ini?" tanya galang sambil memakan makanannya.

"iya dong, tadi pak mahmud titip lembar fotocopyan buat dibagiin" sesekali caca ikut makan karena disuapi oleh galang.

"tapi aku lagi males banget, bolos yuk yang" ajak galang.

"fotocopyan nya gimana dong? Aku kan disuruh bagiin berdua sama dinda"

"kamu titip dinda aja"

"yaudah deh, emang mau bolos kemana?"

"kamu ada ide?" tanya galang.

"bingung" jawab marsya.

"ke mall aja kita nonton, gimana? "

"mauuuu!"

"gemesin banget sih pacar aku" galang mengelus puncak kepalaku.

Terhitung sudah hampir setahun hubungan ini berjalan begitu romantis, galang selalu manja dan overprotektif terhadapku, apapun yang ku lakukan galang harus serba tahu, ia semakin menunjukkan rasa cinta dan kasih sayangnya yang membuatku kini semakin mencintainya.

"sayang kamu mau minum apa?" tanya galang, kini aku dan dia sedang berada dirumahnya.

"apa saja, asalkan dingin" jawabku.

"tunggu sebentar" ucapnya melenggang pergi.

Tak lama galang datang membawakanku orange juice, dan duduk disebelahku.

"terimakasih" ucapku tersenyum.

"oh iya rumah kamu sepi banget" sambungku

"iya mami sama papi kan kerja, kakakku kuliah"

"oh mami kamu kerja? Aku baru tau"

"iya mami seorang dokter, pulangnya sore terus"

Aku hanya mengangguk-anggukan kepala sambil melihat sekeliling ruang keluarga galang, banyak sekali foto-fotonya.

Walau sudah hampir setahun berpacaran, tetapi aku baru tahu dari galangnya sendiri kalau kedua orangtua nya adalah dokter, begitu sibuk hingga selalu pulang malam. Bahkan kerumahnya saja baru pertama kali, karena lebih sering menghabiskan waktu dirumahku.

"itu kakak kamu?"

"iyaa, dia kuliah diluar kota"

"enak punya kakak laki-laki?"

"ya begitulah, aku terbilang akur"

"enak ya punya kakak, aku pingin"

"kenapa ingin?" galang memandangku.

"ingin aja, kayanya seru. Apalagi kalau kakaknya laki-laki, pasti dia super perhatian sama aku"

"kan ada aku" ucapnya, aku hanya memandangnya.

"caa, janji jangan tinggalin aku" ia memegang tanganku lembut, mengusapnya dan mencium tanganku.

Aku dapat melihat raut wajah sedihnya, ia sepertiku ya? Selalu hidup dalam kehampaan kah.

"aku gak akan ninggalin kamu lang" bagaimana bisa aku meninggalkan nya, kalau aku sendiripun tidak akan mampu kehilangannya.

"janji?" galang mengacungkan kelingkingnya.

"janji" jawabku menautkan kelingkingnya.

"aku sayang banget sama kamu" ucapnya, ia memelukku.

"aku jugaa" jawabku membalas pelukkan nya.

Hangat, ya pelukkannya begitu hangat. Dan aku sangat nyaman berada dipelukkannya, galang menciumi puncak kepalaku dan sesekali mengusapnya.

Beginikah rasanya memiliki seseorang yang sangat berarti? Aku amat bahagia, terimakasih Tuhan telah menghadirkan galang untukku.

"sayang, lulus nanti kamu mau terusin kemana?" tanya galang.

"kayanya aku bakal terusin di sekolah swasta punya papi, kamu gimana?"

"yah yang, bareng sama aku aja yuk. Kalo nilai kita bagus kenapa gak masuk sekolah negeri aja?"

"aku ingin, tapi papi nyuruhnya kesana. Atau kamu aja yang ikut aku gimana?"

"mami aku juga nyuruh gitu, tapi aku lebih tertarik di sekolah negeri sayang. Dan aku bakal lebih seneng kalo kamu satu sekolah lagi sama aku"

Aku tertegun galang berbicara seperti itu, tapi aku tidak bisa menolak ucapan papi.

"maaf, tapi aku gak bisa" jawabku.

"tak apa, aku bakal tetep anter jemput kamu dan kamu harus janji tiga hal sama aku" ucapnya.

"okey, tiga hal? apa itu" tanyaku.

"pertama kamu gak boleh lirik cowo lain selain aku, kedua kalau misal kita berantem hebat harus saling mengerti dan tidak boleh sampai ada kata putus, ketiga janji kalau kita gak akan putus"

Galang begitu mencintaiku ya? Aku kaget mendengar ia mengucapkan seperti itu.

"aku janji, dan itu juga berlaku untuk kamu"

"siap bu bos"

Cup!

Galang mencium pipi kiriku, ini pertama seorang laki-laki mencium pipiku. Astaga aku malu sekaligus senang?

"galang kamu kok cium-cium sih"

"kenapa? Terserah aku dong"

"aku kan malu, bahkan belum ada laki-laki yang menciumku" aku cemberut, kesal juga karna ia hampir tiap saat membuat jantungku berdetak tak karuan.

"aku senang mendengarnya" galang tersenyum dan mengusap bibirku.

"kalau aku cium disini gimana?" sambungnya.

Aku menatapnya, jantungku mau copot rasanya. Serius ini kenceng banget, galang makin mendekat dan..
Hangat, bibirnya menyentuh bibirku. Ia mulai menghisapnya, aku bahkan diam tidak mengerti harus bagaimana.

Uhh..

Galang memegang leherku, menekannya dan terus menghisap bibirku. Aku mencoba juga untuk membuka bibirku dan galang semakin menjadi, ia begitu nafsu untuk menciumku dan akupun merasakan gejolak aneh ditubuhku.

Ia menarik pinggangku dan kini aku berada diatas pangkuannya, aku melepaskan ciuman panas ini. Ku hirup dalam-dalam oksigen yang ku dapat, karena ini sungguh melelahkan.

Aku bersandar diatas dada bidangnya, ia memelukku dan mengusap punggungku lalu aku menatap matanya, mata kami kembali bertemu dan..

"lagi?" tanyanya.

Belum sempat aku menjawab ia kembali menciumku, dan kini lebih dalam. Aku yang duduk diatas pangkuannya merasakan sesuatu yang keras diantara kedua pahaku, aku dapat merasakannya dengan jelas karna aku hanya memakai rok dan didalamnya hanya terdapat celana dalam yang tipis.

Galang menekan-nekan bagian yang keras itu ke area sensitifku, dan itu berhasil membuatku merasakan sensasi yang berbeda dari sebelumnya.

"Aaaahhh... " desahku.

Tangan galang mengelus bagian pahaku dan mulai mendekati bagian sensitifku

"galang!" aku mendorongnya, aku menarik tangan kanannya yang telah masuk kedalam rok ku.

"tanganmu nakal, cukup sampai disini. Aku tak ingin melakukan lebih"

"baiklah sayang, terimakasih" galang mencium bibirku sekilas, lalu kami kembali berpelukan.

__________

Hay gaisss!
Jangan lupa like dan komen pendapat kalian tentang ceritaku.

Terimakasih😊

Half Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang