part 1

38.2K 747 4
                                    

Seorang gadis cantik berpakaian seragam smp itu berjalan dengan santainya saat memasuki sebuah kafe, suatu pemandangan yang begitu indah bagi kaum adam. Bagimana tidak? Wajahnya begitu manis dengan lesung pipi disebelah kirinya yang selalu tampak terlihat tak kala ketika ia tersenyum.

"marsya! Sebelah sinii" teriak dinda melambai, yang tak lain adalah sahabat marsya.

Sepulang sekolah, nongkrong disebuah kafe sambil bercengkraman ria adalah sebuah kenikmatan haikiki bagi beberapa remaja. Seperti saat ini, terlihat beberapa siswa dan siswi yang berbeda kelas. Mereka terbilang akrab, karena selalu menghabiskan waktu bermain bersama.

"kenapa lama sekali?" tanya dinda.

"biasalah, banyak kegiatan yang harus aku jelasin buat anggota osis baru" jawab marsya.

"iya deh, ibu ketua osis" ucap dinda.

"tepatnya mantan" jawab marsya.

Mata marsya tertuju oleh lelaki yang sedari tadi hanya diam, lelaki itulah yang akhir-akhir ini berada dipikirannya. Seperti biasa, lelaki itu hanya menyimak teman disampingnya yang sedang asik mengobrol. Sambil sesekali ia memainkan minumannya, terlihat begitu membosankan bukan lelaki tersebut?

Yang begitu membuatnya penasaran adalah beberapa kali ia melihat lelaki ini tidak sedikitpun menyentuh rokok, sedangkan lelaki disekitarnya mereka adalah perokok walau usianya masih dibawah umur.

"kenapa kamu tidak merokok" tanya marsya yang sedari tadi memperhatikan galang yang hanya memainkan minumannya.

"tidak" jawab galang cuek dan dingin, memang seperti itulah galang saat berhadapan dengan orang.

"ohh kenapa tidak? gasuka atau.." alis marsya naik menampakan raut bertanya.

"gasuka" jawabnya lagi menatap marsya.

"okeyy" ucap marsya yang tidak berniat untuk bertanya lagi, sebab ia takut kalau kalau galang merasa tidak nyaman didekatnya, karena marsya kini mulai menyukainya dan akan mendapatkannya.

Sejujurnya marsya tidak masalah dengan cowo perokok, hanya saja cowo yang satu ini tidak suka? Marsya menaikkan alisnya 'baiklah cukup menakjubkan, kau akan segera ku miliki' batinnya.

Sudah tiga jam, sampai saatnya ponsel marsya bergetar. Menampilkan pesan masuk dari pak tarjo, supirnya telah sampai dan menunggunya diluar kafe.

"yuk balik, pak tarjo udah didepan" ucap marsya.

Kedua sahabat itu memang kerap berangkat dan pulang sekolah bersama, selain rumah dinda yang searah, marsya senang karena ada yang menemani.

"temen-temen kita balik duluan ya" ucap dinda.

"aku menyukainya, jadi kau harus membantuku" ucap marsya tegas, kini mereka sedang perjalanan pulang.

Ia selalu seperti itu saat benar benar tertarik dengan lelaki, dan dinda dengan senang hati selalu menolong sahabatnya ini, karena dinda tau marsya sangat benci kata penolakan, dan dinda sangat sayang kepada sahabatnya yang satu ini.

"harus? Baiklah kau tahu jawabannya, aku pasti akan membantumu ca" jawab dinda sebal.

"jadi siapa lelaki yang bisa membuatmu terpikat setelah sekian lama menjomblo hm?" lanjut dinda penasaran.

"galang, galang pamungkas" ucap caca antusias.

"serius?? Seleramu boleh juga untuk yang satu ini" jawab dinda menatap marsya.

"oh jelass, jadi secepatnya buat kita jadian okay. Karena aku tau kalian pernah sekelas, dan pasti kau lumayan mengenalnya" ucap marsya dengan nada yang tidak menerima bantahan.

"berani kasih apa?" tanya dinda.

"apa saja, asalkan jalankan dulu misi ini" jawab caca memainkan ponselnya, dan menatap manis kepada dinda.

"dasar jomblo akut, giliran ada maunya aja manis" ucap dinda sambil memutar bola matanya.

"ck! Kau memang sahabat terbaikku" jawab marsya mencubit gemas pipi dinda.

"Aw!!" ringis dinda.

"ceritakan sedikit tentangnya, aku ingin tahu" ucap marsya.

"terbilang hampir sempurna, selain tampan galang memang pintar" jawab dinda jujur.

"setahuku keluarganya bekerja dibidang kesehatan, ibu dan ayahnya seorang dokter. Dan ia memiliki kakak laki-laki yang kuliah diluar kota, jurusan kedokteran juga pastinya" sambung dinda.

'pantas saja, ia tidak menyentuh rokok' batin marsya.

"pasti ia sangat pintar. Aku menyukai lelaki pintar" ucap marsya.

"iya, dan aku tahu itu" jawab dinda.

______________

Hallooo!
Ini cerita pertamaku, dan murni hasil imajinasiku, jadi aku harap kalian tidak copas dan menghargai hasil karyaku:(

Thank you!😋

Half Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang