Satu

18.7K 1.3K 33
                                    

"Louis jangan seperti ini seolah kamu pilih kasih, Alannis putri kita juga." Lady berusaha meredam amarah suaminya saat mengetahui Alannis putri pertamanya telah mabuk mabukan di sebuah club ternama, kabar itu pun ia ketahui dari putri ke duanya bernama Farra yang usianya hanya terpaut satu tahun dengan Alannis, mereka memiliki wajah cantik namun terlihat sangat berbeda dari kebanyakan saudara pada umumnya, hanya pada Alannis perbedaan itu mencolok, Farra memiliki kulit yang putih dengan rambut berwarna pirang manik mata berwarna biru terang mewarisi khas papanya Louis Wilkinson dan bibir sensual dari mom nya Lady sedangkan Alannis tidak ada kemiripan dengan kedua orang tuanya, ia merasa menjadi orang asing di tengah keluarga nya sendiri.

"Kamu selalu membelanya Lady! Lihat kelakukan putri yang kamu selalu lindungi hanya bisa memalukan nama baik keluarga." Kata Louis murka.

"Aku tidak membela aku hanya ingin kamu meredam amarahmu, biar aku yang bicara pada Alannis." Kata Lady membujuk Louis.

"Sampai saat ini pun kamu tidak bisa mengurus nya Lady apa kamu mau dia menjual diri kelak seperti ibunya." kata Louis menghantam hati Lady paling dalam air mata wanita yang tidak lagi muda namun masih sangat cantik itu menetes mengalir di pipinya.

" Kamu lupa Louis dulu aku pun seorang pelacur." Bisik Lady berbalik masuk ke kamarnya.

Louis menatap nanar pintu kamar yang sudah tertutup rapat, ia mengutuk ucapannya barusan, sungguh ia tidak bermaksud mengungkit masa lalu istrinya, Louis menghela nafas panjangnya mengusap wajah  kasarnya sekilas, ia sudah menyakiti hati Lady, ini semua karena Alannis memang sejak awal ia tidak menyukai kehadiran gadis itu di tengah hubungannya dengan Lady.

Louis bergegas menyusul Lady ke dalam kamar untunglah pintu tidak terkunci, ia akan bersujud minta maaf pada Lady atas ucapannya yang menyakitkan.

Pertengkaran itu terdengar di telinga Alannis yang baru sampai di rumah nya, saat ia ingin menaiki anak tangga ia menghentikan langkahnya menatap papa dan mom nya berselisih pendapat, ia mencerna semuanya dan lagi mereka bertengkar karena Farra mengadu yang tidak tidak dengan papanya Louis.
Alannis mengurungkan dirinya menaiki tangga melanjutkan langkahnya untuk ke kamar, ia kembali menuruni anak tangga , setetes air matanya mengalir yang segera di hapus nya kasar, Alannis sedih dan lagi momnya menangis karena bertengkar dengan papanya hanya karena membela dirinya, ingin Alannis pergi saja dari rumah ini namun ia memikirkan perasaan mom nya yang sangat menyanyanginya.

Sudah tidak rahasia lagi Alannis memang bukan putri kandung dari papa Louis dan mom Lady, ia hanya putri angkat sejak bayi di asuh pasangan itu, orang tuanya yang seorang pelacur menitipkan nya pada Lady hingga sampailah ia tubuh besar karena itu lah sebabnya Farra membenci dirinya, Farra menganggap Alannis tidak berhak mendapatkan fasilitas apapun Farra seolah iri hati karena mom Lady menyayanginya padahal mom Lady tidak pernah pilih kasih, apapun keinginan Farra selalu di penuhi, tidak membedakan satu sama lain Lady juga memenuhi apa yang di inginkan Alannis walau Alannis tidak pernah memintanya.

Alannis kini lebih suka mencari uang sendiri tanpa tergantung pada kedua orang tuanya, ia juga tidak mau di anggap benalu yang hanya ingin hidup enak. Sudah satu tahun ini ia membuka usaha toko kue kering bersama rekannya walau tokonya masih usaha kecil kecilan tapi Alannis bersyukur usaha nya sampai saat ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Alannis meninggalkan rumahnya kembali memasuki mobil nya edisi keluaran lama, susah 5 tahun mobil itu tidak pernah di ganti, lain dengan Farra baru bulan kemarin ia merengeng minta di belikan mobil lamborgini edisi terbaru yang langsung di kabulkan papanya Louis.

Alannis melajukan mobilnya memencet klakson nya agar pagar di bukan penjaga rumah.
tidak lama pagar terbuka, Alannis melajukan nya dengan kecepatan tinggi.

Ia ingin tenang sejenak tanpa di bebani masalah yang semakin larut, masalah yang Alannis sendiri tidak tau ujung pangkalnya, Alannis hanya tau papanya sudah sangat membencinya.

mobil terus melaju fikiran Alannis menuju pada seorang pria yang selama tiga tahun di kenalnya, saat itu usia nya masih 18 tahun, ia di kejar penjahat musuh besar papanya karena papanya seorang polisi yang menjebloskan salah satu bos besar mereka, dan pria itu lah menyelamatkan nyawanya.

Nicolas Devon wanger.

pria yang Alannis cintai tapi sayang pria itu tidak pernah menaruh perasaannya pada Alannis hanya menganggap Alannis sebagai kesenangannya.

Nicolas tidak pernah mau mengenal cinta lagi setelah beberapa tahun lalu cintanya bertepuk sebelah tangan pada seorang wanita yang kini sudah bahagia bersama suami nya,  Nico seolah mati rasa, perangainya pun berubah Nico suka menghabiskan waktunya di club dan berakhir tidur dengan banyak wanita.

Kadang Alannis hanya bisa memendam rasa sakit hati nya karena rasa cemburu tapi siapa dia? Alannis bukan kekasih Nico.

Sudah tiga tahun pun Alannis tidak bisa meluluhkan kerasnya hati Nico untuk  berkomitmen dengannya, ingin Alannis menyerah tapi cintanya terlalu dalam pada pria itu yang mempunyai sejuta pesona nya memikat Alannis menyeretnya dalam jurang kegelapan.

Mobil berdecit di depan pagar rumah Nico, tidak lama terbuka Alannis kembali menjalankan nya memakirnya di halaman rumah yang sangat asri di penuhi tanaman hias.

Alannis turun dari dalam mobil melangkah masuk ke dalam rumah Nico tidak ada siapapun yang melarangnya karena Nico memberikan hak akses pada Alannis untuk memasuki rumahnya kapan saja.

langkah Alannis terhenti di depan pintu kamar Nico ia sedikit terbuka pintunya sudah terdengar suara desahan yang mengalun memekikkan telinga Alannis, suara sepasang lawan jenis saling bergulat dan Alannis tau tanpa harus menatap ke depan lagi itu adalah suara Nico dengan teman kencannya, Alannis hanya menundukkan kepalanya, ia menutup kembali pintunya melangkah gontai menghempaskan tubuhnya di sofa yang empuk menghadap televisi.

Alannis hanya terdiam, ingin ia pergi dari sini tapi tempatnya kembali hanya di sisi Nico di saat ia terpuruk seperti saat ini.

Hanya Nico yang mampu menenangkan hatinya hanya Nico yang mengerti dirinya saat semua orang membenci nya.

Tapi saat ini pria itu sedang sibuk dengan kesenangannya untuk mendapatkan pelampiasan nya, wajar Nico mencari kepuasan dengan wanita lain sudah dua minggu terakhir Alannis menolak sentuhan Nico bukan Alannis tidak menyukai sentuhan memabukan pria itu namun Alannis ingin melakukan nya bukan sekedar sex semata tapi dengan cinta dan Nico mentertawakan keinginan Alannis, dengan sorot tajam Nico menekan kan dia tidak akan mencintai Alannis sampai kapan pun.

Alannis menyeka air matanya yang tiba tiba mengalir, ia tidak boleh ketahuan menangis kalau nanti Nico melihatnya menangis pasti pria itu marah padanya.

cukup lama Alannis menunggu sesekali di liriknya pintu kamar Nico berharap pria itu segera keluar dari kamar menjauh dari wanita itu sungguh Alannis membenci nya  dimana kamar itu juga sering ia tertidur kelelahan di saat Nico mencumbunya penuh nafsu.

Sekarang apa bedanya Alannis dengan wanita wanita yang di tiduri Nico, mungkin sama murahannya. teman kencan Nico bukan lah wanita sembarangan mereka berasal dari kelas atas dan keluarga terpandang. miris kelakuan para wanita itu yang begitu mudahnya di sentuh  para lelaki untuk di jadikan pemuas nafsu semata itu dalam fikiran Alannis tapi kemudian ia tertawa samar.

Dirinya pun pelacurnya seorang Nicolas Devon Wangner.

tbc

I Love You Mr Wagner(end)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang