Dua Belas

7.5K 1.3K 83
                                    

Pdf bisa order di wa
+62 822-1377-8824
Ebook di playstore buku
bisa di baca di kbm app dan KARYAKARSA Aqiladyna

Tergopoh gopoh Alannis berlari di koridor rumah sakit menuju salah satu ruang kamar vip, penampilannya sungguh berantakan ia pun tidak mengenakan alas kaki keluar dari rumah Nico tidak peduli teriakan pria itu memanggil namanya, Alannis langsung s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tergopoh gopoh Alannis berlari di koridor rumah sakit menuju salah satu ruang kamar vip, penampilannya sungguh berantakan ia pun tidak mengenakan alas kaki keluar dari rumah Nico tidak peduli teriakan pria itu memanggil namanya, Alannis langsung secepatnya memasuki mobilnya dan menancapkan gasnya dengan kecepatan penuh setelah mendapatkan telpon dari pelayan rumah nya.

Alannis berhenti di salah satu pintu kamar rawat, matanya sembab tidak kuasa menahan air mata yang terus mengalir tiada henti. dengan gemetar Alannis menyentuh knop pintu memutarnya perlahan, ia membuka mengitip sedikit di celahnya memperhatikan sosok yang terbaring di ranjang brankar belum sadarkan diri, air mata Alannis kembali menetes hati nya terasa di remuk melihat keadaan mommynya.

Alannis ingin masuk, seketika ia terlonjak saat pintu di buka lebar menampakan papanya yang berdiri di hadapannya, seperti biasa papanya menatapnya tajam seakan jijik padanya.

"Pa..ada apa dengan mommy?" tanya Alannis terisak.

Louis mengernyitkan keningnya ia keluar dari kamar menutup pintunya rapat.

"Kau tidak boleh masuk ke dalam." kata Louis melirik pada Alannis.

"Tapi kenapa pa, aku ingin tau keadaan mommy." kata Alannis tidak mengerti dengan larangan papanya.

"Untuk apa kau mencemaskan mommymu, kau tidak bertanya kenapa mommy mu sampai serangan jantung? itu karena kelakuan mu yang tidak menjaga sikap dengan baik. "Kata Louis mengeraskan rahangnya.

"Kenapa papa selalu menyalahkan ku pa, kenapa papa terlalu membenci ku." isak Alannis semakin histeris, ia sudah tidak tahan lagi memedam rasa sakit hatinya saat papanya sendiri tidak menginginkan keberadaannya, meski Louis bukan papa kandung Alannis tapi bagi Alannis Louis dan Lady segalanya, orang tuanya yang membesarkannya.

"Tidak kah kau bercermin Alannis semua kekacauan yang terjadi di rumah ku itu karena ulah mu, kau yang merusak semuanya, kau selalu mengambil perhatian Lady hingga Lady menganggap ku buruk karena tidak memperlakukan mu dengan baik. kau memang tidak tau berterima kasih padaku, sudah ku beri nama ku di belakang mu menyandang seorang putri jendral polisi tapi nyata nya kau membuat ku malu dengan tingkah mu, memang sedari awal aku tidak menyetujui istriku memungut mu dari ibu mu si jalang itu, karena nyata nya putri yang terlahir dari rahim seorang pelacur tidak akan bisa membuat baik nama keluarga barunya." Louis mengepalkan tangannya, amarahnya sangat memuncak ia menyalahkan Alannis lah mengakibatkan Lady nya sakit terkapar di kamar mandi.

Alannis membeku, pandangannya menerawang, ucapan papanya berputar di benaknya, benarkah karena dia mommynya jadi sakit.

"Lebih baik kau pergi dari sini, karena istri ku tidak memerlukan mu." kata Louis berbalik ingin masuk ke dalam.

"Aku sungguh mencemaskan mommy, kalau seandainya memang benar mommy sakit karena ku, Alannis minta maaf." lirih Alannis menundukan kepalanya.

Louis menghela nafasnya tanpa berbalik hanya mendelikan matanya ke samping.

"Tidak perlu kau mencemaskan istriku dia akan baik baik saja, bahkan lebih baik tanpa kamu, lagian Lady bukan mommy kandungmu, seharusnya kau berempatik pada ibu kandungmu sesungguhnya yang masih menjajakan diri di club, kalau kau memang anak berbakti cari ibu mu saja jangan mengacaukan keluargaku." kata Louis masuk ke dalam kamar rawat.

Alannis merosot ke lantai, ia menangis sejadinya menatap pintu yang tertutup rapat.

"Maafkan aku mommy." gumam Alannis.

Mungkin mommy nya sakit karena kecewa ketidak hadiran Alannis di acara makan malam penyambutan pria yang di jodohkan untuk Farra, padahal mommy nya begitu bersemangat memberikan gaun yang sangat cantik untuk Alannis kenakan, tapi Alannis tidak bisa, ia pergi sebelum acara makan malam ia tidak kuasa harus melihat pernyatuan Nicolas dengan Farra.

Apa yang di katakan papanya benar, Alannis hanya selalu membuat kecewa dan tidak pantas berada di tengah mereka.

Perlahan Alannis bangkit ia sedikit menjauh memilih duduk di kursi tunggu berharap ada kabar baik tentang mommynya, kalau mommynya sudah siuman baru lah Alannis akan tenang, ia tidak akan pulang tetap disini untuk mommy nya.

Alannis hanya menundukan kepalanya, di biarkannya air mata mengenangi pelupuknya, fikirannya berkecamuk antara kacau dan menahan sakit hatinya.

Uluran tangan seseorang membuyarkan lamuanan Alannis ia mendongkak menatap sosok pria yang berdiri di hadapannya, ia adalah Nicolas.

"Pulanglah." kata Nicolas serak.

Alannis kembali merunduk mengelengkan kepalanya.

Nico berjongkok membuat Alanis mengernyit heran, pria itu meraih salah satu kaki Alannis yang terluka karena memang Alannis melupakan sepatu nya yang tertinggal di rumah Nico.

"Kau bahkan tidak memperdulikan dirimu sendiri Alannis." kata Nico mengusap luka lecet di ibu jari kaki Alannis yang berdarah karena tersandung sesuatu saat ia berlari dari pakiran rumah sakit.

Alannis hanya membeku, ia sama sekali tidak merasakan sakit apapun di kakinya.

Nico berbalik meminta Alannis naik ke punggungnya.

"Biar ku gendong sampai ke mobil, saat ini kau harus pulang dan beristirahat."

"Aku ingin menunggu mommy sampai ia sadar." sahut Alannis.

"Kenapa kau sangat keras kepala." kata Nico berbalik menatap kesal pada Alannis.

"Karena aku yakin mommy membutuhkan ku." gumam Alannis.

"Mungkin hanya mommy mu membutuhkan mu tapi tidak yang lainnya jadi percuma saja kau disini kau tetap tidak di izinkan masuk ke dalam, lebih baik kau pulang ke rumah ku setelahnya besok aku berjanji padamu akan mencari cara agar kau melihat kondisi mommymu." kata Nico.

Alannis terperangah pada Nicolas ada apa dengan pria ini saat ini ia bersikap baik pada Alannis membuat hati Alannis kembali tersentuh tapi Alannis akan hancur kembali saat Nico bersikap buruk padanya dalam hitungan detik.

Alannis tidak mau berdebat dengan Nico, ia juga tidak mau membuat pria ini marah dengan membuat keributan di rumah sakit, ia tau bagaimana sifat Nico yang tidak suka di tentang, Alannis berdiri, ia mengangguk menerima usul Nico untuk pulang.

"Biar ku gendong kaki mu masih sakit." kata Nico.

"Tidak perlu Nico aku bisa jalan, sakitnya tidak terasa."

Nico berdecak saat Alannis mulai melangkah secepatnya ia meraih pinggang dan bahu wanita itu mengendongnya hingga Alannis memekikkan suaranya.

"Nico turunkan aku, aku malu."

"Bersikaplah acuh sesekali pada orang lain Alannis, jangan selalu memikirkan apa pendapat orang lain." kata Nico melangkah membawa Alannis meninggalkan area rumah sakit.

Alannis terkunci pada wajah tampan Nico, kedua tangannya mengelayut di leher pria itu, kadang apa yang di katakan Nicolas seolah menyindir Alannis, selama ini Alannis selalu memikirkan perasaan papanya dan Farra terlebih mommynya tanpa memikirkan perasaan dirinya sendiri yang selalu terluka.

Farra yang baru keluar dari kamar rawat mommynya terdiam kaku memperhatikan dari kejauhan, ia mengepal kan tangannya kesal.

"Tidak puas kau merebut mommy ku sekarang pria ku, kau lihat saja nanti apa yang akan ku lakukan padamu." gumam Farra meneteskan air matanya.

tbc

I Love You Mr Wagner(end)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang