2 : School Day

86 8 4
                                    

Bel sekolah berbunyi, semua murid pasti tahu artinya. Ya, tanda kbm segera dimulai. Jadwal pelajaran kelasku hari ini ada Matematika, PKN, IPS dan Bahasa Indonesia. Dan beruntung hari ini aku tidak piket.
Kegiatan rutin di sekolahku sebelum kbm mulai adalah membaca Al-Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku membuka Al-Quranku, mengikuti alunan indah ayat suci ini sampai selesai. Kemudian semua murid bangkit dari tempat duduknya, berdiri sambil menyanyi lagu nasional negara kami.
Setelah itu aku keluar kelas, bersandar di dekat pintu. Aku memejamkan mata, membiarkan angin sejuk pagi ini mengayunkan rambutku. Aku sering merilekskan diriku sebelum belajar.

'Tukk.."

"Tukk.."

Suara langkahan kaki di tangga itu semakin terdengar keras. Itu pasti guru, jadi aku cepat-cepat duduk di bangkuku. Mejaku berada tepat di depan meja guru. Aku sengaja memilih tempat dudukku disini, karena menurutku ini adalah posisi yang nyaman. Hha aneh, padahal banyak murid yang tidak suka duduk di depan guru.
Guru matematika datang memasuki kelasku, dia sepertinya kerepotan membawa buku-buku miliknya. Ketua kelas memberikan aba-aba.

"Siap berdiri" semua murid pun berdiri.

"Memberi salam"

"Selamat pagi bu." teriak kami serentak.

Guru itu kini sedang menerangkan materi. Menyoret-nyoret papan tulis putih, rumus yang lumayan sulit.
Ketika guru itu menjelaskan, ia melihat salah satu temanku menguap dibelakang. Guru itu mengacungkan tangannya kedepan, menunjukkan kearah temanku, dengan mata yang melotot seraya berkata "HEY KAMU !". Semua pandangan langsung menuju kearah anak itu.

"SAYA UDAH NERANGIN NGOTOT- NGOTOT KAMU ENAK-ENAKKAN NGUAP DIBELAKANG."

"Kamu tau gak ? Orang kalo lagi berpikir itu gak bisa nguap. Kamu nguap berarti kamu gak paham dong apa yang saya jelasin !."

"MATI AJA KAMU ! YAK, GAK PUNYA MASA DEPAN. BURUAN NABUNG BUAT UANG KEMATIANMU !."

"Nak, kamu harus fokus. Kamu gak boleh gak fokus walaupun hanya 1 detik. Karena awal dari kehancuran itu cuma 1 detik."

Kata-kata menyakitkan keluar dari mulut guruku. Siapa yang tidak takut dengan guru seperti itu ?. Tapi, aku hanya murid. Jadi, siapapun gurunya, bagaimanapun karakternya, sifatnya, aku harus menerimanya.
Aku berada di sekolah yang jika menguap saja disuruh mati. Haha, sadis tapi itu mengajarkanku untuk menjadi seseorang yang selalu fokus.
Anak itu hanya terdiam, menunduk. Entah apa yang hatinya rasa, yang pasti dia harus kuat.
Sekarang situasi kembali normal. Guru itu melanjutkan penjelasan yang tadi sempat tertunda.

"Pergantian jam kedua~"

Tengterengtengteng~


Aku bersyukur pelajaran matematika hari ini sudah habis. Setelah 2 jam aku dihantui oleh rumus dan angka-angka yang rumit.
Guru selanjutnya datang, ya guru PKN. Baru saja aku ingin bersantai sebentar tapi tidak bisa. Aku cepat-cepat memasukkan buku matematikaku kedalam tas dan mengeluarkan paket serta buku tulis untuk pelajaran PKN.

Guru itu sudah duduk di kursi guru. Aku melihat banyak kertas-kertas ulangan murid yang belum dinilai.
"Kalian buka buku paketnya rangkum bab 4 ! Dikumpulkan hari ini !" Tegasnya.
"Ya bu." Jawab kami serentak.

Oh iya, aku melupakan sesuatu. Aku lupa mengerjakan PR IPS. Kenapa aku bisa lalai seperti ini. Aku panik sekarang. Aku tidak menyelesaikan tanggungjawabku.
"Sheila, kamu IPS udah belum ? Aku liat ya, aku lupa kalo ada PR." Tanyaku.
"Udah, ini liat aja." Dia menyerahkan buku tulisnya kepadaku. Aku menerimanya. Kubuka PR-nya, ya dia memang sudah selesai.

Jujur, aku bukan orang yang suka hal-hal licik. Aku tidak suka menyontek pekerjaan teman. Karena aku sangat menghargai usahanya.
Aku selalu mementingkan harga diri. Ketika saat seperti ini terjadi, yang aku pikirkan adalah jika aku menyontek aku akan dibilang orang bodoh. Jika aku menyontek aku akan dianggap remeh dan tidak tahu apa-apa. Orang bodoh bodoh bodoh.
Aku tidak mau dianggap remeh, aku tidak mau dianggap bodoh. Dimana harga diriku.
Jangankan menyontek, bertanya saja aku tidak berani. Tapi disaat terdesak seperti ini aku tak punya pilihan lain selain menyalin pekerjaan teman.

Aku membuka buku tulis IPS ku, mengambil pulpen tinta kesayanganku. Kusalin PR temanku dengan ukiran tulisan serapih mungkin.



"YAK !! Winda lu ngapain ?" Teriak teman sebangkuku yang benar-benar membuatku kaget.
"Ngerjain IPS." Jawabku sambil tetap berkonsentrasi menulis.
"Kan disuruh ngerangkum PKN. Lu bukannya ngerangkum dikumpulin hari ini luh ! Udah tau lagi pelajaran PKN malah ngerjain IPS." Tegurnya.

Aku langsung berdiri dari tempatku. Sontak membuat semua murid di kelas ini memandang kearahku. Termasuk guru PKN.

"ASAL LU TAU DENGAN CARA LU NGERANGKUM KAYAK GINI MASA DEPAN LU BAKAL SUKSES ? HAH. BELAJAR KAYAK GINI TUH GAK EFISIEN. TIAP HARI DISURUH NGERANGKUM NGERANGKUM NGERANGKUM TERUS TAPI GW GAK NGERTI APA-APA. APA YANG BISA GW DAPET DARI RANGKUMAN INI ?. DAPET ANGKA ? GAK ! CUMA DAPET TANDA TANGAN !. Bu, maaf saya bukan fan ibu. Dan ibu bukan artis idola saya. Jadi maaf, saya gak butuh tanda tangan ibu. Selama ini apa yang udah ibu ajarkan ? Berapa ilmu yang udah ibu kasih ke saya. Ada ? Bu, ngerangkum kayak gini gak nghasilin apa-apa." Ucapku tegas.

Entah ada apa denganku. Hatiku benar-benar panas, dan mulutku mengucapkannya. Benar-benar ganas. Aku tidak menyangka aku melakukan hal itu barusan.
Aku langsung membekap mulutku dengan tanganku sendiri, aku merasa bersalah.
Saking merasa sangat bersalah, aku duduk di kursiku kembali. Menunduk seperti orang ketakutan. Air mataku keluar deras. Menetes dan membanjiri mejaku.
Aku takut. Aku menyesal. Setan apa yang memengaruhiku tadi ?. Sekarang keadaan menjadi kacau.

Hikss...

Hiks..


"Kamu ! Berani ngebentak guru ? Gak punya sopan santun. Keterlaluan ! Nanti istirahat kamu ke ruang BK !!. Besok panggil orangtuamu !!. " Perintahnya.

"I..i..iyaa bu." Aku mengangguk. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi lagi padaku.

"Waktunya istirahat~"

Tengterengtengteng~.


"Yah. Jam ibu sudah abis. Ayo siapkan." Katanya.

"Siap berdiri ! Memberi salam"

"Terimakasih bu."

"Duduk kembali !"






Sudah berakhir. Aku masih menangis. Aku belum siap datang ke ruang yang menyeramkan itu.
Teman-temanku mengelubungi aku. Mereka semua bertanya 'tadi kenapa?'.

"Tadi kamu kenapa Winda ?"

"Ada apa ? Kamu sampe kayak gitu ?"

"Winda kecapekan ya ? Istirahat dulu."

"Winda istighfar. Tenangin diri. "

"Kok kamu bisa kayak gitu ?"


Aku pusing, aku tetap menunduk dan tidak mempedulikan mereka. Aku masih mencium meja dan tidak menoleh.

"Udah, Winda lagi pusing kali. Kalian istirahat aja." Pinta temanku. Ia hebat, mengusir semua yang menggangguku.

Setelah semuanya pergi, aku bangun. Aku mengelap mata dan pipiku. Membenarkan seragam yang tadi sempat berantakan.
Kemudian aku tersenyum. Berusaha melupakan kesedihan tadi. Sekarang aku bermaksud untuk melaksanakan perintah guruku.

Aku ingin menyelesaikan masalah. Aku sudah sampai di depan ruang BK.

"Tarik napaaaaassss... buang. Tarik napaaass.. buang. Yak, aku sudah siap."

Aku memberanikan diri, membuka pintu ruangan itu. Masuk dan melangkah ke dalam.

Dan..







Next gak ?. Jangan lupa voment-nya 😁.

Fxxk the SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang