Yang kurindukan saat malam hanya wajahmu. Tak melulu wajahmu. Suaramu juga kadang kurindukan. Hanya suaramu yang mampu membawaku tenggelam kedalam samudera yang luas. Membuatku sulit untuk kembali ke permukaan. Tak mengapa kalau aku harus meregang nyawa disana. Sial, lagi-lagi angin malam ini, memutar semua kenangan tentang mu yang hanya bisa kurindukan. Tanpa pernah bisa kuputar ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rindu.
Thơ caAda jingga yang nyata disenja tadi. Begitu pekat, hingga sinarnya menyinari wajahmu yang tersenyum hingga ku terpaku. -denting jingga-