L E L A H | 13

1.2K 33 3
                                    

Halo, sesuai janjiku minggu lalu, aku akan upload next chapter hari ini.

Selamat membaca~

Dan ya, selamat menikmati cover baru hihiw😄

***

Waktu istirahat telah tiba. Aku dan Mita berjalan menuju kantin di lantai bawah untuk membeli jajan.

"Lo mau beli bakso gak?" Tanya Mita padaku.

"Enggak, ah. Gue mau beli jajan aja. Males yang mau makan berat-berat" Jawabku.

"Yaudah ayo beli jajan aja" Katanya.

"Yuks" Sahutku.

Aku dan Mita pun membeli beberapa jajan dan satu minuman yang aku dan Mita mau.

Setelah itu aku dan Mita kembali ke kelas. Namun saat aku melihat kearah tangga, disana ada Rio dan teman-temannya sedang duduk.

Aku berusaha bersikap seperti biasa dan berjalan seperti biasa. Mita berjalan di depanku.

Saat Mita berjalan melewati Rio, Rio mengganggunya seperti biasa. Ciri khas Rio yang suka mengganggu semua orang. Namun saat aku lewat di depan Rio, Rio bersikap seolah tak melihatku lewat di sana. Padahal sebelumnya dia melihatku berdiri dibelakang Mita.

Kuatkan hatiku ini.

"Mita!!!" Aku berteriak sambil duduk di bangku dengan meletakkan kepalaku di meja.

"Paan sih lu?" Tanya Mita sambil melihat kearahku dengan tatapan bingung.

"Rio kenapa huaa? Kenapa dia kaya gak nganggep gue? Kenapa tadi pas gue liat kaya gue gak ada disitu?" Ujarku. Air mata mulai membasahi pipiku.

"Lo nangis? Eh, eh, kenapa? Rio kenapa? Biasa aja kok tadi pas gue sama lo lewat"

"Bukan pas gue sama lo lewat. Tapi pas lo lewat aja. Pas gue lewat, Rio kayak ngalihin gitu, seakan gue gak ada disitu. Gue salah apa Mita, Yaallah.."

"Lo salah paham kali, Chel. Gak mungkin kalo dia ngejauh gitu. Lo tau kan Rio kaya gimana? Dia humble sama semua orang"

"Gak mungkin gimana? Rio kayak gitu tadi ke gue. Pas pagi, Rio gak nyapa gue. Barusan, dia gak nganggep gue. Gue yakin banget kalo dia udah tau semuanya tentang perasaan gue ke dia"

"Gak mungkin, Chel. Eh, tapi mungkin juga sih. Cuma tau dari siapa? Gak mungkin kan Rio punya tiba-tiba tau?"

"Ada orang yang ngasih tau dia. Itu pasti. Terus gue gimana, Mit? Gue gak mau Rio sampe menjauh. Gue gak bisa"

Air mata mulai mengalir semakin deras di pipiku. Entah mengapa, rasanya sangat sakit mengetahui seseorang yang kita suka mengetahui perasaan kita yang sebenarnya. Harusnya aku bahagia, tapi jika dia menjauh, ini bukan bahagia.

***

"Fahri! Lo kan yang udah ngasih tau Rio tentang perasaan gue ke dia?!" Pekikku pada Fahri saat dia sedang duduk di kursi taman sekolah sendirian.

"Enggak, chel!" Jawabnya dengan sangat yakin.

"Terus siapa yang kasih tau?"

L E L A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang