L E L A H | 14

1.1K 29 3
                                    

Selamat membaca~

***

"Hoaammmm" Uapan nafasku pagi ini membuka hariku. Hari yang nampak biasa saja dan tidak ada sesuatu yang spesial. Rasanya aku enggan untuk beranjak dari tempat ternyamanku ini. Aku tak ingin meninggalkannya sebab hari ini akhir pekan dan aku siap tidur sepanjang hari.

"RACHEL! Turun dongg. Gue di bawah nih sama Tante" Seru seseorang yang suaranya sudah sangat aku kenal.

Hah, rasanya harapan untuk tidur sepanjang hari dan bermalas-malasan di pulau kapuk ini akan hancur karena suara gadis tadi. Ya, itu Mita. Siapa lagi jika bukan dia. Dasar.

"GUE MALES. NGOBROL AJA SAMA MAMA" Teriakku dari kamar.

"APAAN! TURUN. JANGAN SAMPE GUE KEATAS TERUS GUE SIRAM LO PAKEK AIR BIAR KAGA NGANTUK LAGI"

"GUE GAK TAKUT. GUE MAGER. SINI AJA"

Aku merebahkan tubuhku kembali ke kasur yang telah kutiduri selama hampir 7 tahun ini. Tak lama setelah aku merebahkan diri, pintu kamar terbuka dengan kasar dan di sana berdiri perempuan garang yang diam sembari berkacak pinggang.

"Anak gadis jam segini masih aja tidur. Ayok keluar, kita goes" Ujar Mita yang sembari mendekat ke arahku.

"Mager ah, Mit. Gue pengen menenangkan pikiran gue sejenak dari beban percintaan dengan Rio yang ngebuat berat badan gue makin turun"

"Lo sih terlalu bucin. Mangkanya jangan kejar sesuatu yang dari awal lo udah tau kalo itu bakal gak bisa lo raih dengan mudah"

"Kalo gue gak coba, gimana gue bisa tau itu mudah atau susah. Lagian ya, gue juga gak tau kalo dia gak bakal gue raih. Emang gue Tuhan apa" Ketusku sembari bangkit dari kasur dan membuka jendela kamar.

"Iya juga sih. Udah ah, skuy kita ke alun-alun"

"Ngapain sih? Mager tau gak?"

"Jajan lah. Kan sekarang car free day"

***

Setelah melewati beberapa perdebatan antara aku dan Mita, akhirnya aku meng-iyakan permintaannya untuk datang ke alun-alun dan menikmati car free day.

"Rame juga ye" Gumamku saat melihat banyaknya warga yang datang kesini dengan melakukan berbagai aktivitas. Ada yang bersepeda, lari, jalan santai, duduk, atau ada yang hanya datang untuk menikmati makanan seperti aku dan Mita.

"Lo kira car free day kek kuburan apa? Heh" Dengus Mita sebab perkataanku yang tak masuk akal memang.

"Ya gak gitu juga"

"Oh ya, Chel! Lo di sini juga bisa cari cowok. Ganteng-ganteng kok. Gue jamin" Ujar Mita dengan sangat antusias.

"Apaan sih. Gue gak minat" Jawabku ketus.

"Dasar lo. Lo itu udah kena wanti-wantinya si Rio"

Aku tak memperdulikan ucapan Mita. Aku berjalan kearah trotoar yang di dekatnya ada orang penjual cilok. Aku tak berniat membeli ciloknya, tapi aku duduk di trotoar yang posisinya lumayan tinggi itu. Dari trotoar itu aku bisa melihat lebih jelas seluruh kegiatan yang dilakukan orang-orang.

"Lo mah malesan. Ayo olahraga. Car free day itu diadain biar kita semua bisa lebih leluasa buat olahraga. Lo malah cuma duduk dengan muka bantal lo itu" Omel Mita yang kini berdiri sembari berkacak pinggang di depanku.

L E L A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang