something

247 11 2
                                    

"Iyaaa" jawab Husen dan senyum melihat kelakuan Ara yang sangat menggemaskan.

"Kok Husen gak makan" Tanya Ara yang bingung melihat husen hanya memainkan sendok dan garpu nya saja.

"Udah kenyang" jawab husen sambil menatapi Ara makan.

"Kenyang. Kenyang apaan dari tadi Ara liat Husen cuman mainin Sendok dan garpu aja" Jawab Ara bingung dan penuh bertanya-tanya.

"Aku udah kenyang karena ngeliatin kamu makan" jawab Husen sambil menaruh tangan kiri ke Pipinya dan matanya melirik ke arah Ara

"Ishhhh Husen" Ara menjadi senyum-senyum sendiri mendengar ucapan Husen dan mengebu-ngebu tiada henti di dalam hatinya.

"Ara" panggil Husen dengan pelan dan menatap Ara

"Iya Husen" jawab Ara dan langsung menghentikan makanya karena sudah selesai.

"Ara sebenarnya ak..."

"Sebentar Husen" Ara yang langsung memotong pembicaraan Husen karena handphone nya berdering dan pergi meninggalkan Husen untuk  mengangkat handphone nya

'Mmmmfhuhhh" Husen menarik nafas panjang dan di hembuskan nya secara perlahan.

Setelah berapa menit Ara kembali menemui Husen dan kembali duduk di kursinya.

"Maaf Husen tadi ada telfon dari sehabat aku" kata Ara. Ara merasa tidak enak dengan Husen karena meninggalkan Husen begitu saja.

"Emmm gak apa-apa Ara, yok pulang" Ajak Husen

"Iya ayo Husen" Ara masih merasa tidak enak dengan sifatnya tadi kepada Husen.

langkah kaki mereka mulai menjauh dan  meninggalkan rumah makan dan mendekati ke arah mobil Husen yang terpakir di seberang jalan.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil , dan tidak lupa memakai sabuk pengaman dan menuju pulang.

"Ara" Panggil Husen kepada Ara ,dan mencoba untuk menyelesaikan pembicaraan yang tadi kepotong karena suara handphone Ara berdering

"Iyaa Husen" jawab Ara dengan lambat

"Ara sebenarnya Aku suka sama kamu dari pertama kamu masuk ke rumah TQ" dengan rasa percaya diri Husen  memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaan nya yang telah terpendam sejak 6 bulan terakhir ini

"Khukkk...khukkk...ehmmm" Ara tersedak karena kaget dan tidak percaya mendengar Husen mengungkapkan perasaan kepada Ara secara langsung.

"Kenapa Ara"  tanya Husen yang panik dan langsung me ngerem mobil secara perlahan hingga berhenti dan ia menepuk pundak Ara dengan pelan-pelan.

"Gak apa-apa Husen" jawab Ara dengan lembut  dan senyum melihat Husen perhatian kepadanya.

"Ara" penggil Husen dengan lembut dan salah satu tanganya menraba-raba sesuatu yang ada di samping kursi mobilnya dan menyimpanya di balik tubuhnya.

"Iy...iyaa Husen" Ara menjadi gugup dan bicaranya pun terbatah-batah.

"Kamu mau gak jadi pendamping aku, yang mau terima aku apa adanya,dan gak melihat kekurangan yang  aku miliki" Tanya Husen kepada Ara dan mengulurkan kedua tanganya yang terdapat se ikat bunga dan coklat.

"Aaa..aapp...apa yang kamu bilang ini benaran Husen" tanya Ara dengan suara terbatah-batah dan merasa masih tidak percaya dengan apa yang Husen ucapkan.

"Iya Ara apa aku ini tidak serius menurut kamu, kalo kamu terima aku kamu ambil bunga ini , dan kalo kamu gak terima aku kamu ambil coklat ini" perintah Husen yang memberikan pilihan buat Ara.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang