"Duh mati dah gue, bakal telat nih",
Sambil terus melihat jam tangannya, gadis itu berusaha berlari cepat menuju kelas pertamanya pagi itu."Eh pagi Vey! Buru-buru amat lo. Telat?"
"Duh ntar dulu ya ngobrol nya Sil, gue udah telat banget nih. Kelas Pak Pur tumbenan banget pagi"
"Eh tapi,"
"Duluan ya. Bye!"
Kelas sudah ada di depan mata, tapi ada sesuatu yang ganjil.
"Lho kok sepi ya?"
"Hadeh Vey..sabar gue tarik nafas dulu. Lo pake acara gamau dengerin gue sih. Kelas Pak Pur tuh diatas tau!"
JEDERRRR!!
"Oi Vey! Kok lo malah melongo gitu sih? Lo mau makin telat apa?!"
"Gue lagi merenungi kebodohan gue, Sil. Gue udah lari dengan segenap jiwa raga gue tapi salah kelas...sakitnya tuh disini," keluh Vey sambil menunjuk kaki nya yang dibalut sneakers putih.
"Elah lebay. Mending lo buruan lari keatas gih. Kelas nya udah dimulai 15 menit yang lalu.
Apa perlu gue anterin biar lo gak nyasar lagi?""Jangan bikin gue makin malu deh. Lo kira gue anak TK apa perlu dianterin ampe ke kelas? Dah ah. Bye!"
Lalu dengan segenap jiwa raga (lagi), Vey berlari menyusuri tangga."Jadi gimana lo tadi? Diomelin Pak Pur?"
"Untungnya enggak. Mungkin muka gue beneran melas kali tadi jadi dia kasihan,"
"Lagian lo ya. 3 tahun gue temenan sama lo tetep aja buta arah lo gak sembuh. Bahkan ampe lupa kelas dimana hahaha"
"Gausah ketawa lo. Gue juga gatau kenapa otak gue bisa begini..", sekilas ada raut kesedihan bercampur kebingungan di wajahnya.
"Yaudah yuk ke kantin. Terus temenin gue kerjain tugas ke perpus."
Sampai di kantin, mereka langsung memesan 2 porsi bakso lengkap dengan pangsit goreng dan 2 gelas es teh manis.
"Akhirnya perut gue keisi. Sepanjang kelas, ini perut konser terus."
"Makanya sarapan dong, Vey. Setidaknya makan roti kek apa kek,"
"Lo kan tau sendiri perut gue tuh gabisa diisi makanan pagi-pagi buta. Yang ada malah gaenak perut nya."
"Pagi Vey, Sil. Ikutan nimbrung ya gue,"
"Eh si kampreto. Sini gabung,"
"Nama gue Vino, bukan kampreto."
"Duh gausah serius gitu deh, kampreto. Lagi dapet ya lo?"
"Udah Vey ntar dia makin sebel. Aroma aromanya ada yang lagi kesel nih. Napa lo, No?"
"Kelas di reschedule mendadak. Ini kampus emang top banget dah. Pemberitahuan dikasih tau jam 11 malem. Untung gue kebetulan tadi pagi bangun gara-gara kebelet pipis."
"HAHAHA lo harus berterima kasih sama kantung kemih lo kalau gitu,"
"Sadar diri kali Vey, lo tadi udah telat, salah kelas pula."
"Sil...lo napa sih gabisa sekali aja liat gue bahagia?"
"Wah gila sih lo Vey. Kita udah sebulan kuliah dan lo masih nyasar? Kebiasaan buta arah lo belom kelar ternyata,"
"I know right?"
Vino tertawa diikuti Silvia, sementara yang satu lagi hanya bisa cemberut.
"No, lo ikutan gak ke perpus?""Gak ah, gue mau langsung balik. Banyak tugas menunggu."
"Baru semester pertama aja tugas lo udah kayak orang mau skripsi. Lo mau jadi dokter tapi badan lo sendiri gak lo perhatiin. Nih ambil,"
Sambil menyodorkan botol berisi minuman vitamin, Silvia pergi berlalu.
"Dengerin tuh kata Mama Dedeh."
"Apaan sih lo, Vey. Bilangin makasih. Gue cabut dulu,"
"Sip. Gue duluan ya,"
Vey pun menyusul Silvia menuju Perpus.Sambil memegang botol minuman vitamin itu, Vino tersenyum kecil.
HELLOOOO!!
This is Chapter 1😝
Hope you guys like it as much as i do💞💞💞
Ini pertama kalinya gue nulis cerita di wattpad jadi gue harap pada suka dan ikutin terus😊Kindly vote and comment too!
See you✌
KAMU SEDANG MEMBACA
31%
Romance"I've been waiting for you, to complete me.. to complete this series in my head." Cerita Vey yang sepanjang hidupnya berusaha menemukan kepingan memori yang entah hilang kemana sampai akhirnya dia bertemu seseorang yang 'mungkin' bisa melengkapi kep...