Chapter 4

15 3 3
                                    

VEY'S POV💭

"Ini dimana?"

Tak ada jawaban.

"Gue...lagi dimana?"

Yang bisa gue rasakan waktu itu cuma sakit di kepala, hal biasa yang terjadi saat gue mengingat mimpi.......

Ah, mata coklat itu.

"Vey! Thank God you woke up,"

Itu suara Silvia.

Dan mata gue menangkap sosok Silvia sama Vino di depan mata gue.

"Gue di...,"

"UKS, Vey. Lo tiba-tiba jatoh pingsan tadi."

Kali ini gue yakin itu suara Vino.

"Gue? Pingsan?"

"Udah lupain aja, intinya sekarang lo gimana? Ngerasa pusing atau apa gitu gak?"

"Gak kok, gue gak kenapa napa.."

Mata coklat itu....tapi gak mungkin kan?

Apa itu cuma halusinasi gue?

Gue tau banyak orang 'ber-mata coklat' diluar sana,
Tapi rasanya beda.

"Oi! Diem aja. Mikirin apa sih lo, Vey?"

"Gapapa. Sorry ya guys jadi ngerepotin kalian.."

"Elah selo aja sih. Balik gak?"

"Jalan dulu sabi kali,"

"Well, setuju sih gue kali ini sama lo, Vin. Lo gimana, Vey?"

"Kuy!"

"Kenapa ya kita selalu aja pergi nonton kalau lagi stress?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa ya kita selalu aja pergi nonton kalau lagi stress?"

"Gatau dah. Dari SMA udah begitu. Jalan eh tau tau udah di depan bioskop."

"Emang nonton udah paling bener. Ayo masuk.", kali ini Silvia membuka suara.

1 jam menuju pemutaran film membuat mereka memutuskan untuk pergi berjalan-jalan.

"Lo sebenernya tadi kenapa?", tanya Vino.

"To the point, as always. Jujur, gue lagi gak pengen bahas ini tapi lo semua pasti udah tau bakal ngarah kemana,"

"Those brown eyes again, am i right?"

"Yep, those brown eyes again. Intinya tadi gue ngeliat mata itu, lagi."

"Di kampus tadi?"

Gue mengangguk.

"Agak something ya. Apa yang lo rasain?"

"Hmm..apa ya, Sil. It feels surreal. Lo percaya ga percaya itu dia,"

"Wajar sih. Setelah bertahun-tahun kan."

31%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang