EMOTION [FINAL 2]

131 30 0
                                    

In Author's Eyes...

April sudah akan melalui pagi barunya dengan tenang jika saja teriakan Heyoung tidak menghancurkan harapan April beberapa saat lalu.

"Aeyoung-ah! Kemari!"

Terpaksa, April melepaskan keinginannya untuk menghabiskan waktu dengan membaca novel favoritnya. Ia sudah menduga hal semacam ini akan terjadi—ia dan ibunya harus berkeliling desa dan memperkenalkan diri ke tetangga lain.

Belum lagi, pemuda aneh semalam mengusik pikirannya. Pemuda itu pergi begitu saja karena perdebatan tanpa henti mereka.

Ugh, April sekarang mengerti kenapa pemuda itu bisa berdebat dengan heboh dan bahkan berubah jadi pertengkaran, pemuda itu tidak mau mengalah!

"Oh, aku datang," April menyahuti Heyoung, lekas ia meraih baju hangat di gantungan pakaian, sebelum akhirnya April melangkah ke depan rumahnya.

"Cepat ke sini, Aeyoung-ah, ada tetangga yang mengunjungi kita." Heyoung berucap dengan antusias, sementara April sibuk dengan kancing pakaian hangatnya.

"Oh, kita bertemu lagi." aktivitas April terhenti saat suara cukup familiar masuk ke dalam pendengarannya.

Gadis itu mendongak, terkejut bukan main mendapati pemuda yang semalam berdebat dengannya sekarang malah berdiri di depan rumahnya, dengan beberapa orang lain.

"Wah, kalian sudah saling mengenal?" Heyoung mengerling pada putrinya, sementara April menatap tak percaya.

"Kenapa kau di sini?" tanpa sadar ia berucap cukup keras, ia masih dongkol karena perdebatan semalam.

"Aigoo, Aeyoung-ah, ada apa denganmu? Dia kan tetangga kita sekarang."

Mendengar kata tetangga sungguh membuat April mual.

"M-Maksudku kenapa—"

"Semalam dia bilang namanya adalah April." pemuda itu berucap, ekspresinya dibuat seolah ia terluka karena kebingungannya sekarang.

"Oh, iya, Aeyoung adalah nama kecilnya."

"Ah..." pemuda itu lantas mengangguk-angguk paham, "namaku Oh Sehun ngomong-ngomong," ia tersenyum pada April.

Sementara Heyoung mulai disibukkan dengan tetangga-tetangga lain, kini April berdiri mematung, antara ingin berlari ke dalam rumah atau mengekor ibunya saja daripada harus berhadapan dengan pemuda aneh ini.

"April, oh, Aeyoung-ah. Kau tidak berniat mengajakku ke dalam rumahmu?" tatapan April segera membelalak kala mendengar pertanyaan itu.

"Oh, jangan terlalu curiga padaku. Aku hanya... tidak bisa berada di luar saat siang hari." pemuda itu—Sehun—berucap santai, melangkahkan kakinya menapaki anak tangga, mendahului kehendak sang pemilik rumah—April—ia lantas masuk ke dalam ruang tamu.

"Y-Ya! Siapa yang mengizinkanmu masuk?!" bentak April kesal setengah mati.

"Aigoo..." Sehun berucap santai—lagi, "kenapa kau tidak bisa menurunkan emosimu huh? Apa kau begitu terkejut karena punya tetangga sepertiku?" sambungnya dengan nada yang membuat April ingin menendang pemuda itu sekarang juga.

"Keluar!" bentak April lagi.

"Tidak bisa, Apri—oh Aeyoung. Aku tidak bisa berada di luar."

April memutar bola mata jengah.

"Memangnya kau itu drakula atau apa?" ledeknya.

"Bukan drakula." Sehun berucap, "tapi vampire." sambungnya.

Kini aktivitas April lagi-lagi terhenti. Ia menatap Sehun dengan mata menyipit.

"Lucu." ujarnya ketus.

Sehun menatap dengan alis terangkat.

"Kau tidak percaya? Apa aku perlu pamer taring seperti ini?" April baru saja akan meluapkan kata-kata ledekan lainnya saat netranya tiba-tiba saja disuguhi pemandangan luar biasa tidak masuk akal.

"K-Kau—"

Tak sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuh April limbung. Dengan sigap Sehun menangkap tubuh gadis itu, tersenyum kecil sembari menyembunyikan sepasang taring miliknya.

"Memangnya kau pikir aku tidak dengan sengaja muncul di hadapanmu, April-ssi? Aku ini fansmu, aish, untunglah kau keluar dari Months dan akhirnya datang ke sini." Sehun terkekeh geli, ia kemudian lekas mengubah ekspresinya menjadi ekspresi panik.

"Imo! April pingsan!"

FIN

Wanna find another story?

[Go read: Prologue]

APRIL'S MOVE [finished]Where stories live. Discover now