CELINE

5 0 0
                                    

            "Celine!!!! Bangun!!!" teriakan Mama menggema di dalam kamar Celine. Celine mengerang pelan dan meregangkan tubuhnya. Pagi-pagi begini, Mama sudah teriak-teriak pikir Celine dalam hati. Hari ini hari Jumat.

             Hari ini Celine libur. Bukan meliburkan diri tapi sekolahnya memang libur hari ini. Teriakan Mama kembali terdengar, "Celine!! Cepat bangun sayang!!"

            "Iya, Ma," Teriak Celine dari kamarnya. Dengan malas, Celine menarik tubuhnya bangkit dari kehangatan kasurnya yang empuk. Tak terasa, sekarang Celine sudah kelas 2 SMA. Kemarin ini, sekolah Celine menggelar Open House yang berlangsung sampai malam. Jadi tidak ada salahnya kalau hari ini Celine sedikit bersantai.

            Celine menarik handuk, mandi dengan cepat, dan memakai baju santainya. Celana pendek dan kaos. Sambil menggosok rambutnya yang masih basah, Celine berjalan menuruni tangga dan langsung menuju dapur begitu mencium wangi kue bolu yang baru di panggang.

              "Ma, bikin kue ya? Wanginya enak banget," Kata Celine sambil menyunggingkan senyum ke arah Mama yang sedang mencuci piring.

               Mama menoleh, matanya berbinar-binar. Mama langsung mencuci tangan dan memeluk Celine. "Happy Birthday, Celine. Gak kerasa anak Mama sudah 17 tahun lagi, ya."

               Celine terdiam. Dia saja lupa bahwa hari ini tanggal 14 February. Pantas saja teman-temannya protes ketika pengumuman tentang libur hari jumat selesai dibacakan.

              "Makasih, Mama. Celine dapet kado gak nih?" Tanya Celine sambil membalas pelukan Mama.

              "Dapet dong. Makan kue bolu buatan Mama," canda Mama. Celine hanya tertawa kecil dan mencium pipi Mama.

              "Oh, iya. Hari ini Papa pergi ke Bandung. Tadi pagi sih, katanya ada teman yang married, jadi Papa harus ke Bandung," Jelas Mama yang sudah kembali sibuk mencuci piring.

              "Loh, kok gak ngajak aku? Kan sekalian jalan-jalan," Erang Celine, "Tapi gak apa-apa deh. Hari ini Celine mau main sepeda bareng sama Becca ya, Ma."

               "Ya sudah. Hati-hati ya, Cel. Mau ngajak Kak Ivan ga?" tanya Mama.

               "Gak usah, Ma. Celine cuma di sekeliling komplek aja kok," Kata Celine sambil berjalan menuju kamarnya.

                "Oke," Kata Mama sebelum Celine masuk kamar.

                                                                               *********************

                "Nih, surat buat lo. Dari Mike," Kata Rebecca alias Becca sesampainya Celine di rumah Becca.

                "Surat apaan?" tanya Celine.

               "Mana gue tahu, Sayang. Baca aja deh. Gue udah kepo nih," Kata Becca.

               Celine membuka surat itu dan mengeluarkan secarik kertas yang penuh dengan tulisan tangan. Setelah terdiam sejenak, mengamati tulisan yang ada di kertas itu, Celine menyerahkan surat itu ke sahabatnya.

                 "Baca aja deh sama lo. Gue ga niat baca," Ujar Celine malas.

                "Yeh, nih anak satu ya. Harusnya lo bersyukur punya tampang imut. Dari sekian cowok yang udah nembak lo, gak ada satu orang pun yang berhasil ngeraih hati lo. Kenapa sih?" Tanya Becca penasaran.

                  Celine memang gadis yang populer di sekolahnya. Selain ekonomi keluarganya yang diatas rata-rata, Celine memiliki tampang manis yang mampu membuat cowok-cowok tidak bisa berpaling darinya. Kepopulerannya ditambah dengan prestasinya yang luar biasa. Celine juga terkenal karena wataknya yang baik, lembut dan rela berkorban.

                 Celine menggeleng, "Gue kan udah bilang. Gue udah punya true love. Alias my prince. Yaitu orang yang udah kenal gue sejak gue lahir."

                "Sampai kapan lo mau nungguin dia? Lo aja udah ga pernah dapetin kabar dari dia setelah sekian lama. Lo masih berharap sama orang yang udah ga pernah kontak sama lo setelah 6 tahun?" tanya Becca.

               "Gue percaya sama true love, Ca. Udah deh gak usah dibahas lagi." elak Celine. Sebenarnya Celine menyadari ada kebenaran dalam perkataan Becca. Sudah 5 tahun lamanya dia tidak berhubungan dengan Dave. Apa Dave masih ingat akan dirinya? Lamunannya buyar ketika Becca tiba-tiba melambaikan tangannya di depan wajah Celine.

               "Woi, lo gak dengerin gue ngomong ya?" tanya Becca setelah tatapan Celine menusuk matanya.

              "Denger kok. Tapi samar-samar." Celine tertawa kecil.

              "Ck, terserah deh. Jadi gimana sama Mike? Lo bakalan menghancurkan hati kecilnya tahu." Kata Becca sambil melipat tangannya di dada.

              "Ya, seperti biasa. Kalo dia datengin gue besok, gue jawab ngga. Masalah beres."

             "Santai amat jawaban lo," renggut Becca. Celine hanya tersenyum miris mendengar komentar sahabatnya. "Apa kata lo deh," sahut Celine sambil mengedikkan bahu.

              Becca memutar kedua bola matanya. "Ya udah, gue mau ambil sepeda dulu. Lo langsung keluar aja." Kata Becca.

              "Oke. Gue tunggu di luar ya." Kata Celine.

              Setelah puas bersepeda dengan sahabat karibnya itu, Celine mengambil jalan menuju rumahnya. Kakinya mengayuh sadel sepeda dengan cepat. Pikirannya melayang kembali ke masa lalu. Dimana dirinya dan Dave masih kanak-kanak dan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Celine tetap mengayuh sepeda walaupun pikiran melayang entah kemana. Celine tidak menyadari bahwa dari arah kanannya melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi.

TIN!!! TIN!!

            Celine terlonjak dan menekan rem sepeda dengan sekuat tenaga. Mobil itu terus melaju dan menabrak bagian depan ban sepeda Celine.

           "Woaaah," pekik Tania ketika sepedanya oleng ke arah kiri. Kakinya langsung menahan berat sepeda dengan kedua kaki.

           Celine tidak terluka, namun Celine kesal. Dasar mobil kurang ajar, udah nabrak bukannya berhenti malah maju terus, rutuknya dalam hati.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang