CELINE

2 0 0
                                    

"Becca! Gue lagi cerita nih! Lo dengerin apa kaga sih?" Seruku ketika Becca malah membolak-balik majalah yang diambilnya dari lemari.

Becca menghela nafas dan menatapku, "Tan, lo mau tau gak? Gue merasa kalau cowo itu juga memikirkan hal yang sama dengan lo. Tapi bedanya lo aja yang histeris," Jawab Becca sambil memiringkan wajahnya.

"Dan kenapa lo bisa berpikir gitu?" tanyaku lagi.

"Karena semua cewek seperti itu, Tania. Cowok itu mikir pake otak. Gak pake perasaaan," Jawabnya.

Aku memalingkan muka, merasa bahwa ada benarnya juga ucapan Becca.

"Ya udah lah ya. Gak ada salahnya gue berharap," Jawabku tanpa memandang Becca.

Becca tersenyum miris dan menggeleng, "Minta ampun deh ini anak satu. Lo bener-bener suka sama cowok itu ya?"

Aku mengedikkan bahu dan menjatuhkan diriku ke kasur. "Gue juga gak tau. Apa mungkin, dia masih inget sama gue? Gimana kalo dia udah punya cewe?"

"Stop!" jawab Becca sambil membanting majalah ke karpet, "Ini udah ke-1000 kalinya lo ngucapin pertanyaan itu. Lo suka kan? Ya kejer lah. Sekarang tuh lo udah remaja. Pergaulan lo juga udah luas. Lo tinggal ketik namanya di Facebook, Twitter atau apalah. Gampang kan? Kalo udah ketemu, lo ajak ketemuan dan masalah beres. Clear."

Oke, boleh juga saran Becca.

"Iyah, nanti gue cari." Jawabku malas.

Becca menggeleng, "Kalo lo males begini, kapan mau ketemunya?"

Dan aku,

Mati Kutu.

5 menit kemudian, aku sudah berkutat dengan Iphone-ku. Becca menemaniku dan duduk sambil membaca novel. Aku membuka semua medsos yang kupunya. Kubuka Twitter, dan aku mulai mencari.

Namun hasilnya : No Result. Aku mendesah dan mencari di media lainnya. Path, Instagram, dan yang lainnya tidak menemukan nama Dave. Aku mulai putus asa ketika aku melihat Facebook. Aku membukanya dan mulai mencari nama cowok itu. Ah! Ada! sontak aku pun berteriak.

"Apa sih? Teriak-teriak bukan disini, Tan." Kata Becca jengkel.

"Ca! Gue nemuin Facebooknya!" jawabku kegirangan.

Becca mengambil Iphone dari tanganku dan memperbesar foto Dave.

"Ini yang namanya Dave? Ya.. boleh lah. Gak jelek-jelek amat." Godanya sambil mengembalikan Iphoneku.

Aku menatap foto Dave yang sedang 'candid' itu. Dia banyak berubah dari segi fisik. Kuharap dia tetap bersikap seperti Dave yang dulu. Becca menepuk bahuku.

"Sekarang lo add friend  terus lo ajak ketemuan. Oke?" kata Becca.

"Gila! Gue udah lama banget gak ngobrol sama dia. Masa tiba-tiba gue ajak dia ketemuan?" tanyaku tidak percaya.

"Gak apa-apa kan kemaren Bokap lo bilang kalo dia ketemu Dave. Yah, setidaknya Dave udah inget lo kan?" tanya Becca.

Aku terdiam. Benar juga sih, mungkin aku coba ajak berteman dulu. Setelah itu, biar waktu yang memutuskan.

Aku menekan kotak biru berlambang tanda tambah dan tertawa kecil.

"Gue berhasil ngeadd dia, Ca." Kataku bangga.

Becca menggelengkan kepala dan tersenyum kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang