"Hoi! Jangan bengong, bro. Pagi-pagi gini udah bengong. Mau kesambet lo?" Adrian mengagetkanku yang sedang memikirkan kejadian kemarin.
"Lo kali setannya! Ngaget-ngagetin orang seenak jidat!" seruku sambil menunjukkan muka kesal.
"Ya elah. Pagi-pagi udah badmood, apalagi siang. Mampus deh gue hari ini." jawab Adrian yang nyengir melihatku kesal.
"Tau ah." Kataku singkat.
Adrian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku masih kesal. Kenapa bisa-bisanya aku menyia-nyiakan kesempatan berharga.
"Ian, kemaren gue ketemu seseorang yang sangat penting buat gue." Kataku tanpa melirik Adrian. Toh, aku yakin dia pasti mendengarkan. Walaupun dia memakai earset.
Aku menunggu reaksinya. Setelah beberapa detik, dia tetap mengetukkan jari-jarinya ke meja mengikuti irama lagu yang sedang didengarnya. Aku memutar kedua bola mataku dan menoyor kepalanya.
"Waduh!" Pekiknya berlebihan.
"Kalo orang ngomong dengerin napa?" tanyaku dengan muka masam.
"Gue kan lagi dengerin lagu. Pake cara halus dong, Vid." Elak Adrian.
"Terserah lo aja." Kataku.
Sahabatku ini memang jayus, tapi tetap saja. Ada kalanya dimana dia bersikap menyebalkan.
"Ketemu siapa lo? Natasha?" tanya Adrian yang sedang mencabut earsetnya.
Aku memberi pandangan gak ada hubungannya dengan DIA, "Kampret lo. Bukan! Gue ketemu seseorang yang pengen gue temui dari dulu." Jawabku.
"Maksud lo? Celine?" tanya Adrian sambil mengangkat alis kanannya.
Aku tersenyum, "Bukan bro, bokapnya."
Setelah menceritakan kejadian kemarin, Adrian menatapku dengan tatapan gak percaya.
"Lo memang gak masuk diakal! Kesempatan sebesar itu lo sia-siain. Hebat!" seru Adrian yang kaget dengan ceritaku barusan. Aku tersenyum pahit.
"Yah, gue tau gue bego." Kataku pasrah.
"Gue gak percaya seorang David Pancakurniawan bisa melupakan hal sepenting itu. Lagian kenapa lagi lo bisa lupa, hah? Mendadak amnesia? Sekaget itukah ngeliat bokapnya sampe lo lupa minta nomor telepon Celine?!"
"Woah, woah, woah. Bentar-bentar, kok lo jadi marahin gue sih?" tanyaku.
"Gue gemes! Greget! Emosi! Semua dicampurin. Lo nolak semua cewek imut yang ngeceng lo, tapi giliran lo dikasih sama apa yang lo mau, lo sia-siain. Cewek itu berharga,Vid!" seru Adrian.
"Lebay amat sih lo. Kan gue ngaku gue salah. Gue emang lupa banget." Elakku
"Arghhhh. Sumpah gue kesel. Itu namanya kesempatan emas, Vid. Entah mungkin takdir yang mau mempertemukan lo sama Celine lewat bokapnya. Atau mungkin juga lo emang jodoh, dan kesempatan itu harus lo tangkep. Tapi liat kenyataan, lo melewatkan kesempatan itu.
Fine, lo bilang lo lupa. Yah, mungkin itu memang kesalahan yang cetek lah. Tapi dampaknya luar biasa, Vid. Lo gak mikirin betapa putus asanya cewek-cewek cantik yang memutuskan nembak lo karena lo gak peka. Mereka tuh cinta mati sama lo. Coba gue? Gak ada cewek yang nembak gue. Paling yang gue pdkt-in.
Sedangkan lo, gak usah disuruh juga itu cewe jalan sendiri ke lo. Terus lo tolak. Nah sekarang bokapnya dateng ke rumah lo. Dan lo lupa nanya! Kesempatan gak bakal dateng dua kali, Vid!" Kata Adrian dengan napas ngos-ngosan.
Aku menepuk bahunya pelan sambil tertawa, "Kapan-kapan gue gak bakal lepasin kesempatan emas kayak gitu lagi deh." Janjiku.
"Awas lo. Gara-gara lo gue jadi gini nih. Ceramahin lo aja bikin gue keringetan tau gak?" kata Adrian sambil meraih botol minum di dalam tasnnya.
"Tapi, ceramah lo bagus juga kok, bro." Candaku.
Adrian mendengus tapi setelah beberapa detik akhirnya Adrian tertawa kecil.
**********************
Trrrr.... Trrrr..... Trrrr....
Aku mengambil handphoneku dan melihat.
princesstown13 : Hei, udah pulang sekolah?
Aku tersenyum, benarkan? Cewek ini perhatian banget.
black_shadow13 : Udah. Lo udah pulang?
princesstown13 : Wkwkwk udah. Lg ap?
black_shadow13 : Gak ngapa-ngapain tuh. Mager. U?
princesstown13 : Ngerjain homework. Banyak binggo. Pusing deh gue.
black_shadow13 :Semangat deh sist. Untungnya gue. Besok free. No pr. No ulangan.
princesstown13 : -_-" whatever banget. Duluan deh. Gue harus belajar nih. Bay.
black_shadow13 : Okay, semangat yaa
Aku menaruh hp-ku dan merebahkan diri diatas kasur. Ahh.. gadis itu memang sulit dilupakan. Apa yang membuatnya susah dilupakan sih?
Mungkin aku harus tidur untuk menjernihkan pikiranku sejenak.
Ya, aku butuh tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE
Romance-Celine Aku menunggunya, menunggu ia datang dan kembali kepadaku, pangeran kecilku. Aku rela menunggunya, asalkan ia menemukanku dan menjadikanku miliknya -David Putri kecilku sedang menanti. Aku sudah lama melepasnya. Ini saatnya kembali kuraih dia...