"Baik itu it's okay..
Karena susah banget sekarang nyari yang baik."Bulan meringis.
Ini bukan karena sakit karena ketumpahan kopi tadi, melainkan Bulan berhasil mengingat siapa laki-laki itu.
Bulan menatap laki-laki itu dengan pandangan takut. Lalu memberanikan diri untuk bertanya, "kamu.. Biru bukan?" tanya Bulan dengan hati-hati.
Laki-laki itu, berhenti mengusap tangan Bulan dengan menggunakan sapu tangan. Lalu menatap Bulan dengan pandangan bingung.
"Lo tau nama gue?" dia bertanya dengan wajah kaget yang dramatis. "Lo pedofil?" gila ni orang. Menyimpulkannya seenak jidat.
"Weee.. Lo kira gue apaan, gue bukan pedofil, stalker ato apalah. Gue mah manusia, yang tadi baru di 'tabrak' lo" Bulan sengaja menekankan kata 'tabrak'.
"O-ohh.. Jadi gituu.. Trus, kenapa lo tau nama gue?"
"Oya jelas lah tau, orang gue yang ngenalin seluk- beluk sekolah buat lo"
Bulan membuang muka. Laki-laki dihadapannya ini sudah membuatnya jadi bikes, bikin kesel."Oh.. Lo itu Bulan yaa.. Kok beda ya sama yang kemarin. Sampe gue gak bisa ngenalin wajah lo lagi, hehe" malah cengar-cengir lagi.
"Lo aja yang udah aki-aki. Lupaan mulu. Cewe cantik kok dilupain." Bulan berbicara ketus masih dengan ekspresi membuang muka.
"Edan.. Lo pede amat" dengan ekspresi sok takjub, Biru bertepuk tangan.
"Dasar orang gak tau malu jaman now ya.. Bukannya minta maaf malah ngejudge" Bulan masih tetap saja ketus.
"Iye.. Iye.. Gue minta maaf yaa Bulan. Btw.. Gue Biru" ucap Biru sembari menyodorkan tangan.
"Udah tau." Bulan berbicara begitu dengan membuang muka dan mengabaikan sodoran tangan Biru. Lalu Bulan melipat tangannya didada.
"Oke.. Sebagai permintaan maaf, boleh gue bawa lo ke suatu tempat?"
Diajak begitu Bulan malah senang dan berpaling dengan wajah penuh senyum merekah. Malahan matanya pun seperti ikut tersenyum."Boleh!!" girang Bulan sembari bangkit dari duduk dan menarik-narik tangan Biru agar diapun cepat bangkit dan membawanya ke suatu tempat.
Biru dengan malas bangkit dari bangku Taman lantas menuntun Bulan berjalan.
Bulan dibelakang Biru dengan maksud untuk mengikuti arah langkah kaki Biru yang akan membawanya ke suatu tempat. Lalu, Bulan bingung. Kok dia dibawa ke Cafe tadi sih?
"Ngapain kesini lagi coeg?" tanya Bulan 'gak nyalse'.
"Bawa mobil gue lah" jawab Biru singkat, males dengan pertanyaan Bulan yang gak santai. Penuh dengan nada sewot.
"Emang lo punya mobil? Emagnya lo bawa mobil? Emangnya juga lo bisa nyetir mobil? Lo mau nanggung nyawa gue kalo terjadi apa-apa?" tanya Bulan tanpa jeda. Inginnya, Biru menimpuk Bulan dengan mobil. Agar dia bisa merasakan sakit, sebagaimana dia menyakiti telinganya.
★☆★
Happy Saturday everyone🎊
Feel nulis alhamdulillah balik lagi!
Maaf sebelumnya aku gak update karena biasalah, sekolah jaman now kan lebih banyak yang full day,- jadi mau gak mau harus 'pergi pagi pulang sore' jadinya uka letih dech😔
:vOh iya.. Yg mau kasih kritik&sarannya buat aku boleh kok. Atau mau ngobrol ttg aku sekalian modus? Boleh kok.. Asal jgn modus yg bikin eurgh.. Jijik gk ketulungan:v just kidding.
Gk boleh MODUS!!Find me on:
Instagram: @fannyzahrax
Id Line: fannyzhra
Picsart tumblr./: @fannyzahrax
Don't forget to add me and I'll be your good friend👯Jgn lupa tinggalkan jejak..
(Vomment, coment, share, add this story in your library🎊)See you next time!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan (Slow Update)
Teen Fictionsetiap hari Bulan berpikir bahwa Bintang tidak memikirkannya. Bulan juga berpikir bahwa Bintang mengabaikan kehadirannya. Bulan juga berpikir untuk pindah kelain hati kepada Biru. tapi Biru sangat mencintai Bulan, dan Bulan mencoba mencintai Biru. T...