3

6.7K 641 101
                                    

Masih ada yang mau nunggunin ni ff ga sih? :')

....



Kepala lelaki manis itu sudah benar benar pusing hingga ia tak sadar bahwa tubuh polosnya itu sudah berada diatas kasur dengan kedua tangan yang terikat dengan sisi sisi ranjang.

"Keluarkan saja suaramu, sayang"
Suara berat itu begitu menyeramkan ketika tertangkap oleh indra pendengaran si manis.

Matanya yang kini tertutup dengan kain hitam membuatnya tak leluasa, dan hanya bisa menebak nebak apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh orang yang kini dengan tega menyiksanya.

"Nghh" lenguhan pelan keluar tampa sengaja dari bibir jihoon ketika merasakan sebuah tangan kini mengusap pahanya pelan.

Tak lama setelah itu tubuhnya dibalik paksa oleh guanlin hingga posisi menungging.

Plak

Satu tamparan keras mengenai benda kenyal itu dan berhasil membuat setetes kristal bening mengalir dipipi putih itu.

"Katakan kalau kau menikmati sentuhanku hoonie"Bisik guanlin.

"Tidak akan hyung nhh"

Plak

"Akhh"

"Katakan sekali lagi!"

"Akuhhh tidak menikmatinya! Kau menyiksaku hyungnhh?!"

"Sepertinya kau ingin bermain main dengan ku hm?"

Guanlin mendekatkan wajahnya pada jihoon lalu melumat ganas bibir kemerahan itu.

Tak lama, jihoon mencium bau amis darah akibat guanlin yang terlalu kasar pada bibirnya hingga sedikit terluka.

Setelah puas, guanlin menuruni ranjang, lalu kembali lagi keposisinya setelah mengambil sebuah benda yang tadinya ia letakkan di atas nakas samping tempat tidur.

"Ayo, kita mulai sekarang"

Guanlin kembali menindih tubuh jihoon, membuat lelaki berparas manis itu hanya bisa memejamkan matanya kuat dan sesekali merapal doa agar dirinya masih selamat ketika keluar dari tempat menyeramkan ini.

Tangan guanlin kini mulai mengelus perut rata jihoon, wajahnya mendekat kearah perpotongan leher jihoon dan memberi banyak tanda di sana.

Tangan satunya yang bebas ia gunakan untuk mengambil benda tadi.

"Akhh.. Hyung itu apaa hh!!!

Tak ada jawaban dari guanlin, lelaki jangkung itu tengah fokus memasukkan sebuah benda kedalam hole sempit jihoon.

Beberapa saat kemudian benda itu telah masuk sepenuhnya, guanlin mengambil remote kecil disampingnya dan menekan tombol medium disana membuat benda itu secara otomatis bergetar di dalam tubuh jihoon.

"Hyung hiks, tolong keluarkan"

Guanlin menggeleng santai. Dia tak akan mengeluarkan alat itu, karena wajah jihoon yang kesakitan seperti ini sungguh manis dimata guanlin.

"Tidak a----










"Tuan Guanlin, ada teman anda yang menunggu diluar"

Guanlin mendengus kesal mendengar ucapan dari salah satu maidnya itu.
Tanpa melihat juga guanlin sudah tau siapa orang yang datang kerumahnya sekarang.

Bae jinyoung. Pasti lelaki berkepala mungil itu yang datang,pikir guanlin.

Guanlin turun dari kasur tersebut, lalu merapikan bajunya yang sedikit terlihat berantakan, setelah itu ia keluar dari ruangan itu dan meninggalkan jihoon begitu saja.

....

"Apa?"
Guanlin memasang wajah datar setelah berhadapan dengan temannya ini. Yang ditanya malah menunjukkan senyum tidak jelasnnya.

"Wajahmu kusut sekali"

"Itu karena kau bodoh"guanlin menghela napas.

"Apa aku mengganggu acara 'bermain'mu?"
Jinyoung memasang wajah jailnya.

"Jadi apa tujuanmu kesini?"

"Hanya ingin mengajak kau keluar, kemarin kau bilang bosan hanya menghabiskan waktu dirumah. Lihat aku ini teman yang baik bukan?"

"Cih" guanlin tetap memasang wajah datarnya.

"Aku tau kau tak kan menolak, sebelum itu, aku pinjam kamar mandimu sebentar ya"
Setelah mengatakan itu jinyoung sedikit berlari kecil ke arah kamar mandi.

"Hm"

......

"Hyu-nghh tolong keluarkan nhh
inihh"

Jinyoung berhenti di depan pintu ruangan pribadi guanlin. Setelah selesai dari kamar mandi tadi pria yang memilik kepala kecil itu tak sengaja  mendengar suara aneh yang berasal dari ruangan ini.

Jinyoung pikir ia tadi salah dengar ia ingin melanjutkan kembali jalannya namun suara itu terdengar lagi bahkan diiringin dengan suara seperti tangisan.

Karena penasaran, jinyoung memilih untuk membuka ruangan itu saja.

"Astaga. Kau siapa?"

"Tolong aku hiks" jinyoung menutup pintu tadi baru kemudian berjalan mendekati jihoon.

"Apa ini perbuatan guanlin?"
Tanya jinyoung tak percaya. Setau jinyoung temannya itu tak pernah dekat dengan lelaki lain selain dirinya yang merupakan sahabat dekat guanlin dari kecil.

Jinyoung beralih membuka ikatan pada kedua tangan jihoon. Setelah selesai ia hendak pergi tapi lengannya ditahan oleh jihoon.

"Tolong keluarkan itu, tubuhku terlalu lemas untuk bangkit dari sini " jihoon menunjuk pada bagian bawah tubuhnya. Seketika jinyoung langsung terdiam. Dia ingin membantu jihoon untuk mengeluarkan benda yang ia yakini adalah vibrator yang dipasang guanlin tadi, tapi bukankah itu sangat lancang?

"Aku tidak keberatan, kumohon"
Ucap jihoon,seolah tau apa yang dipikirkan jinyoung. Mata bulatnya itu menatap jinyoung dengan tatapan memohon. Jinyoung yang melihat itupun tidak tega.

"Baiklah"

....


Jihoon sangat bersyukur hari ini ia bisa bebas dari guanlin. Kemarin lelaki yang sempat menolongnya itu mengatakan kalau guanlin mabuk dan menginap dirumah lelaki itu.

Setelah selesai mandi pagi jihoon keluar rumah sebentar dia berencana untuk ketoko buku, sehari saja tampa membaca novel novel favoritnya itu jihoon tidak bisa.

Kenapa jihoon memilih untuk membeli buku sedangkan dirumah guanlin saja ada satu ruangan yang dipenuhi buku?
Ya jelas saja karena kejadian itu. Jihoon bersumpah tidak ingin lagi masuk kedalam ruangan itu.

"Kau orang yang kemarin kan?"





TBC

Maap lama update:')
Maap juga kalau kependekan
Gua udah sibuk akhir2 ini, ga sempet nulis lagi.

Semoga ga mengecewakan :'

dititipinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang