7

5.5K 454 106
                                    

"Kita akan menonton film itu lagi nanti kalau kau mau,

Tapi sekarang. Sepertinya aku ingin bermain denganmu lagi. Kau siap kan sayang?"








Jihoon menutup matanya erat sekarang. Pikirannya sudah membayangkan kejadian seperti malam kemarin terulang kembali. Namun tampa ia duga, tawa guanlin terdengar.

"Hey! Aku hanya bercanda"

Deg.

Jihoon malu sekarang. Ia kira guanlin akan memakannya ternyata itu hanya candaan. Tapi itu sukses membuat jantung jihoon berdetak lebih cepat.

"Hyunggg, aku sudah ketakutan tadi"

Jihoon berkata polos. Dan tangannya itu tampa ia perintah mendorong pelan tubuh guanlin.

"Maaf maaf. Wajahmu lucu kalau ketakutan begitu "
Tawa guanlin masih berlanjut, dan jihoon menatap wajah tampan itu dengan kebingungan.

Benarkah ini guanlin? Kenapa rasanya ada yang beda?

"Jangan menatapku seperti itu hoon. Aku tahu aku ini tampan"

"Ih hyung. Siapa juga yang menatap hyung. Aku kan cuma liatin wajah hyung"

"Pfft itu sama saja sayanggg"
Guanlin malah gemas melihat lelaki pendek di depannya ini menggembungkan pipinya. Lucu.
Dan tampa sadar tangan itu kini mencubit pipi jihoon yang lembut seperti kulit bayi.

"Jangan dicubit hyung. Sakit"

Untuk kesekian kalinya jihoon mengurutkan bibirnya di depan guanlin.

Cupp

Jihoon membulatkan matanya. Guanlin kini menempelkan bibirnya dengan jihoon. Tidak ada lumatan atau semacamnya. Guanlin hanya menempelkannya dan matanya menatap jihoon lama.

Lelaki berpipi chubby itu lantas mengalihkan sorot matanya. Ia malu melihat tatapan sedalam itu yang diberikan guanlin.

Tak lama kemudian tautan itu terlepas.
Jihoon dengan segera mengambil oksigen sebanyak mungkin.
Tadi saat guanlin menciumnya, ia menahan nafasnya.

"Hyung kenapa mendadak menciumku seperti itu?"

"Memangnya kalau aku menciummu harus izin dulu?"

Guanlin malah bertanya dengan wajah sok polosnya yang tentu saja membuat jihoon mendadak kesal.

"Ish"

....

"Hyung, ini sudah malam ayo pulang"
Jihoon lelah, dia sudah keluar rumah dari pagi sampai larut malam seperti ini tubuhnya juga perlu istirahat.

"Tapi..

"Ayolah hyung, aku sudah lelah"
Jihoon tampa sadar menunjukkan wajah menggemaskannya pada guanlin. Dan ternyata cara itu ampuh.
Guanlin menganggukkan kepalanya, dan kemudian mereka berdua berjalan menuju mobil.

Baru setengah perjalanan menuju rumah namun mata jihoon sudah hampir tertutup, ia sangat mengantuk dan sepertinya tidak bisa menahannya lagi.

"Hyung aku tidur boleh?"

Jihoon melirik sebentar guanlin yang masih fokus menatap jalanan.

"Tidak"

"Hyunggg tapi aku mengantuk eung"
Jihoon menunjukkan suara manjanya, guanlin lemah. Hampir saja dia melepas pegangannya pada stir mobil dan beralih mencubit pipi chubby lelaki disampingnya ini. Jihoon terlalu menggemaskan bagi guanlin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dititipinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang