6

5.2K 421 47
                                    

"Sayangnya aku tidak menerima penolakan"

Dan setelah mengatakan itu guanlin memaksa jihoon untuk ikut dengannya. Lagian apa salahnya bukan? Guanlin hanya ingin mengajak anak itu jalan jalan.

.....

Jihoon berdiri di depan kaca sebesar tubuhnya di kamar itu. Tangannya sibuk mengatur scraf yang melingkar indah dilehernya, mencari posisi yang tepat untuk menutup keseluruhan tanda merah yang diciptakan guanlin.

Greppp

"Imut sekali"
Ntah sejak kapan guanlin masuk kekamar yang jihoon tempati bahkan lelaki imut itu saja tak sadar.
Tampa perlu meminta izin sekalipun guanlin memeluk tubuh jihoon dari belakang dan kini bibir nakalnya tengah memberi kecupan ringan di pipi hingga telinga jihoon.

"Hyung, sesak"
Jihoon protes. Guanlin benar benar memeluknya dengan erat sehingga membatasi gerakannya.

"Kau menggodaku hm?" jihoon bergidik geli. Suara berat guanlin yang benar benar dekat dengan telinganya itu menimbulkan perasaan aneh pada jihoon.

Jihoon tidak menjawab. Wajahnya kini tertunduk menatapi ujung kakinya tampa tujuan.

"Hoon?"

Jihoon mengangkat kepalanya, menatap guanlin dari perantara kaca di depannya.

"Ini

"Akhhh"

"-menggodaku"

Jihoon reflek mengeluar suara itu ketika tangan besar guanlin menjamah pantatnya.

"Nghh hyung. Berhentihhh"

Dan sekarang jihoon merutuki kesalahannya. Bodoh sekali dia memakai celana yang sangat pas pasan dikakinya dan sweater oversize yang memperlihatkan sebagian bahunya.

"Oke. Aku masih ingat tujuanku untuk mengajakmu jalan jalan hari ini"

Jihoon bernafas lega sekarang. Guanlin melepaskan pelukannya kemudian keluar dari kamar tersebut.

"Ku kira akan berakhir seperti malam kemarin"

....

Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil guanlin.
Jihoon dari tadi sedang kesusahan untuk memasang sabuk pengaman itu. Guanlin yang menyadari itu langsung sigap, membantu memasangkannya.

Jihoon menahan nafasnya. Jarak wajahnya dengan guanlin sekarang sangatlah dekat.
Setelah selesai dengan kegiatan awal guanlin malah mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada jihoon kemudian melumat kasar bibir kemerahan itu.

"Bibirmu sagat menggoda"
Ucap guanlin pelan setelah tautan itu terputus.

Kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya. Perasaan jihoon sekarang menjadi tak karuan. Mau dibawa kemana dia dengan guanlin. Jangan kira jihoon bisa mempercayai guanlin dengan mudah. Jihoon sungguh tak yakin mereka ini akan pergi untuk berjalan jalan.

Guanlin menghentikan mobilnya karena lampu merah, dan kesempatan itu membuat guanlin bisa dengan leluarsa menggenggam tangan mungil dari lelaki disampingnya.
Jihoon risih, ia ingin melepaskan genggaman guanlin, tapi guanlin sendiri menahannya.

dititipinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang