Tak Kau Pahami

148 7 0
                                    

      Pada sebuah cermin di dinding yang tak pernah bosan kau kutuk dirimu sendiri di hadapannya.

     Berulangkali kau coba hancurkan segenap pengharapanmu karena tubuhmu tak cukup mengindahkan gaun cantik yang kau beli mahal-mahal di alun-alun kota.

     "Sudah cukup," katamu.

    Kau bilang takkan lagi peduli orang mengatakan lenganmu terlalu gemuk atau mereka bilang bibirmu tak cukup serasi dengan rahang lebar keturunan ayahmu itu. Sejak saat kau mulai mengangkat jemarimu untuk sekadar mengusap air mata yang tak pernah berhenti mengalir karena:

     "Kau tidak cantik."

Lalu kau tertawa, menangis, tertawa, menangis -- semalaman.

     Kau dapati itu malam kesekian kalinya kau mengingat penilaian orang yang tak pernah hilang dari otakmu karena kau -- tak pernah paham arti mencintai.

MegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang