Goodbye, My Love

261 16 4
                                    

Main Cast : Liliyana, Lee Yongdae

Happy Reading

* * *

Aku tidak pernah tahu kalau malam itu merupakan awal malapetaka dalam hubungan kami berdua. Dan, akupun juga tidak pernah mengira kalau malam yang membuatku menjadi laki-laki paling bahagia di saat itu, malah menjadi titik keretakan yang berlanjut dengan hancurnya kisah cintaku dengan Liliyana.

* * *

Kini, Hyung masih terdiam. Ia hanya menatapku tidak percaya. Ya, karena sebelumnya aku memang tidak pernah menceritakan masalah ini sebagai alasan perpisahanku dengan Yana pada siapapun.

Dan sampai saat ini, Hyung-lah satu-satunya orang yang tahu persis mengenai permasalahan ini.

"Malam itu, kau pergi kemana, Yong? Kau tidak menemani Liliyana?"

Pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari bibir Hyung sungguh membuat hatiku mencelos. Dari perkataannya, menyiratkan bahwa tidak seharusnya aku pergi meninggalkan Yana malam itu. Tapi, pada kenyataannya aku pergi. Berusaha mencari tempat yang akan membuat diriku kembali tenang.

Namun, sayang. Aku malah pergi ke tempat yang tidak seharusnya aku pijak malam itu. Tempat yang mengubur dalam-dalam impian masa depanku bersama Yana, tanpa sedikitpun memberi kesempatan pada diriku untuk memperbaikinya.

* * *

Yongdae sering mendengar, alkohol adalah teman terbaik di saat perasaan dan pikiran begitu kacau balau. Dan tepat lima belas menit yang lalu, Yongdae tiba di tempat ini. Duduk menyendiri di meja bartender, meneguk beberapa gelas cairan yang berbau menyengat itu.

Lelaki itu kembali meringis kala meneguk gelas keempat minuman itu. Dan tidak perlu diragukan lagi, pikirannya kini entah melayang kemana. Bahkan dirinya merasakan tubuhnya sudah tidak lagi menapak di bumi.

Yongdae masih berusaha mengangkat kepalanya agar tidak tersungkur di meja. Erangan dan kicauan sesekali terdengar dari bibirnya, menyuarakan nama wanita yang sedari tadi selalu memenuhi pikirannya.

Dan lagi, Yongdae kembali meneguk gelas kelima sebelum akhirnya dengan samar ia mendengar suara seorang wanita berada di dekatnya.

"Op-ppa? Yongdae Oppa?"

* * *

Dengan malu-malu, sinar hangat matahari menelisik masuk melalui celah-celah gorden kamar itu. Membuat wanita yang masih terbaring di tempat tidur itu sedikit demi sedikit berusaha membuka matanya. Yana mengusap kedua matanya, lalu menoleh ke arah jam weker di nakas samping tempat tidur.

Sudah jam tujuh pagi, pantas saja hari terlihat sudah terang. Yana pun dengan perlahan bangun, lalu duduk bersandar di kepala ranjang. Ia kembali menoleh ke samping, namun bukan jam weker lagi yang dilihatnya. Melainkan sisi tempat tidur yang kosong, yang diharapkannya ada seseorang yang terbaring di situ saat ini juga.

Yana mendesah pelan. Sudah jelas-jelas ia melihat Yongdae keluar kamar tadi malam. Tentu saja pagi ini Yongdae tidak ada di sini. Mungkin saja Yongdae sudah bangun, atau juga masih tidur lelap di kamarnya. Yana tidak tahu. Lebih baik ia segera mandi sekarang juga.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Yana keluar kamar. Melangkah menuju ruang TV. Dari yang ia tahu selama menjalin hubungan dengan Yongdae selama dua tahun. Di jam-jam seperti ini, biasanya Yongdae sudah bangun dan menonton acara olahraga di TV. Tapi, apa yang dilihatnya setelah sampai di ruangan itu, hanyalah sofa kosong dan TV yang dalam keadaan mati.

Tell The Story What You SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang