°°°ΠΠ°°°
Aku terbangun di tengah malam saat perutku terasa sangat lapar.
Akhir akhir ini aku memang selalu terbangun saat tengah malam karna perutku bergejolak minta di isi.
ntahlah sejak aku mengandung hingga kandungaku berusi tiga bulan ini selain mudah lapar, nafsu makanku selalu saja tinggi dan cepat sekali lapar.
Ku tolehkan kepalaku dan seperti biasa Rian selalu setia di sampingku dengan tangan memelukku erat.
"Yann..." panngilku pelan serta memgguncan tubuhnya."Hmm" Rian hanya bergumang saat merasa tidurnya terganggu.
"Laper... buatin aku nasi goreng dong" pintaku manja.
Kulihat Rian mulai membuka matanya dengan malas."Laper lagi ?" Tanyanya dengan suara khas orang banhun tidur
"He'um... buatin nasi goreng dong. Kangen nasi goreng buatan kamu"
"Emmm... yaudah iya" jawabnya serak kemudian mengangkat tubuhnya untuk berdiri.
Setelah itu Rian melangkahkan kakinya dengan sempoyongan mungkin memang masih ngantuk sedangkan aku hanya mengekor di belakanya.Hingga kami sampai di dapur dan terlihat Rian sudah sibuk dengan segala sesuatu di hadapannya.
Aku duduk di meja makan sembari memperhatikan Rian.
Dengan penampilan seperti malam malam sebelumnya. Hanya menggunakan boxer dan celmek yang menempel di tubuhnya.
Tak sadar sudut bibirku melengkung saat melihat kesibukan Rian yang menurutku terlihat sexy.
Tengah asik memandang Rian ingatan sore tadi terlintas kembali dalam pikiranku.Ingatan saat aku berdiri di depan kaca kamar dengan keadaan tubuh polosku yang sudah terlihat lebih besar dan gemuk. Aku terdiam seketika dan menatap Rian dengan tatapan sedih.
Tak lama Rian telah menyelesaikan masakannya dan sudah di letakkan di hadapanku. Nasi goreng ala chaf Rian terlihat menggugah selera makanku dengan cepat aku lahap tanpa ampun.
Seolah meluapkan kekesalanku saat ingatan tadi muncul dan mengganggu modku."Pelan pelan sayang masih panas itu" Rian terheran saat melihat betapa lahapnya aku makan dan hanya mengeleng kepalanya. Kemudian tangannya terulur kearah sudut bibirku dan mengelusnya pelan untuk menyingkirkan nasi yang ada di sudut bibirku.
"Di bilang pelan pelan geh masih aja. Berantakan kan" tegurnya lagi sedangkan aku hanya diam dan memasang wajah polosku memberi senyum yang kupaksakan hingga menunjukan deretan gigiku berusaha menutupi rasa kesal dan ketakutanku.
"Ck yaudah deh cepetan di abisin terus tidur lagi. Besok sekolah kan ?".
Aku hanya mengangguk saat mendengat pertanyaan Rian kemudian melanjutkan acara makanku hingga satu piring nasi goreng telah tandas masuk kedalam perutku."Kenyang ?" Tanyanya saat melihat piringku sudah kosong dan Tagannya terulur untuk mengambil piring kemudian membawanya ke tempat pencucian piring dan mencucinya.
"Banget. Masakan kamu emang paling enak deh yan. Makasih ya" ujarku pelan kemudian berdiri mendekati Rian yang tengah di sibukan dengan kegiatan mencucinya hingga jarak kami begitu dekat tanpa aba aba aku langsung memeluknya erat dari belakang.
Rian terlihat kaget namun hanya sesaat kemudian mengelus tanganku yang ada di perutnya membuat pelukanku mengendur.
Dia berbalik dan menatapku dengan satu alis terangkat."Kenapa hm?" Pertanyaan itu keluar dari mulutnya seolah tau kegelisahan yang tengah aku alami Rian merangkul ku dan menggiringku untuk duduk di pangkuannya setelah ia duduk di kursi meja makan.
Aku mengalungkan tanganku di lehernya dan menyembunyikan wajahku di tengkuknya kemudian menggelengkan kepala ragu.
"Udah gak papa. Coba cerita sama aku kamu kenapa ?" Tanyanya penuh kelembutan.Aku mengangkat wajahku untuk menatapya, kemudian menundukannya lagi.
"Yan..." panggilku lirih setengah berbisik.
Masih penuh kelembutan Rian mengankat daguku dengan jarinya dan menatapku lembut"Kenapa sayang. Cerita dong"
Damn!! Aku menyerah tak sanggup lagi untuk menahan semua sendiri dan menahan gejolak yang sedari tadi mengganggu pikiranku. Aku tak ingin jika Rian meninggalakanku.
"Aku gemukan ya sekarang ?" Kulontarkan Pertanyaan yang sedari tadi menggangguku.
Kudongakan kepala untuk menatap rian seketika ku lihat Rian mengangkat sebelah alisnya bingung."Aku ngerasa tubuhku udah kayak balon aja. Melar gini" uduku lirih kemudian menundukan kepalaku lagi.
"Trus nanti kalo aku semakin melar kamu gak suka lagi sama aku. Aku gak mau kamu ninggalin aku Rian. Aku gak bisa, apa lagi aku udah gak sendiri. Aku gak tau kalo gak ada kamu di sisi aku. Aku hanya takut kamu pergi, hanya karna merasa udah gak tertarik lagi sama aku yang melar ini" lanjutku dengan suara yang terdengar serak karna aku tengah menahan tangisku agar tidak pecah.Kurasakan tangan Rian terulur dan memegang daguku lagi perlahan ia mengangkat daguku hingga tatapan kami bertemu.
Rian menatapku dengan tatapan seriusnya"jadi ternyata itu yang mengganggumu sejak tadi hm"
Aku mengangguk pelan kemudian terdengar kekehan palan dari Rian.
Sontak saja aku langsung menatapnya tajam.
Sial dia menertawakanku.!"Kamu tau ?" Ucapan Rian terdengar menggantung jari yang sebelumnya berada di daguku secara perlahan bergerak dan mengelus pipiku lembut.
"Mau seburuk apapun kondisi kamu di hadapanku, itu semua gak akan merubah perasaan aku ke kamu. Karna sejatinya hanya kamu yang selalu ada di hatiku, setelah orang tuaku tentunya."
Ck aku hanya mencibikan bibirku. Bisa bisa nya bercanda di saat seperti ini.Rian terlihat tersenyum kemudian melanjutkan kata katanya
"Aku selalu cinta dengan semua yang ada di diri kamu. Mau kamu cantik, jelek, gemuk ataupun kurus kamu selalu aja buat aku tertarik dan tak ingin berpaling darimu walau hanya sedetikpun. Toh pada akhirnya kamu bakalan keriput karna berkurangnya umurmu kan..." Ucapnya kembali terhenti dan terlihat sudut bibirnya melengkung menciptakan sebuah senyum yang terlihat begitu manis dan... senyum mengejek yang sukses membuatku semakin jengah dan mulai mencibirkan bibirku karna kesal.
Saat aku ingin mengajukan protes Rian menempelkan telunjuknya di bibirku, dan menatapku dengan tatapan serius kemudian melanjukan kata katanya lagi.
"Karna semua yang kamu lakukan dan kamu berikan ke aku akan selalu sempurna di mataku. Aku cinta kamu bukan karna fisik kamu yang sempurna, tapi aku cinta kamu karna sifat kamu, kesederhanaan kamu, tanggung jawab kamu dan kesetiaan yang udah kamu kasih ke aku selama ini itu lebih dari cukup sa. Selamanya aku gak akan pernah sia siain kamu. apa lagi sampek tinggalin kamu. Aku gak akan berbuat hal bodoh yang bisa membuatmu pergi sayang, karna cuma kamu lah yang bisa melengkapi hidupku, Karna kamulah penyempurna hidupku dan karna kamulah bidadari tak bersayap yang di anugrahkan tuhan untuk menjadi pendamping hidupku. because you are mine" ucapnya tulus tanpa ada keraguan sedikitpun dengan tatapan tajam, tanpa kebohongan yang tersembunyi di balik tatapannya.
Air mata yang sudah ku tahan sejak tadi akhirnya tumpah membasahi pipiku aku menagis karna bahagia terharu dan tak percaya semua menjadi satu membuat ku seolah terbang bersama sekumpulan kupu kupu yang tengah mengelilingi taman bunga yang sedang bermekaran."I LOVE YOU" ucapanya lembut kemudian menarik daguku agar sedikit mendongak dan detik itu pula bibir kami saling menempel memberi kecupan ringan, dan berakhir dengan lumatan lembut dan menuntut.
Hingga pagutan kami terlepas saat kami merasa kehabisan nafas.
Aku tersenyum bahagia dan menatapnya penuh kasih."LOVE YOU MORE BATU" ucapku tulus dan mengecup bibirnya dan memberi lumatan lembut.
Rian mengakhiri percumbuan kami kemudian memeluku erat membuatku rasa nyaman menyeruak memenuhi ruang dalam diriku.
trimakasih Rian, trimakasih sudah menjadi suami terbaik dalam hidupku.-----
hihihi maaf ya kalo mubienya kebanyakan mesum 😄😄.
maaf juga kalo pendek.
thanks yang udah setia baca cerita aku yang gak seberapa ini, sampek sejauh ini.
maaf juga kalo pendek hehe.ohya sededar info. part 6 sama 15 aku privatnya. gak enak soalnya part itu terlalu vulgar (terlalu larut mubie nulinya jadi kebawa suasana. maafan yak".
salam damai dari mubie 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Young mom
RomanceKata orang Cinta dan Benci itu beda tipis. Dan mungkin gua akui akan hal itu. Gua suka lo, dan lo suka gua. Tapi tingkah dan kelakuan kita sama sekali nggak mencerminkan akan hal itu. Dan mereka ngak tau di balik itu semua kita memiliki rahasia yang...