Hari Ini

86 4 1
                                    

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya Rikalez sangat semangat seolah-olah ada sesuatu yang datang kepadanya, ia bangun pagi bahkan tidak seperti biasanya ia bergegas untuk langsung mandi dan berkemas-kemas rapi, dengan penuh semangat ia langsung berlarian kesana kemari sambil bernyanyi tidak ada kejelasannya, yashira pun terbingung dengan kakaknya yang kondisinya tidak seperti biasanya, karena biasanya Rikalez bangun harus menunggu ibunya untuk membangunkannya. Adiknya pun tersenyum melihat kakaknya yang kegirangan kesana kemari seperti hidup sudah dimilikinya semua. Seusai mandi adiknya pun langsung menghampiri kakaknya yang ikut serta dengan rasa penasaran terhadap kakaknya tersebut.
“Cieeee kakak kenapa kamu kak hahaha gaka kaya biasanya.”
“aku lagi seneng tauk,”
“haha aku tau kok kak gak usah disembunyiin juga udah keliatan dari mukanya, sebagai wanita aku sangat memahami perasaan yang sedang kakak rasakan.”
“apa emang kamu tahu dek, kamu punya mata batin ya hahaha.”
“dibilangin masih mau bercanda aja ni kakak, kakak habis kena Banjir Bandang ya”
“Banjir, Maksute.”
“ya kena Banjir masak gak tahu, kalo kakak kena Banjir knapa coba?.”
“kalo terkena banjir ya hanyut lah, mati kakak.”
“itu tau? Hahaha . . . . . . terhanyut Asmara Kakaaaaaak hahaha.” Jawab Yashira sambil melarikan diri dari tangkapan kakaknya.
“awaas kamu yashiiiii, dasar !!!!!!!.” sambil mengejar adiknya
Kelincahan adiknya dalam urusan kabur mengabur tidak bisa dilawan, dan Rikalez mengakuinya bahwa kalo dalam urusan melarikan diri adinya lah yang paling jago, Kejar sana kesini akhirnya Rikalez pun menyerah dan mengaku kalah dengan adiknya, tapi tetap ia tidak mau dikata bahwa ia sedang terhanyut Asmara.

Candaan mereka tak pernah habis kadang adiknya sering di goda sama kakak nya dan kadang adiknya juga mengejek kakaknya itulah kekraban antara kakak dan adik, walaupun sesekali adiknya kalah dalam peperangan antara dua saudara yang menyebabkan si adik menangis karena rikalez terlalu berlebih mengejek adiknya itu. Hahaha namanya aja kakak pasti  kalo urusan menang-menangan pasti menang, tapi kadang sikakak sering dikalahkan sama ibuknya “kalo kakak itu ngalah sama adik, udah besar kok kepengen meneng aja.”.

Setelah semuanya beres rikalez bergegas untuk menuju depen televisi seperti biasanya menonton Acara telivisi Naruto, karena ia bangun awal dan mandi lebih awal ia bisa leluwasa menonton Naruto lebih awal dan lebih lama.

Disaat keasikan menonton naruto tiba-tiba hp berbunyi begitu keras seperti alarm pada pagi hari, dan ketika dihidupkan ada lambang pesan distatus bar handphone miliknya yang menandakan bahwa telah datang pasan baru, pesan tersebut rupanya dari teman bangkunya yaitu Hamas.
“halooo, Rikaleez ada pengumuman mendadak ini, perhatikan dan jangan lupa ya, ini pengumuman dari Guru kelas kita bahwa nanti mau ada ulangan matematika, dipersiapkan ya jangan lupa baca materi yang kemarin oke, selamat berjuang dan sukses.”

Disaat membacanya rikalez pun terkaget dan kebingungan, karena tiba-tiba ada ulangan dadakan, ia langsung bergegas meninggalkan televisi dan mengambil buku catatan dan membukanya, walaupun keadaan yang belum telalu fokus ia berusaha untuk memfokuskan fikirannya kedalam materi-materi matematika, rumus-rumus ia perhatikan satu demi satu, contoh soal-soal ia perhatikan dengan satu-satu ia perhatikan alur kerjanya. Walapun 5 menit sebelumnya pikirannya masih mengarah ke Naruto tapi 5 menit kemudian ia berusaha keras untuk melupakan sejenak dan fokus dengan ulangan dadakan tersebut. Dan disaat fikiran sudah terfokus hingga ia lupa melihat jam bahwa jam hampir menunjukan pukul tujuh dan didepan rumah sudah ada Amin yang mengahampirinya karena biasanya Rikalez yang menghampiri tapi kali ini ia yang dihampiri Amin. Tanpa menunggu lama ia langsung bergegas berangkat sekolah dengan keyakinan ia bisa lancara dalam ulangan nanti.
“buk, rikalez berangkat dulu ya.”
“iya hati-hati sana, anak ini tadi bangun pagi eh berangkatnya malah siang, aduh aduh anaku anaku.”

Sesampainya disekolahan ia bergegas untuk pergi kekelas, dan amin juga langsung pergi ketempat kelasny, sudah bisa ditebak keadaan kelas sudah tidak kondusif karena ada ulangan dadakan yang bisanya tidak pernah diadakan ulangan dadakan seperti ini, seluruh murid kelas Ipa 1 sibbuk sendiri-sendiri ada yang belajar sambil muter—muter kelas, ada yang duduk sambil menganggukan kepala keatsa kebwah, dan ada juga yang belajar bersama teman-temannya ada yang menjelaskan dan ada yang mendengarkan, tapi rikalez memilih untuk belajar sendri sambil menganggukankepala keatas kebawah memahami soal-soal yang diberikan oleh gurunya sebelumnya.
Jarum jam yang selalu bergerak setiap detiknya telah mengarah ke angka tjuh jarum pendek dan dua belas jarum panjang yang menandakan bahwa waktu masuk ke kelas masing-masing telah tiba. Dengan reflek yang tak diduga teriakan kelas Ipa 1 mengemparakan sekolah kerena mendengar bel yang secara tiba-tiba bunyi, suasana semakin tidak tenang dan apa yang mereka pelajari semakin tidak karuan karena waktu semakin sedikit dan akhirnya sang guru telah tiba.
“ayo anak-anak semua buku catatan dimasukan kedalam tas, jangan ada yang mencotek.”
“bentar pak kasih waktu sedikit lagi buat belajar.”
“tidaaak.!!!.”
“waaah, aduuh pak.”
“langsung tanpa ada suara semua buku catatan masukan kedalam tas, hanya ada polpen diatas meja.”
“iya pak.”
“Semua nya sudah siap.”
“terdiaam.”
“soal pertama.”
Tanpa ada protes dan coment lagi, semua siswa Kelas 12 ipa 1 langsung menuruti semua apa yang diperintahkan oleh guru mereka, walapun mereka belum siap seratus persen untuk ulangan tapi itulah ketentuan yang dibuat oleh guru, mungkin guru tersebut ingin menguji anak-anak sejauh mana pemahaman mereka dan sejauh mana mereka belajar selama pelajarannya. Soal demi soal terlewati, satu demi satu para murid mulai menyelesaikan dengan tenang dan pasti, dalam ulangan ini sang guru tidak membolehkan untuk mencotek barang siapa yang nanti ketahuan mencontek maka akan kena hukuman dari sang guru.
Para siswa banyak yang kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut, ada murid yang sibuk menyelesaikannya, ada yang berusaha keras untuk mencari jawaban, ada yang tidak mengerjakan karna sangat bingungnya, ada yang hanya menulis soalnya kembali, dan ada juga yang melihat kesana-kemari sambil membaca situasi aman hahaha, itulah keadaan para siswa ketika datangnya ulangan dadakan.

45 menit telah berlalu sang guru langsung menghitung mundur dari 10 sampai 1. Jika ada yang tidak mengumpulkan maka akan mendapatkan nilai nol.
“semua lembar jawaban harap dikumpulkan, dalam hitungan 10.”
“10..9..8..7..6..5..4..3..2”
“satuuuu, kumpulkan semuanya tanpa terkecuali."

Setiap
Senin pagi jangan lupa ya
"walapun mereka belum siap seratus persen untuk ulangan tapi itulah ketentuan yang dibuat oleh guru,"

RIKALEZ-The Chossen One Of MozambesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang