Mendengar hitungan itu siswa-siswi mulai kehilangan konsentrasi untuk menyelesaikan soal, dengan rasa terpaksa mereka harus mengumpulkan lembar jawaban mau tidak mau, selesai atau tidak selesai mereka harus mengumpulakn lembar jawaban mereka. Dengan percaya diri Rikalez maju dan langsung mengumpulkan lembar jawabanynya, karena ia yakin bahwa hari ini adalah hari yang paling semangat baginya. Setelah hitungan satu semua siswa dengan kompak sudah tidak ada yang mengerjakan lagi dan langsung mengumpulkannya kepada guru mereka.
Siswa-siswi dengan serentak menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya keluar menandakan selesainya keadaan yang tegang, perasaan mereka terasa lega ulangan dadakan telah selesai, benar atau salah itu urusan belakangan yang terpenting ulangan sudah dilaksanakan. Tak lama kemudian sang guru langsung membagikan pekerjaan mereka kepada murid-muridnya secara acak untuk melakukan pengoreksian secara langsung agar semua murid mengetahui nilai mereka dan usaha mereka pada hari itu juga apakah belajar mereka sudah cukup.
“Apa.. (Kaget) hasilnya dibagi sekarang aduuuuh.”
“iya lez aku juga belum siap ini, “
“aduuh baru tadi pagi buka buku, dapet nilai berapa ini kira-kira, aku jadi agak kurang percaya diri ini oh tidaaaak” rikalez khawatir
“sama, aku kok jadi deg-degan ini. aku tadi ngerasa soalnya sulit sulit.”
“iya susah bangeeet, moga gak remidi ajalah gak papa.” jawab rikalezDengan persaan yang gak karuan satu demi satu soal dibagikan dan ketika semua sudah mendapatkan lembar jawaban temannya, sang gur dengan perlahan menuliskan jawabannya di papan tulis, nomor satu selesai, nomor dua selesai, nomor tiga selesai sampai terakhir, para siswa dengan teliliti mengoreksi jawaban temannya, jika jawaban tidak sesuai berarti salah jika jawaban sesuai berarti benar. Rikalez melihat kesana kemari melihat siapa yang mengoreksi jawabannya tetapi sayang temannya tidak ada yang memberitahu siapa yang membawa jawabannya. Dan akhirnya ia pasrah entah mau dapet nilai bagus atau dapet nilai jelek aku akan menerimanya dengan lapang dada.
Dengan rasa sangat penasaran Rikalez menunggu namanya dipanggil karna namanya diawali huruf R jadi nomor absennya dapat urutan terakhir. Satu demi satu siswa dipanggil dan apa al hasil banyak siswa yang nilainya jeblok sedikit sekali siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,5, sementara Hamas ia beruntung mendapatkan nilai 7,6 lumayan tidak mendapatkan tugas remidian tapi nama Rikalez masih belum terdengar ia masih menungggu dengan rasa sangat penasaran melihat hasil dan ia terus meyakinkan diri semoga mendapatkan nilai yang bagus.
“Rikaleez!!! Mana ini rikalez,”
“saya pak, saya dapet nilai berapa ? ”
“kamu lagi, kemana aja tadi kamu gak belajar ya”
“saya belajar pak tadi pagi.”
“serius kamu.”
“iya pak, saya belajar tadi kok.”
“oh sudah belajar ya, selamat kamu dapet nilai 80.”
“bener pak, yeeeeee.”Dengan perasaan yang setengah percaya ia maju kedepan untuk melihat apakah ia benar-benar mendapatkan nilai 80, setelah melihat lembar jawabannya ternyata benar ia mendapatkan nilai 80, teman temannya memaklumi jika dalam urusan Matematika ia cepat sekali memahami tapi kalo udah urusan pelajaran yang membosankan menurutnya ia selalu saja mendapatkan nilai yang kurang memuaskan entah kenapa pola pikir Rikalez yang aneh dengan orang lainnya.
Sepulang sekolah ia sangat senang karena hari ini memang hari yang paling baik baginya entah kenapa pada hari ini ia sangat semangat dan kadang ia lepas kontrol tertawa-tawa sendiri sambil bernyanyi sendiri, dalam perjalanan pulangnya ia ditemani oleh Amin dan Hamas karena perjalan kerumahnya searah jadi ia pulang bersama, dalam perjalana mereka bertiga saling bercerita tentang ulangan yang diadakan tadi pagi, ulangan yang sangat melelahkan dan mendebarkan menurut mereka.
“min kamu tadi ada ulangan dadakan gak.”
“gak ada lez.”
“wah enak lu min gak ada ulangan dadakan, kelas kita tadi kebingungan tiba tiba pagi pagi ada ulangan begituan satu kelas pada bingung ribut semua, adduuuuh payah kaliii.”
“hahaha gak papa lagian ulangan kan bikin pinter jadi mau belajar wkwkwkw.”
“ya gak gitu juga kali masak informasi tadi pagi.”
“lancar ajakan tadi.”
“ya Alhamdulillah.”
“Ya lumayan min, haha tu rikalez lagi beruntung banget dia hahaha”
“apaa gak yaa hiii, aduuh hamas diam aja kalii.”
“waahh ciie rikalezz kamu hebat.”
“ya ini sukuur miiiin hahahah, . . . . . . . . gubrackkk (tiba-tiba ada sesuatu yang menabraknya).” rikalezDitengah-tengah percakpanya tiba-tiba ada sesuatu yang menabrak Rikalez dari depan, entah apa yang menabraknya tapi ia terpental jauh ke belakang, hamas dan amin sama sekali tidak melihat sesuatu yang menabraknya, anehnya lagi ia terpental tidak hanya jarak 1 meter tetapi ia terpental amat jauh sampai berguling-guling tak bisa mengontrol tubuhnya. Dengan seketika hamas dan amin mengejarnya dan berusaha menolongnya tetapi keadaannya sudah tak sadarkan diri tetapi keadaan tubuhnya masih sehat tidak ada satu lukapun di tubuhnya padahal jika kita terima logika mungkin tubuh dan tulang-tulangnya sudah patah karena hantamannya sekeras tabrakan mobil truk, coba bayangkan apa yang terjadi dengan tubuhnya jika tertabraknya hahaha, teman-temannya kaget bahkan kebingungan melihat keadaan riklaez yang sudah tak berdaya. Kedua temannya langsung menghubungi rumah sakit terdekat untuk memeriksanya keadaan rikalez yang sudah mengkhawatirkan.
Sementara keadaan dirumah sakit masih mengkhawatirkan keadaan rikalez belum sadarkan diri masih dalam keadaan pingsan, sementara dokter masih memeriksa keadaan rikalez, sang dokter memeriksa kedua bola matanya, dan juga memeriksa tubuhnya, tetapi al hasil setelah dokter tersebut selesai memeriksanya ternyata keadaan Rikalez baik-baik saja tak ada yang perlu dikhawatirkan, dan si dokter menganggap bahwa dia itu tidak pingsan ia cuma tertidur biasa seperti tak ada kecelakaan apapun sebelumnya. Amin dan hamas terkejut dan berusaha menjelaskan kepada dokter bahwa ia terpental jauh keelakang seperti ada yang menabraknya, tetapi menurut pemeriksaan dokter keadaannya biasa saja tidak ada yang cidera, bahkan luka luka juga tidak ada.
"Dok, apa benar Rikalez baik-baik saja"
"Sampai saat ini keadaannya baik saja, tunggu informasi selanjutnya, kami juga sedang memeriksanya lagi,"
"Tapi kita melihatnya secara langsung bahwa ia tertabrak sesuatu dok."
"Ya kami juga sudah mengetahui laporan tersebut, bahwa ia tertabrak sesuatu ya dan terpental jauh.. . . .. Hmmmmmmm sungguh kejadian yang aneeh, kami akan berusaha semaksimalmungkin."
"Kami sangat khawatir dok, karna kami berdua yang menemaninya pulang bersama dok."
"Tenang saja, untuk sementara waktu ini keadaannya masih baik saja, semoga nanti ada kemajuan yang membaik."
"Iya dok, semoga cepat sadarkan diri."
"Iya"Apakah keadaannya akan terselamatkan?
Apa yang terjadi kepada Rikalez?
Siapa yang membuatnya seperti itu?
Tunggu episode selanjutnya ya teman-teman
KAMU SEDANG MEMBACA
RIKALEZ-The Chossen One Of Mozambes
FantasíaCerita ini diambil dari kisah seorang anak SMA yang pantang menyerah dan pekerja keras, yang menginginkan sebuah impian yang besar, tokoh utama dalam ceria ini tak kenal lelah untuk mengejar impiannya tetapi dipertengahan jalan setelah kelulusannya...