Happy reading
Semoga nggak bosan yah
***"Gimana ketemu orangnya?" Tanya Tia
"Nggak ada, gue udah keliling sekolah nyari dikantin juga nggak ada"
"Aneh"
"Ya. Dan gue nggak tau mesti ngembaliin ni jaket ke siapa"
"Yaaa..dan kita nggak tau namanya juga siapa apalagi kelasnya"
"Bener"
"Besok dah gue cari lagi"
"Ok, besok kita cari sama sama"
"Hmmm"
"Lu mau kemana, bentar lagi masuk lo"
"Gue mau kebelakang bentar"
"Jangan lama lama" teriak Tia lagi
"Berisik"
**
"Pohon kemaren ada yg nolongin Rara dikantin sekolah pakek jaket ini, tapi Rara nggak tau tu cowok siapa jadi Rara nggak tau mau ngembaliin ni jaket ke siapa, Rara uda cari keliling sekolah tapi tu cowok nggak ketemu ketemu juga, gimana dong?"
Rara pun termenung sendiri sambil menikmati udara segar dan hembusan angin yang menerpa kulitnya dengan lembut
"Hmmmm nyaman banget disini" teriaknya
"Berisik"
Kata seseorang dr balik pohon
"Kamu dateng lagi? Aku kesini beberapa waktu lalu tapi kamu nggak ada" ngoceh Rara
"Ngapain nyari aku?"
"Nggak ada sih cuma aku penasaran aja ama kamu, oya nama kamu siapa? Kenalin nama ku Rara murid baru"
Nggak ada jawaban
"Kok kamu diem?"
"Aku Yasha anak kelas 3"
"Boleh dong aku panggil kaka?"
"Hmmm"
"Seneng bisa denger suara kaka lagi"
**
"Raraaaaa..Ra rara" teriak Tia panic
"Ada apa sih? abis darimana pake ngos ngosan gitu, dikejer hantu?"
"Lo harus kemading sekarang, liat apa yg terjadi"
"Apaan sih males ah"
"Nggak mau tau lo harus kemading sekarang" tarik Tia
"Aduuhh ngapain sih, males tau"
"Aduuhh cepetaan"
"Ok ok, pelan pelan dong"
"Apa maksud semua ini?" Kata Rara setelah melihat apa yang sudah tertempel dimading sekolah
"Gue yang mesti nanya ke lo, apa maksud semua ini Ra?"
"Gue juga nggak tau Tia" jawab Rara bingung
Dimading terpampang jelas fotonya Rara dengan kata kata yg terketik indah disana
saya Rara anak kelas 1B,saya mengaku salah terhadap saudara Liam Farand Febrian anak kelas 3A atas kesalahan saya terhadap dia, untuk menebus kesalahan saya, saya rela jadi pembantu nya selama satu minggu full, apapun yang saudara Liam katakan kepada saya saya akan menurut tanpa mengeluh sedikit pun, jika saya menolak keinginan dari saudara Lima saya rela dibully oleh anak anak dari sekolah ini, siapapun mereka tanpa perlawanan, terima kasih.
(Nima Aprilia Fakhrara)
"Yeeey kita punya mainan baru ni buat satu minggu kedepan" kata anak anak yang ada disana sambil menatap Rara dengan tatapan mengejek
"Apasih maunya tu anak" kata Rara geram
"Siapa?" Tanya Tia
"Siapa lagi kalau bukan kerjaannya sicowok sok kecakepan yg bernama Liam Farand Febrian itu"
Rara pun langsung berlari pergi dari sana menuju kelas 3A dengan marah
"Liaaaaaamm" teriak Rara sesampainya dikelas orang yang dicari
"Dimana loh?"
"Gue disini manis, kenapa? Kangen ama gue?" Berjalan menuju kearah Rara
"Najis gue kangen ama lo, apa maksud kata kata yg ada dimading haa? Itu kerjaan lo kan? Mau lo apa sih dari gue?"
"Gue nggak mau apa apa dari lo karena nggak ada yg menarik juga dari lo, gue rasa lo yg paling tau itulah" senyum evil
"Gue nggak mau nglakuin itu semua, karena gue nggak pernah buat salah sama lo"
"Oya..Nggak pernah ya? Hmm, lo kerja mulai besok yaa, jadi malam ini lo harus istirahat secukup nya karena besok akan jadi hari yg panjaaaaang buat lo, percaya deh" kata Liam dengan senyum sok nya
"Gue nggak akan pernah mau nurutin kemauan lo, enak aja"
"Oke, gue sih nggak ada masalah kalau lo nggak mau nurutin kemauan gue, tapi lo lupa ya apa yg tertulis dimading, kalau lo nggak mau nurutin keinginan gue lo rela dibully tanpa perlawanan oleh anak anak dari sekolah ini siapapun mereka"
"Gue nggak peduli dan gue nggak takut" jawab Rara dengan tajam dan berlari keluar dari kelas Liam
"Okeh kita liat aja besok, lo akan tetap tidak peduli atau nggak" senyum tersungging dari bibinya yang tipis
***
Thanks for read
KAMU SEDANG MEMBACA
Having Ya In Ma Heart
Teen FictionNima Aprilia Fakhrara, cewek tukang ngayal yang sengaja masuk SMA favorite supaya bisa pacaran sama cowok kece impiannya ahahaha setelah masuk sekolah impian bukannya berbahagia menikmati malah dijadiin kacung sama Liam Farand Febrian, impiannya pun...