2. HARI YANG SIAL

1.6K 77 16
                                    

[ JANGAN LUPA VOTE N COMENT YA SEBELUM MEMBACA TENGKYUU ]
HAPPY READING!!

Memulai waktu pelajaran pertama, kini Shania dan Aletha sudah mengganti pakaian putihnya dengan seragam olaraga kebanggaan- nya, hari ini adalah mata pelajaran Penjaskes, semua teman-temanya dimintai untuk turun ke bawah, lapangan.

Ia dan Aletha langsung meninggalkan kelas, setelah usai menaruh seragam putihnya. Menuruni anak tangga menuju lantai 1. Shania masih nampak serius berdiskusi dengan Aletha mengenai menu makanan apa yang akan ia pilih saat istirahat nanti. Membayangkan nasi goreng, dan mie rebus membuat ia lapar saat ini.

"Nanti lo mau makan apa? Nasi goreng cumi, udang bakar apa mie rebus juga enak. Apalagi cuacanya lagi mendung-mendung begini. " Jari dan tatapannya masih serius men- scroll layar handphone untuk mencari-cari apa yang enak dimakan.

Tanpa ia sadari diam-diam seseorang dengan mudah melingkar kan tangan pada kedua bahunya. Shania tak menghiraukan siapa yang kini berada dibelakangnya, merangkul dan menempelnya itu sudah menjadi kebiasaan Aletha. Tetapi mengapa tanganya yg sekarang jauh terasa lebih berat dipundak ya? Bahkan saat Aletha menunjuk² layar Handphone nya jemari- dan tangannya nampak berbeda, ini telihat sangat kekar.

Masih tidak tahu, bahwa Aletha tertinggal dibelakang. (Aletha sedang membenarkan tali sepatunya yang terlepas, dan Shania tak menyadari itu.)

"Jangan yang ini, ini ga enak, lo tau gue ga suka pedes. Gimana kalo yang ini???" Nyerocos tak terima masukan dari Aletha.

Sementara teman-teman yang menyaksikan fenomena langkah itu, seketika hiruk piruk puas menggoda Shania. Membuat Shania mengangkat tinggi sebelah alisnya tidak mengerti dengan cengiran mereka? Apa yang sedang mereka tertawakan, siapa yang sedang mereka sorakin dengan kata, "Cie-cie "

Acuh tak acuh ia seraya menoleh kearah sumber jari itu berasal, " Setuju? " Senyumannya memudar saat mendapatkan siapa yang berada disamping nya ini. Jadi yang merangkul nya bukan Aletha melainkan Keane?! Cowok menyebalkan itu. Hal itu jelas membuat ia tersontak kaget.

Secepat kilat ia mendorong tubuh Keane agar tidak menempel padanya lagi. Memutuskan kontak mata yang saling berhubungan.

"Heh kok elo! Aletha mana? " Celingak celinguk sembari memberhentikan langkah kakinya. .

"Ramen lebih nikmat dari pada indomie." Bisik kecil Keane sebelum meninggalkan Shania.

Cowok aneh itu bahkan tercengir, mengusap pucuk kepalanya dan berlalu pergi. ? _?

"Sha tungguin gue. " Teriak Aletha menyadarkan Shania dari lamunannya.

"Lo ngapain si?!"

"Yeh tali sepatu gue lepas. Lo juga ngapain sama Ken? Ciehhh.."

"Kok lo nanya gue... mana gue tau! gue kira itu lo. Tadi lo kan juga ada disebelah gue. "

👣👣👣

"Tolong perhatian semuanya, bapak minta kalian buat dua barisan berpasangan, pada duduk aja ya. Bapa kasih tau tugas kalian masing-masing adalah setiap barisan berlari, memutari teman-teman kalian satu persatu orang, mengerti?" Titah pak guru itu sambil berkacak pinggang mengawasi.

Semua murid mengangguk mengerti mendengarkan arahan itu. Mempraktekkan apa yang guru itu suruh.

Saat giliran Keane yang memulai, tiba-tiba saja putaran terakhirnya mengarah pada Shania. --- Dicondongkan nya muka Keane, tepat kearah wajah gadis cantik itu, jarak keduanya yang hanya berselisih sejengkal saja berhasil menarik perhatian teman-teman disekeliling nya.

UPEKSHA [ SHE'S SHANIA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang