Empat

94.3K 11K 423
                                    

Saat Wulan kembali dari musholla, Bhumi sudah duduk di sebelah Felix, sibuk memperhatikan ipadnya, sementara Felix tersenyum kikuk pada gadis itu. Jilbabnya masih tampak basah, bahkan ia belum sempat merapikan ujung salah satunya yang menjulur, membuat Bhumi mendelik risih saat melihatnya mendekat.

"Bebih, duduk dulu. Bentar lagi makarenanya sampai sindang."

Wulan kemudian mengalihkan pandangannya pada Bhumi yang tampak cuek.

"Udah malem, om Pel. Aku pulang, ya." Katanya tanpa menyebut nama atasannya sama sekali.

Felix langsung sewot.

"Ihks, kezel deh, bebz. Dari tadi pulang-pulang terus, yey kenapose. Nikmatin hidup dong, cyin. Jelong-jelong kemandose, cuci itu yey punya mata, jangan ndekem di kosan mulu, pere kayak yey mesti gaul, dong. Minta di ewita sama lekong sekali-kali."

Wulan menatap Felix tanpa berkedip. Bahkan Bhumi sempat mengalihkan perhatiannya pada manager hermaproditnya itu. Takjub.

"Ewita apaan?"

Felix tidak menjawab, malah menutup mulutnya lalu duduk dengan wajah tertunduk karena ucapannya barusan membuat Bhumi melotot padanya.

"Nggak, bebih. Maafin Cia, keceplosan."

"Cia? Cialan?" Kata Bhumi tertawa, kemudian ia menepuk punggung Felix yang duduk disebelahnya. Wajah Felix merah padam.

"Boz ah, sukria gitcu deh, ihkz. Jahara banget, sih boz." Felix merajuk.

Tawa Bhumi tidak berhenti, bahkan saat pramusaji membawakan troli berisi pesanan mereka.

Wulan yang masih berdiri, tampak ragu. Namun kemudian ia memutuskan untuk bicara lagi, kali ini dengan terpaksa, pada Bhumi.

"Pak Bhum, ijin pulang, ya."

"Makan dulu." Balas Bhumi, tanpa perlu repot-repot memandang wajah Wulan.

Pramusaji dengan cekatan meletakkan pesanan mereka ke atas meja, di bantu oleh Felix. Dalam satu menit, ia sudah selesai meletakkan semua menu. Lalu mengambil pesanan yang tertempel pada troli, dan memastikan semua pesanannya pada Felix yang terlihat menyimak.

"Steak Angus tenderloin satu."

"Pasta peperoncino basil with smoke beef, spinach and muschroom satu."

"Baked cannelloni satu"

"Sesame chicken salad"

"Beef and foie grass carpacio satu."

"Minumnya apple virgin mojito satu, es teh leci, sama teh hangat satu."

Felix mengangguk.

"Nanti dessertnya menyusul, ya pak." Kata pramusaji itu dengan sopan, sebelum undur diri dari hadapan mereka dan mendorong trolinya menjauh.

"Bulan, sit down here and eat your dinner." Bhumi memerintahkan Wulan, sehingga dengan terpaksa gadis itu duduk di bangku yang terdapat didepan Bhumi.

Saat hendak makan, Wulan menatap bingung pada menu yang ada di hadapannya.

Nggak ada nasi?

Kenapa ada banyak daun?

Itu daging apa kertas tipis banget?

Mie apa itu minyak-minyak, ijo begitu?

Wulan terlalu syok untuk menikmati menu yang diangsurkan oleh Felix. Ketika harus memilih antara cannelloni dan pasta ia menatap pria itu dengan bingung.

Bhumi dan Bulan (Sudah Terbit/ Dihapus Sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang