10. I Love You

403 83 29
                                    

"Daehwi sayang, kenapa kau hanya diam?"

Setitik salju mulai merambah di jalan raya. Hari yang semakin gelap membuat beberapa orang memilih meringkuk dalam selimut tebal. Daehwi masih membuang muka, menatap jendela dan menolak untuk menatap pria berparas bule di sebelahnya. Samuel sendiri tengah menyetir, namun fokusnya tetap pada pria mungil nan manis yang masih kesal.

"Kim Daehwi."

"Jangan merubah margaku seenaknya."

"Sebentar lagi kau akan jadi istriku."

"Aku ini laki-laki."

"Posisi mu bottom, sayang."

"Sok tahu, kamu."

Daehwi lebih memilih menatap keluar jendela. Menatap debu putih yang turun terus menerus. Mengabaikan pria tampan yang sedari tadi terus menerus mengoceh.

"Oh my God, Daehwi! Jangan mengabaikanku!" Samuel kembali berceloteh. Berharap pemuda Lee berhenti mengabaikannya.

Daehwi yang merasa terganggu oleh suara bising Samuel pun merengut kesal, "Astaga, Samuel! Kau berisik sekali!"

Mobil berwarna biru dongker berhenti mendadak di pinggiran jalan. Daehwi kembali merengut kesal, mengutuk Samuel dengan berbagai sumpah serapah yang lolos dari mulut kecilnya.

"Dasar bule abal! Dasar pria berengsek! Pergi seenakmu tanpa mengabariku! Dasar bajingan!"

Lee Daehwi terus mengutuk pria berdarah Amerika-Korea tanpa henti. Kedua tangannya memukul bahu Samuel, melepaskan segala kekesalannya selama 3 bulan terakhir. Kim Samuel hanya diam, mendengarkan segala ucapan serta makian yang dilontarkan si manis Daehwi.

"Kau tidak tahu kan betapa cemasnya Aku saat kau tiba-tiba memutuskan pergi ke London?! Dan parahnya lagi kau mengganti nomor ponselmu! Kau jahat sekali!"

CUP

"Hei manis, jangan mengoceh terus. Aku pusing mendengarnya."

Daehwi kembali bungkam. Ia mulai gugup, jantung berdebar sangat cepat. Kedua tangannya ditahan oleh lengan kekar Samuel. Dan apa tadi? Kecupan di kening? Samuel mengecup keningnya?!

"Kau tahu Daehwi? Aku pergi ke London untuk masa depan kita." Samuel berucap lembut. Menatap kedua manik mata sang pujaan hati.

Pemuda manis itu masih terdiam. Menatap wajah pemuda bule dengan sedikit kesal bercampur gugup, "Masa depan kita?"

Samuel tersenyum lembut, ditatapnya Daehwi dalam sambil mengusap rambut coklat terangnya. "Setelah lulus kuliah, Aku ingin menikahimu. Lalu kita tinggal di London. Kita akan menjalani kehidupan rumah tangga kita di sana."

Pemuda Lee terlihat tersentuh. Hati yang awalnya terasa sangat kesal lambat laun menjadi tentram. Ia merasa sedikit bersalah karena sudah menyumpahi Samuel dengan kata-kata kotor. "M-maaf, Aku sudah-"

"Tidak, Aku yang salah karena tidak memberikan kabar. Maafkan Aku, ya?" Samuel sedikit mengacak surai kecoklatan Daehwi. Membuat pemuda manis itu semakin merona.

"D-dan, apa tadi kau mencium keningku?!"

"Lho, memang tidak boleh?"

"T-tentu saja tidak boleh, bodoh!"

"Aku bodoh pun kau tetap cinta."

"Diam kau, Kim Samuel!"

.

.

.

.

The Bodyguard from Cina [ guanlin/seonho ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang