"Perhaps it is true that we do not really exist until there is someone there to see us existing, we cannot properly speak until there is someone who can understand what we are saying in essence, we are not wholly alive until we are loved."
― Alai...
Allan. Allan Rellyan Wijaya, lengkapnya. Meskipun kalau bisa memilih ia lebih senang dipanggil Elon, seperti idolanya Elon Musk.
Meskipun Ara bertemu dengan Allan di Bandung, perangai Allan bagaikan langit dan bumi apabila dibandingkan dengan kota ini. Bandung gemar mengejutkan Ara dengan gemericik hujan yang tidak terduga, sedangkan Allan tidak suka kejutan, ia menyukai segala sesuatu yang pasti dan tepat waktu. Allan selalu mengingatkan Ara akan api, sedikit keras kepala dan penuh akan gairah untuk bermimpi. Sedangkan tidak jarang Bandung membisikkan kata manis pada Ara untuk tetap berselimut, menunda kesibukan untuk sebentar lagi saja.
Tetapi baik Allan dan Bandung mengajari Ara untuk bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih dewasa. Keduanya ada saat Ara berkeluh kesah mengenai hari-harinya. Saat Ara terjatuh, baik Bandung dan Allan membersihkan luka hati Ara dengan hati-hati dan perlahan hingga ia utuh kembali. Saat itulah Ara mulai bertanya-tanya, mulai sejak kapan jantungnya berdetak sedikit lebih cepat setiap ia menatap Allan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
