(7) Days of You

138 9 7
                                    

Angkat.

Tidak.

Angkat.

Tidak.

Angkat.

Tidak.

Begitu terus sampai lebaran monyet.

Kalau ditunggu sampai 2 menit lagi mungkin akan berhenti, pikir Ara dalam hati seraya melirik caller ID yang tertera di layar. Tetapi pekikan Jack White yang diringi suara rhythm guitar rocknya yang khas terus memecah sunyi dari speaker telepon selular Ara. Ia langsung menyesal memilih lagu kesukaannya−The White Stripes's Fell in Love with a Girl−sebagai ringtone panggilan masuknya, karena dengan cepat lagu itu akan selalu mengaitkan ingatannya dengan sosok yang masih memiliki hatinya. Sosok itu. Ah, terserah lah. Cepat atau lambat dia harus Ara hadapi juga.

"Halo?"

"Mbak Aravis apa kabar?" Meskipun ada jarak yang memisahkan mereka, Ara dapat membayangkan dengan jelas cengiran yang terpampang di wajah Dimas lengkap dengan salah satu sudut mulutnya yang terangkat lebih tinggi.

"Mbak Aravis apa kabar?" Meskipun ada jarak yang memisahkan mereka, Ara dapat membayangkan dengan jelas cengiran yang terpampang di wajah Dimas lengkap dengan salah satu sudut mulutnya yang terangkat lebih tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak jelas ih. Langsung ketawa-ketawa."

"Nggak apa-apa. Gue kangen lo aja."

Deg.

Perasaan itu lagi.

"Sama aja kayak Jorgy lo, ngomong kangen-kangen tapi jadi orang yang paling susah untuk ditemui," keluh Ara pelan untuk menenangkan hatinya.

"Jangan ngambek dong, Ra." Dimas pun mengulum senyum seakan-akan Ara dapat melihatnya secara langsung. "Makannya gue telepon, karena gue mau kasih kejutan buat lo."

Ara bersumpah, rasanya disaat itu juga hatinya jatuh mencelos ke lantai.

"Yaitu?" Meskipun ia berusaha membuat nadanya sekasual mungkin, siapapun yang mendengar dapat merasakan setitik harapan di jawaban singkat Ara.

"Gue besok ke Bandung. Seharian penuh. Tolong cariin tempat makan yang enak buat kita berdua dong, Ra."

"Kok tiba-tiba banget?"

"Iya nih, ada klien yang minta didatengin di Bandung, sekalian ketemu Mba Aravis aja, hehe." Dimas menanggapi polos.

"Emangnya kalau gue ketemuan berdua sama lo, Risa oke-oke aja?" Ara mencoba mengalihkan pikirannya dengan menembak langsung ke alasan kemelut hatinya.

"Ya harusnya ngga apa-apa lah. Lo kan sahabat gue bertahun-tahun. Untuk apa juga cemburu?" Berbeda dengan esensi pujiannya yang berat, Dimas mengucapkannya biasa saja. Seperti itu adalah hal yang natural apabila diperuntukkan bagi Ara.

"Jadi...? Lo bisa kan, Ra?"

Ara menghembuskan napas dengan berat, "Bisa, Dim. Besok lo mau jemput gue ke kost atau janjian dimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(1000) Days of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang