random #2

412 29 1
                                    

NAGAHAMA NERU melambai semangat pada sekumpulan gadis yang kini duduk di dua meja yang disatukan menjadi meja panjang sebuah cafe yang cukup familiar. Ia duduk dengan santai sementara yang lainnya sibuk menyindir kedatangannya yang telat itu. senyumannya yang mengembang sempurna membuat rasa kesal dari beberapa diantara mereka menghilang dalam sekejap.

Atmosfir yang ceria sudah dapat ia rasakan meskipun pada dasarnya ia tidak tahu topik apa yang mereka bicarakan sampai-sampai mereka tertawa renyah. Suasana cafe yang sedikit sepi tidak membuat mereka mengecilkan volume candaan itu, meskipun beberapa pelanggan lain menatap mereka dengan penasaran karena obrolan mereka begitu menenangkan.

Tawa Neru juga menguar diudara, menyatu dengan suara candaan dari mereka. Lengkungan kurva diwajahnya pun menjadi kenangan tersendiri bagi beberapa orang disana. Dewi cinta yang sedang bertugas pun menari-nari diudara menunggu moment yang tepat untuknya melesatkan anak panah berujung hati yang ia pegang

Dan ketika itu pula, tatapannya bertumpu pada seseorang yang duduk jauh didepannya.

-

WATANABE RISA duduk di ujung meja paling kanan diantara deretan kursi yang tersedia. Ia paling banyak diam dan hanya menyunggingkan senyum meskipun sesekali tawa terlepas dari bibir tipisnya. Tanpa sadar, Risa tersenyum hangat ketika seseorang yang datang terlambat memasuki cafe tempat mereka berkumpul kali ini. Senyum yang berbeda dengan sebelumnya, ada sepercik rasa rindu yang meleleh melihat Neru duduk dan sekilas menatap matanya.

Yurina yang duduk di sebelah kiri Risa, duduk paling ujung (bagai posisi kepala keluarga dalam urutan meja makan) tertawa lepas ketika sebuah pertanyaan tak penting terlontar. Membuatnya terbatuk karena jus mangga yang baru saja ia minum terasa keluar dari kerongkongannya. Risa menepuk pelan punggung sosok paling muda diantara kesemuanya yang ada disana itu hingga perhatiannya sedikit lepas dari Neru barang sejenak.

Lalu pandangannya kembali terkunci, meskipun –hampir- tak ada yang memperhatikan perbedaan tawa yang ia lakukan sebelumnya. Beberapa piring kentang goreng yang hampir habis dengan saus diatas meja lebih menarik perhatiannya tatkala Neru membalas tatapannya itu. ia pun memilih untuk menghindar, karena jika tidak ia takkan mengontrol debaran jantungnya yang berdegup kencang.

-

KOBAYASHI YUI menyeruput cappuchino yang ia pesan. Dirinya menghindari candaan beberapa orang yang ada disana mengenai dirinya.

"Dani nih, bagaimana sih. Katanya masih suka."

Seruan Manaka itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Ia bahkan tak tahu harus bersikap bagaimana ketika candaan itu terus bergulir hingga Oda Nana benar-benar menyatakan cinta pada dirinya. Oda yang memang duduk tepat didepan Yuipon (Oda duduk disebelah kanan Risa) sudah tidak bisa dikatakan baik-baik saja karena wajahnya sudah memerah sempurna.

"Sudahlah. Kalian ini bagaimana sih, lihatlah Yuipon sudah tidak nyaman." Seru Risa pada akhirnya.

Mendengar pembelaan Risa pada dirinya, membuat Yui merasakan desiran yang sudah lama tidak ada itu. tatapan Risa yang seolah mengunci itu membuatnya berharap jika perasaannya terbalas oleh pujaan hatinya ini, meskipun ia tahu Risa telah lama memendam perasaan pada Neru.

-

ODA NANA hampir merasakan jantungnya copot ketika secara terpaksa mengatakan jika ia masih menyukai Yui. Rasa malunya sudah ada diujung kepala, apalagi ketika pandangannya bertemu dengan Yuipon. Namun ada sejumput rasa lega ketika mendengar Manaka menghentikan candaannya itu.

"Sudah ah. Aku lapar nihh. Mumpung Neru sudah datang ayo kita pesan makanan. Sejak tadi mengemil mulu."

"aduh Dani mengalihkan perhatian nih." Celetuk Manaka lagi. Ia memang yang paling vokal sejak tadi. candaannya tidak lepas dari seputar Dani dan Yuipon.

RandomWhere stories live. Discover now