random #3

252 17 0
                                    


"Adek gak takut, jaman modern gini mana ada hantu."

.

.

.

.

.

"Jangan kebanyakan main game, nanti tidurnya susah!"

"Iya."

"Dengerin kakakmu!"

"Iya-iya! Katanya papa mau pergi, kok malah ngomel?!"

"Sssttt Rei!" peringat wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu yang sibuk menggeret koper terakhir. "Ingat ya, papa dan mama cuma pergi beberapa hari, jangan lupa makan, sekolah, kerjain pr, jangan keluyu—"

"Iya mama cantik.. iya.. Rei pasti jadi anak baik kok. Nanti ketinggalan pesawat, jangan ngomel mulu ah."

.

.

.

.

.

"Dek jangan tidur malem-malem, nanti ketemu hantu loh." Omel Kei –kakak dari Rei- yang berseru dari daun pintu ketika dirinya mendapati sang adik masih asik bermain x-box dikamar.

"Adek gak takut, jaman modern gini mana ada hantu."

"Hih malah nantangin. Awas loh!"

Lalu Kei membiarkan adiknya itu tenggelam bersama gamenya.

.

.

.

.

.

"Duh laper deh." Gumam Rei, perutnya terus menerus berbunyi, membuatnya tidak konsentrasi.

Rei menggiring tungkainya keluar kamar, perutnya berbunyi sudah sejak tadi tapi tidak ia hiraukan, akibatnya ia merasa lapar. Jam menunjukan hampir jam 2 malam. Ketika ia menuruni tangga, samar ia dapat mendengar suara tv menggaung dari ruang keluarga.

"Kak kok belum tidur?" namun tak mendapat respon "tadi aja cerewet nyuruh adek buat cepet-cepet tidur. hih"

Rei melirik sosok kakaknya yang memeluk popcorn dalam mangkuk bening besar, fokus pada siaran tv tengah malam yang setelah ia lirik sedang memainkan film "House of 1000 corpses"­.

"Nanti ketemu hantu loh, hihihihihi." Celotehnya lagi.

'Duh saking fokusnya sampe gak jawab.' Gumam Rei dalam hati, ia memilih untuk segera pergi ke dapur dan mencari sesuap makanan untuk pengganjal perutnya.

Setelah membuat makanan pengganjal perut yang hanya berupa toast dan telur mata sapi beserta segelas susu, Rei segera kembali ke kamarnya untuk segera tidur. Diruang keluarga kakaknya itu masih sibuk dengan film yang ia lihat, ia tidak lagi menyapanya dan langsung menuju kamar.

.

.

.

"Dek jangan nonton tv malem-malem, matiin gih. Mana volumenya gede lagi. Besok bukannya sekolah?"

"Eh?"

Rei mematung melihat kakaknya yang baru saja keluar kamar dengan wajah kantuk. Bulu kuduknya meremang seketika, kakinya bergetar. Dirinya bahkan belum sampai kamar, masih berada diatas tangga terakhir ketika kakaknya ini memperingatinya.

"Ka-kakak... bukannya t-t-tadi di bawah ya? N-non-nonton tv?"

"Hah? Enggak dek kakak tidur dari tadi, kebangun gara-gara kedengar suara tv malah..."

Rei tidak lagi mendengar apa yang kakaknya itu ucapkan. Rasanya tulang diseluruh tubuh gadis itu mencair sempurna, ia merasa lemas dalam sekejap. sementara sang kakak menatapnya bingung.

"MALEM INI REI TIDUR SAMA KAKAK POKOKNYA!!"

***



mau coba pake bahasa non baku ah, kalo di cerita random begini mending non baku aja kali ya, lebih ngena kayanya.

RandomWhere stories live. Discover now