random #4

283 25 2
                                    


You've ruined my life by not being mine

Gorgeous – Taylor Swift

***

'Aku membawakan kue yang kau suka.'

Send

Belum ada balasan, tapi gadis itu tersenyum manis menatap layar smartphonenya sebelum kemudian menyimpannya kedalam saku jaket yang ia kenakan. Setelah ia mendapat apa yang sebelumnya ia pesan, dengan langkah semangat ia meninggalkan toko kue dimana ia barusaja membeli sebuah cheesecake.

Sepanjang jalan ia menggumam lagu kesukannya, tidak mengindahkan cuaca yang mulai semakin dingin. Ia juga tidak keberatan untuk berjalan jauh memutar dari rumahnya hanya untuk membeli makanan kesukaan dari seseorang yang diam-diam ia puja itu.

Melewati jalan yang kini dipenuhi daun-daun kering yang berguguran, ia sesekali berjongkok lalu memungut daun kering itu dan meniupnya. Tertawa sendiri ketika sadar angin berhembus menyebabkan daun-daun yang masih berada di tangkai mulai jatuh.

Setelah hampir 15 menit ia berjalan, akhirnya kini ia sampai ditempat yang ia tuju.

Tubuhnya menggigil ketika angin kembali bertiup. Membuatnya bergegas menekan bel dari rumah dengan pagar yang tinngginya hampir sama dengan dagunya.

"Oh sial kenapa jadi sedingin ini." Rutuknya gemas, sembari dengan jahil ia terus menekan bel tanpa ada jeda. "Yuipoooonnn!!!" kini ia berteriak. Terserah nanti ada tetangga yang marah, salahkan saja Kobayashi Yui yang tak kunjung membuka pintu.

Hampir 5 menit berdiri, dan beberapa kali lengkingan hebat menyebut nama penghuni rumah, akhirnya gadis yang ditunggu pun tiba. Masih memakai jaketnya yang ia eratkan sembari mendekat, wajahnya yang selalu sayu itu terlihat jengkel.

"Ugh! berisik sekali!!!" Yui protes, membuka pagar lalu meninggalkan tamunya itu cengengesan sambil menutup pagar.

"aku mengirimimu pesan loh." Ucapnya pelan dibelakang Yui, giginya bergemeletuk karena kedinginan.

"hpku mati. kupikir kau datang terlambat seperti kemarin."

"ah itu kan hanya kebetulan aku sedang ada urusan, kali ini aku benar-benar akan menemanimu seharian. Hehehe. Buatkan aku coklat panas dong." Pintanya sedikit memelas, menampakan senyumnya yang membuat Yui jengkel. Tapi ia akhirnya menurut juga, pergi ke dapur lalu membuatkannya apa yang diminta.

Gadis itu menyimpan cheesecake yang ia bawa diatas meja, duduk di sofa dan menyalakan televisi.

Sudah seperti rumah sendiri.

"apa tidak masalah? Kau benar tidak keberatan?" Yui bertanya, sembari tangannya meletakan mug berwarna putih berisi coklat panas.

"tidak apa-apa kok, lagipula tidak ada yang harus aku kerjakan. Lebih baik menemanimu 'kan? Daripada sendirian. kenapa sih? biasanya juga seperti ini.."

Yui menatap gadis yang kini sibuk meniup-niup asap dari mug yang ia pegang.

"Dani..."

"hmm?"

"terima kasih ya."

"eh? Untuk apa? Kenapa tiba-tiba? Duh aku jadi tidak enak." Ia berkata kemudian meminum coklat panasnya. "tenang saja, aku akan disini sampai orang tuamu pulang kok. Bisanya juga seperti ini. apa karena akhir-akhir ini aku terlalu sering?"

Yui menatap gadis yang ia panggil dengan Dani itu dalam diam. keduanya sibuk dengan kegaiatan masing-masing.

"oh ya aku membawakan cheesecake untukmu." Celetuknya.

RandomWhere stories live. Discover now