Duka Ibuku - Buah Pena: Muh Salman Al Farisi

117 5 0
                                    

Meringkih, berduka tertusuk nestapa

Coba dengarkan suaranya

Siapakah dia, siapa yang merintih itu

Dia adalah Ibu Pertiwi

Yang menangis tiada iba bersama

Mengapa air matanya bagai sungai mengalir

Mengapa laranya sekencang kilat mengamuk di sana

Tidak akan ada asap tanpa sepotong api

Dan ibuku ini bersedih atas seutas asal

Di sana, di ufuk timur itu

Adalah tempat layaknya mentari bercahya

Selimut hangatnya, untuk tunas bangsa seorang

Namun, tega sekali dia

Teganya mendung itu tutupi sang mentari

Rasuki jiwa setiap tunas di sana

Tunas cerahnya bangsa ini

Yang akan menjadi pohon rindang bersemi

Kini tlah layu termakan arus modern

Coba jernihkan dan pikirkan semata

Apakah mendung itu

Bukan hanya alasan lara Bunda Pertiwi

Mendung itu perlambang pikiran kalian

Pikiran kalian para masa depan bangsa

Yang kini kotor tergores globalisasi

Yang kini hilang jati diri tak lagi murni

Kita adalah bagian doa Ibu Pertiwi

Doanya agar kita dapat bermakna

Lukis cerah waktu datang bangsa ini

Namun jika kita adalah mendung itu

Lalu siapa, siapa yang akan menjadi atap

Teduhi, dan mengayomi setiap warga bangsa ini

Jangan sampai kita jadi mendung itu

Yang Berjaya cucurkan air matanya

Atas semua tindak yang akan terjadi

Sepantasnya pancasila yang jadi pelindung

Pemberian ibu kita, Ibu Pertiwi

Salman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang