✨3 makhluk di sekitar kampus

9.9K 584 44
                                    

Ospek pun selesai. Hari ini kami sudah menjalani hari hari kami sebagai mahasiswa di kampus ini.

Kiki sudah pamit duluan akan ke kelasnya. Kulihat Danu sedang berjalan santai sambil membaca sebuah selebaran. Aku berlari kecil mengejarnya.

"Pagi, bro!" sapaku dengan nada sedikit kencang.

"Ih Ngagetin aja.," ucap Danu sambil menekan dadanya.

"Hehehe. Habis nya kamu serius banget. Jalan aja nggak pakai mata."

"Ya iyalah, mana ada jalan pakai mata. Pakai nya kaki, Aretha!"

Aku tertawa lepas dibuatnya. Kemudian melirik selebaran yang dia pegang.

"Baca apaan sih? Serius banget?"

Danu menunjukan kertas itu, "Nih baca sendiri," katanya lalu memberikan kertas itu padaku .

Saat kubaca ternyata itu adalah ajakan untuk mengikuti kegiatan pentas seni yg akan diselenggarakan sabtu ini.

"Ikutan, Tha?"

"Mm... Gak tau lah, Dan. Kamu gimana? "
Aku dan Danu memang saat SMU dulu sering nge-band bersama .

"Males deh rasanya. Kita nonton aja deh, Tha. Lagian juga kita masih baru kan. Anteng dulu aja deh. Sambil lihat sikon.. Iya, nggak?" ujar Danu semangat.

Akhirnya kami berdua berjalan beriringan ke kelas .
Panggilan seseorang membuat langkahku terhenti. Saat menengok rupanya Radit sedang berlari mendekati kami.

"Cowok lu, tu. Masuk dulu ah gue. Nanti dikcacangin lagi," kata Danu.

Radit terlihat segar hari ini. Dia mengenakan kemeja hijau muda dengan rambut yang terlihat rapi dan mengkilap.

"Kenapa, Dit? " tanyaku saat dia sudah berada di hadapanku.

"Kamu udah sarapan belum?" tanya Radit dengan nafas tersengal sengal .

"Belom. Nanti aja. Habis kelas selesai. Kenapa?"

"Temenin sarapan yuk.. Lagian kelas juga belum mulai kan."

Aku diam sambil berfikir .
"Ai, ayok dong. Aku kangen tau sama kamu," rengek nya manja.

Tanpa jawaban apa pun lagi dariku, tangan ku malah ditarik Radit menuju kantin.

Kami memilih bangku yg di pojok sendiri. Suasana kantin cukup ramai. namun tidak seramai biasanya.

"Kamu pesen apa, sayang? " tanya Radit

"Bubur ayam aja deh."

"Sama teh anget kan? Aku yakin perut kamu belum keisi apa apa kan? " ujarnya sambil tersenyum manis padaku.

"Iya deh iya, Ay. Terserah kamu aja sayang. Buruan gih, pesen. Aku laper."

Dia mengacak acak rambutku gemas, lalu berdiri memesan makanan untuk kami berdua.

Beberapa mahasiswa di sini memang agak berbeda dari yg lain. Sama seperti yg kulihat saat ospek kemarin .

Dari luar kantin, ada beberapa gerombolan kakak tingkat ku sedang berjalan menuju ke sini. Sepertinya mereka termasuk mahasiswi populer di kampus. Mereka sekumpulan wanita yg berpenampilan modis, cantik, dan pastinya selalu menjadi pusat perhatian banyak orang.
Karena saat mereka datang, hampir semua orang melihat ke arah mereka dengan ekspresi takjub, kagum, dan seperti terhipnotis dengan kecantikan mereka.

Namun ... Aku sedikit ngilu melihat di kaki kaki mereka.
Di kaki mereka masing masing, ada sesosok anak kecil yg terus bergelayut memeluk kaki mereka.

Korban aborsi.

sosok anak kecil itu, sungguh menyedihkan, ada yg hanya berupa janin yg masih belum utuh anggota badannya.
Ada yg sudah lengkap, namun tetap saja, aku malas melihat hal ini di pagi hari yg sejuk ini.
Merusak pemandangan saja .

TWINS INDIGO(goes to campus) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang