✨4

9.3K 517 41
                                    

Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan.
Darah adalah darah.
Dan tangis adalah tangis.
Tak ada pemeran pengganti yg akan menanggung rasa sakitmu.

~Dee Lestari~~
==========

Malam ini aku di kos sendirian. Kiki sedang berkencan dengan Doni. Rasanya kegiatan seharian tadi benar benar menguras tenaga dan pikiran ku.

Setelah membuat secangkir susu hangat, aku duduk di depan laptop.
Sekarang baru pukul 20.00.
Tapi keadaan sekitar kos sudah sepi, sebenarnya tadi, sekitar pukul 18.00 hingga pukul 19.00 suasana kos cukup ramai masih ada beberapa teman satu kos ku yg berkeliaran.

Hujan baru saja mengguyur kota ini, dan kini hanya menyisakan gerimis kecil saja di luar.

Tak...
Tak...
Tak...

Terdengar seperti ada yg melempari pintu kamar ku dengan kerikil.

Siapa yang iseng, yah? Batinku .

Aku berdiri dan berniat melihat ke luar, aku menyingkap korden yg ada di jendela kamarku sedikit dan mengintip keadaan di luar.

Sepi

Tidak ada satu pun orang di luar.
Ponselku berdering menandakan ada chat yg masuk, saat aku akan berbalik suara lemparan kerikil itu kembali terdengar. Akhirnya aku kembali melihat ke luar.

Deg!!

Sosok itu lagi !
Sosok wanita penghuni kos yg waktu itu ku lihat. Dia sedang berdiri di seberang kamar ku, di bawah rintik hujan sambil menunduk diam membeku. Rambutnya yg acak acakan dan panjang terurai menutupi sebagian wajahnya, dia memiringkan kepalanya dan perlahan melihat ke arahku sambil menyeringai

Segera ku tutup korden ini, dan mundur perlahan menjauhi jendela .
Ponselku berdering nyaring. Kali ini bukan pesan yg masuk, tapi panggilan telepon.

Radit.

Kuraih dan segera menjawab panggilan telepon darinya

"assalamualaikum..."

"Wa alaikum salam, sayang."

"kenapa, Dit?"

"Kamu lagi ngapain?"

" aku lagi ...."

Suara guyuran air dari kamar mandi kamar membuat lidahku kelu. Jantungku seakan berhenti berdetak.
Keringat dingin mengalir di sekujur tubuh. Bahkan teriakan Radit tak ku hiraukan. Aku takut, tapi aku juga penasaran. Kuletakan ponsel di kasur.

Lalu melangkahkan kaki turun dari ranjang dan mendekat ke kamar mandi. Aku harus melihat siapa yg ada di dalam kamar mandi kamarku. jelas sekali bukan manusia.

Saat sudah dekat dengan pintu kamar mandi, aku berhenti sejenak untuk sekedar mengumpulkan keberanian.
Memang ini bukan pertama kali nya aku berurusan dengan makhluk astral, hanya saja entah kenapa aku takut sekali saat ini.

Klek.

Pintu berhasil ku buka, pelan pelan ku dorong agar terbuka sepenuhnya.

Glek .

Aku bahkan sampai menelan ludah melihat apa yg ada di depanku .
Sosok yg tadi di depan kamar kini ada di hadapan ku. Dia sedang jongkok di atas bak air, dan bermain air sambil sesekali membuang air itu secara sembarangan.

Aku terdiam, badanku benar benar kaku, tidak bisa ku gerakan. Otak ku menyuruh ku untuk segera pergi meninggalkan tempat ini sekarang juga. Tapi respon yg ku terima justru menyuruhku tetap diam dan terus melihat sosok itu.
Dia menoleh padaku sambil menyeringai, wajahnya mengerikan. Daerah sekitar matanya hitam, namun bola mata nya putih dan meninggalkan satu titik hitam di tengah nya, kulitnya retak retak, bibirnya hitam dengan wajah pucat. Bahkan benar benar pucat. Hawa dingin sangat menusuk tulang.

TWINS INDIGO(goes to campus) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang