Pagi ini, Zee menghampiri gua dengan membawa sesuatu. Sepertinya sih buku. Zee makin mendekat,
"Zafran..." panggilnya pelan.
"Apa?" tanggap gua dengan nada malas.
"Aku boleh duduk disamping kamu?" tanyanya, gua menghembus nafas kesal.
"Duduk tinggal duduk." tukas gua.
"Hmmm, nih buat kamu."
"Buat apaan ini?" tanya gua sesaat setelah Zee memberikan bukunya ke gua.
"Itu buku," sahutnya. Gua mendecak lalu menatapnya kesal.
"Iya gua tau, tapi buat apa?" tanya gua lagi.
Namun saat Zee ingin bicara, guru terlanjur masuk sebelum bunyi bell dan mau tak mau Zee langsung duduk di kursinya.
"Buku apaan ini?" gumam gua pelan.
"Ayo ketua kelas siapin, Zafran! Masukin headset kamu." tegas pak guru yang langsung membuat gua malas.
Gua pun langsung memasukan headset didalam tas, dan bell pun berbunyi. Setelah bell berbunyi dan ketua sudah mempersiapkan untuk memulai pelajaran, guru
"Kumpulkan tugas kalian! Jika ada yang belum mengerjakan tugas akan bapak hukum dan tidak mendapat nilai!" Ucap pak guru dengan lantangnya.
"Mampus." ucap gua dalem hati. Terkutuklah kau tugas!!!!
Gua belum ngerjain tugas sama sekali. tetapi saat Zee ingin ngumpulin tugasnya, malah Zee suruh gua buka buku yang dia kasih, dan pas gua buka ternyata tugasnya udah dikerjakan oleh Zee.
Fiuh...
"Zafran tugas kamu mana?" ucap pak guru dengan toa nya.
Gua pun langsung bangkit dari tempat duduk gua dan berjalan ke meja guru sambil membawa ke meja buku Zee.
"Nih pak" sahut gua malas.
"Bagus fran, setiap hari kaya gini kalau bisa, jangan suka dengerin lagu terus ya nanti kamu jadi males ngikutin pelajaran saya." sahut bapak guru yang tersanjung dengan gua tapi,
"Apa pak? Maaf ya pak, Adele pernah berkata 'I don't make music for eyes. I make music for ears.' Saya belajar menggunakan mata untuk melihat dan untuk memahami saya menggunakan otak, tapi tidak dengan kuping saya pak" sahut gua dengan nada tinggi yang ditahan sambil berjalan ketempat duduk.
"Zafran, keluar dari pelajaran saya!" teriak pak guru dengan lantangnya sambil berdiri lalu menunjuk keluar.
Gua pun mengambil headset di tas dan handphone lalu berjalan keluar kelas.
"Orang yang gak ngerti seni gak akan bisa memahami musik itu apa," sahut gua didepan pintu kelas dan duduk di teras kelas.
Waktu demi waktu berlalu, suara bell istirahat pun berbunyi.
Ketika Zee dan temennya ingin keluar kelas, gua bangkit lalu menghampiri Zee."Zee." panggil gua yang berjalan dan lalu berdiri di hadapannya.
"Ya?" jawabnya yang kebingungan dengan raut wajah malu-malu.
"Zee, gua kekantin duluan ya" bisik Shinta, sahabatnya Zee.
"Dahh..." sahut shinta sambil melambaikan tangan ke gua dan Zee
"Hmm...Temenin gua kekantin yuk," ajak gua yang sebenernya bingung basa-basi.
Zee melangkahkan kaki dan tersenyum, berarti tandanya dia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zafran
Teen FictionMenceritakan seorang laki-laki pindahan dari palembang ke bekasi, dan bertemu seorang perempuan yang merubah sifat dia. Udah ah deskripsinya belom sempet dipikirin. Intinya yagitu, ohiya ini cerita pertama saya jadi maklumin kalo ada kekurangan kata...