Fumori masuk ke officenya bersama Yuki yang mengikutinya dari belakang.
Fumori terus duduk di kerusi CEO dan menatap Yuki yang berdiri tidak jauh darinya.
"Sini."panggil Fumori lembut kepada Yuki.
Yuki menatap Fumori dan ragu ragu mahu pergi atau tidak.
Setelah berfikir Yuki menapak ke arah Fumori.
Fumori menarik tangan Yuki lembut dan menghadap Yuki ke arahnya.
"You are so beutiful and cute."puji Fumori sambil mengusap usap pipi Yuki.
Yuki memandang aneh ke arah Fumori. Kenapa dengannya ya sangat pelik tiba tiba memujinya.
"Ke- kenapa Tuan Fumori. Anda kenapa? Sakit?"tanya Yuki tergagap sebab gemuruh dengan tatapan Fumori yang menajam.
Fumori menyeringai menatap Yuki yang terlihat polos itu. Aduh comel bangat si Yuki ini kenapa.
Fumori menarik Yuki duduk di pangkuannya sambil menatap bibir merah bak delima.
Perlahan lahan Fumori mendekatkan bibirnya dengan bibir Yuki yang mungil dan merah.
Fumori memasukkan lidahnya dan melaga lagakan lidahnya dengan lidah Yuki.
Yuki hanyut dengan belaian lidah Fumori yang menciuminya.
"Fu...mori... san...Aghh..."desah Yuki tertahan.
Fumori melepaskan pagutan bibirnya dan menatap Yuki yang termegah megah mengambil nafas.
"Sangat manis bibirmu Yuki."goda Fumori dan dapat melihat wajah Yuki yang merona kerana malu.
Brakkk
Bunyi pintu dirempuh mengejutkan Yuki yang still duduk di riba Fumori.
Fumori menatap Sakurai Hinata a.k.a pekerjanya yang selalu mengodanya tiap saat.
Hinata memandang tajam ke arah Yuki yang duduk di riba kekasihnya itu.
Hinata dengan geram menarik tubuh kecik Yuki dan menolak sehingga jatuh daripada ribanya Fumori.
"Berani beraninya kamu duduk di ribanya kekasihku ya."marah Hinata kepada Yuki yang muka berkerut kerana ulahnya.
"Ma- maafkan saya Hinata- kun."kata Yuki dengan susah payah. Sakit hatinya sakit sekali mendengar ucapan Hinata lebih sakit daripada jatuh tadi.
"Kau kenapa Hinata- san. Masuk ketuk pintunya dulu sebelum mahu masuk."marah Fumori.
"Kamu ok Yuki- chan."ujar Fumori sambil menarik Yuki untuk berdiri.
Hinata memandang tajam ke arah tangan Fumori yang berada di pinggangnya Yuki.
"Aku tolak sedikit bukan lebih."ujar Hinata tanpa mengaku kalah. Hinata memandang dari atas sampai bawah penampilan si Yuki itu. Cantik sih cantik tapi aku lagi cantik la tidak kalah sama si Yuki lah. Aku punya lagi mantap dan besar lah daripada dia kecil sampai tidak akan perasan kalau ada. Aku punya badan montok dari dia kurus kecil dan tidak nampak seperti dewasa.
"Kamu mahu apa masuk ke officeku Hinata- san."tanya Fumori sambil duduk di sofa dengan Yuki.
"Aku mahu lihat kamu sahaja sayang tidak sangka ada peganggu di sini." Hinata tatap sinis ke arah Yuki yang menundukkan kepalanya.
"Tidak penting sama sekali kamu itu tidak punya kerja lain ya selain mahu lihat aku. Kamu mahu aku buang atau apa Sakurai Hinata."ucap Fumori tajam.
"Ti- tidak mahu. Aku bukan tidak ada kerja tapi aku hanya ingin lihat kamu itu saja aku rindu sama kamu."
"Rindu? Kamu kira aku rindu sama kamu?"
"Walaupun kamu tidak rindu sama aku tidak apa apa aku tidak peduli kamu itu aku punya tidak yang lain lagi lagi dia itu si Yuki jalang."Hinata bercakap sinis sambil tersenyum menang ke arah Yuki yang terkejut menatapnya. Aku tidak akan kalah dengan kau Yuki idiot.
"Dia tidak jalang jangan suka menghina orang terus Hinata. Kamu itu lagi jalang asal tahu saja."
"Apa!!! Kamu menghina aku. Aku ini kekasihmu Fumori- san."
"Jangan bergurau deh. Siapa kekasih sama kamu. Aku tidak ingin. Aku lebih rela sama si Yuki jalang ini daripada sama kamu."Fumori tersenyum sinis ke arah Hinata.
"Tidak akan!!! Aku akan hancurkan kamu Yuki. Kamu tidak akan bahagia kalau kamu dekat dekat sama Fumori."Hinata tersenyum sinis dan melangkah keluar.
Muka Yuki pucat lesi dia tidak mahu terjadi sesuatu kepadanya atau kepada sesiapa yang dekat dengannya. Tidak itu tidak akan terjadi. Jangan lakukan apa apa Hinata. Aku akan menjauh dari Fumori kalau itu yang kamu mahu. Tapi bagaimana caranya mahu jauh dari Fumori kalau begini.
Yuki bingung dan kesal dalam bersamaan.
"Jangan fikir dengan ucapan perempuan itu. Kau berani jauh dari aku Yuki kau akan terima balasan yang cukup setimpal. Asal kamu tahu itu ya sayang."Fumori seringai apabila melihat Yuki yang semakin pucat di sebelahnya.
Fumori berdiri dan melangkah setapak untuk menuju di meja kerjanya.
Yuki merayu dengan Fumori sambil memegang kedua dua belah kaki Fumori.
"Jan- jangan Tuan saya ti- tidak akan menjauhkan diri dari Tuan."rayu Yuki sambil menatap Fumori yang memandangnya sambil tersenyum.
Gimana gimana gimana hohoi... Ini cep seterusnya hihi... Asikkk... Jangan lupa menvote cerita ini yaaa...
Jyaaa~~~