Kasih Ibu

52 6 0
                                    

Malam ini Hwe Ji merenung. Wanita dengan darah korea yang mengalir di tubuhnya itu terpaku begitu sampai rumahnya. Ia melihat di dapur banyak sekali makanan yang dapat dipastikan kalau ibunya yang membuatnya.

Pagi tadi ibu tersayangnya itu harus kembali ke Indonesia dikarenakan eyangnya sedang kritis di rumah sakit Jakarta. Eyangnya itu memang memiliki penyakit komplikasi ditambah usianya yang semakin hari semakin berkurang membuat ibu Hwe Ji resah ingin pulang ke kampung halaman. Tapi ia tidak menyangka kalau ibunya itu tetap mau direpotkan untuk menyiapkan makan untuknya juga ayah, dan adiknya. Bahkan rumah sudah rapi dan kulkas sudah diisi dengan banyak makanan.

Hwe Ji mengeluarkan handphone-nya kemudian membuka aplikasi chat untuk menelepon video ibunya.

"Eomma!" seru Hwe Ji saat paras lelah namun ayu khas wanita Indonesia itu nampak di layar handphone terbarunya.

"Kau baru pulang? Sudah makan?"

Hwe Ji mengangguk singkat kemudian tersenyum tipis kepada ibunya. "Aku sudah pulang, tapi belum memakan makananmu. Aku sedih melihat makanan yang ibu buatkan," ujar Hwe Ji lirih.

"Waeyo?** Bukankah itu makanan favoritemu?" Mata Ibu Hwe Ji membeliak.

"Iya. Itu makanan favorite-ku. Aku hanya sedih karena eomma sangat perhatian pada kami di sini. Eomma mau dibuat sibuk sebelum pergi ke Jakarta."

Nampak senyum kecil terbit di bibir Ibu Hwe Ji. "Dibuat sibuk oleh kalian adalah kesenangan eomma. Menjadikan kalian prioritas adalah tugas eomma."

Dan Hwe Ji tahu alasan mengapa ayahnya sampai rela menikah dengan ibunya yang beda warga negara, beda warna kulit. Karena ibunya adalah sosok bertanggung jawab dan penuh kasih.

******

Footnote:
* Ibu
** Kenapa?

Xoxo
R.N
20.10.17

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang